Bab 4 - Sapaan Naren

12.5K 1.2K 562
                                    

Apa yang terjadi dalam hubungan lo di masa lalu wujud proses pendewasaan.

~Janji yang Ternoda 2 (AniNaren)~
Karya Mellyana Dhian

***

Info! Ada perubahan nama tokoh baru jadi Shafa

***

Shafa bergegas menyusuri taman rumah Lin dan Salim. Dia hanya terus berjalan cepat karena pesan yang dikirim Naren kepadanya. Nyaris saja dia terjatuh karena tersandung batu. Sepatunya agak kotor dan kakinya terasa sakit tapi dia abaikan itu.

"Ekhmm."

Dehaman Naren membuat jantung Shafa nyaris merosot ke perut.

Naren tertawa pelan melihat ekspresi gadis itu. "Seperti dengar suara ketawa kuntilanak saja kamu sampai kaget begitu."

Shafa masih mengatur napasnya. "Masih sakit kepala, Mas?" Tadi Naren mengatakan bahwa kepalanya terasa berat dan pusing. Shafa yang kebetulan di pendopo bersama Lin pun langsung menyusul ke taman belakang.

"Sudah mendingan. Baru saja aku dipijat Pak Ujang."

Di belakang Naren, Pak Ujang meringis sambil mengangkat jempol. Sementara Naren sesekali memejamkan mata merasakan sensasi pijat dari pegawai mamanya itu. Gadis itu pun merasa cukup tenang.

Naren kembali membuka mata saat Shafa menyodorkan obat kepadanya.

"Terima kasih. Padahal yang penting pijatan Pak Ujang. Tidak perlu obat."

"Tante yang kasih. Katanya kalau Mas Naren sakit kepada biasanya minum obat itu."

Shafa masih ingin melihat Naren tapi kondisi menbuatnya kikuk. Apalagi Bayu datang menyapa. Dia akan menbiarkan Naren dan Bayu mengobrol bersama setelah sekian lama mereka tidak berjumpa. Tak berapa lama tubuh Shafa hilang di balik tembok rumah.

"Itu perempuan yang Tante Lin bilang ya?" Bayu bertanya.

Naren menganggukkan kepala. "Sebat dulu." Tangannya memberikan kotak rokok kepada Bayu.

"Udah gak ngerokok gue. Lo sekarang perokok aktif banget ya."

"Biar gak stres."

Bayu duduk di kursi kosong samping Naren. Pak Ujang masih memijat. "Kalo gue jadi lo, bakal pusing sih ngurus perusahaan papa lo yang bercabang-cabang itu. Tapi gue tau banget penyebab stres lo itu cewek, kan?"

"Lo pikir dunia ini cuma tentang cewek?" jawab Naren agak sadis. "Gue bisa hidup tanpa perempuan kecuali mama."

"Bukan berati satu perempuan jahat sama lo, lo harus jahat sama semua perempuan di dunia ini, Ren. Maafin dia."

"Gue maafin."

"Pasti ada alasan."

"Lo masih suka sama dia? Ngebela terus." Dia yang Naren maksud yaitu Anin. Naren tidak lupa kalau Bayu pernah secara terang-terangan mengatakan suka dengan mantan istrinya itu.

"Mulut lo minta disumpal pake sandal? Gini-gini gue udah ada yang deketin ya"

"Mana? Lihat fotonya!"

"Males. Nanti lo rebut."

Naren terkekeh. Guyonan yang tidak masuk akal. "Lo gimana? Hotel lancar?"

"Awalnya sudah apalagi setelah pandemi. Sekarang udah lumayan lancar. Omset gue udah bisalah buat berkeluarga. Tabungan anak, tabungan istri, dana darurat, dan dana dana lainnya aman."

Janji yang Ternoda 2 (AninNaren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang