Bab 17 - Sepedih Ini

13.8K 1.3K 1.2K
                                    

Setelah aku mengenalmu, semua lelaki terasa kurang. Apa aku yang terlalu menilaimu sempurna?

~Janji yang Ternoda~
Karya Mellyana Dhian

***

Kalau mencintai seseorang itu semudah mematikan saklar lampu, Shafa sudah menekan tombol off sejak dulu. Sayangnya tidak semudah itu. Hatinya masih saja mengharapkan Naren. Lelaki yang menurutnya belum berhasil selesai dengan masa lalunya.

Waktu itu, Shafa begitu senang diajak berkunjung ke makam anak Naren. Dia merasa mulai diterima sebagai anggota baru. Dia bangga diperbolehkan sedikit tahu tentang masa lalunya, tentang kehidupan Naren yang mungkin akan bersamanya di masa depan. Namun, siapa sangka? Shafa malah melihat Naren dan Anin saling tatap sambil berhadap-hadapan. Shafa tidak bodoh. Dia bisa melihat sorot rindu di mata Naren kala itu.

"Mbak, tadi dicari Ustad Arkhan. Katanya mau diajak diskusi soal lomba literasi santri." Adik Shafa memberi tahu.

Shafa yang baru pulang dari mall bersama Naren tampak letih. Dia duduk di sofa sambil memijat kepalanya yang terasa pening.

"Iya. Sekarang tolong bilangin ya ke Ustad Arkhan kalau ketemu bada Isya saja di kantor guru."

"Mbak itu suka jadiin aku kantor pos." Bibirnya cemberut.

"Bukan gitu."

"Mbak kan punya HP. Apa susahnya cari nomor Ustad Arkhan terus ngetik dan kirim pesan?"

"Mbak males." Kalau ada satu pesan dari Shafa nanti akan ada balasan bertubi dari Ustad Arkhan. Belum lagi pesan pesan yang bermaksud memanjangkan percakapan. Shafa sangat menutup diri. Dia menggambarkan kalimat kalimat yang viral di internet 'semenjak kenal kamu standarku jadi gak biasa. Mau berapa pun orang yang suka sama aku, kalau kamu orang yang aku suka, aku bisa apa?'

"Tuh kan. Kalau aja telfon dari Mas Naren, pasti langsung diangkat." Adiknya tahu betapa Shafa mencintai Naren.

"Hus." Shafa meminta adiknya diam. "Gimana kalau abah atau umi dengar?"

"Biarin."

"Dasar nakal!"

"Umi kan bilang Mbak, jangan mencintai orang yang tidak mencintai kita. Sakit."

Memang sudah menjadi rahasia umum di keluarganya bahwa cinta Shafa seperti cinta bertepuk sebelah tangan. Entah sudah berapa banyak lelaki yang melamarnya dan mendapat penolakan termasuk Ustad Arkhan. Mengapa juga Shafa begitu menghindari lelaki itu? Karena dia murid kesayangan abahnya. Dia berpotensi menjadi suaminya lebih kuat dibanding kandidat lain. Abahnya pun sudah sering mengkode untuk menjodohkan keduanya. Itu juga yang Shafa khawatirkan. Kalau Naren terus terusan tidak jelas begini, bagaimana kalau dia dipaksa menikah?

Perkenalan Naren dan Shafa bermula saat Naren datang ke pesantren untuk menimba ilmu. Dia berguru dengan Abah sampai sekarang. Karena itu Naren sering ke rumah. Diam-diam Shafa kagum, mencari tahu, lalu terjalan komunikasi di antara keduanya.

"Ya kan Mbak? Mas Naren gak suka sama Mbak Shafa?"

"Anak kecil gak usah sok tau," kesal Shafa.

"Mbak!" Dia pun ikut bete. "Aku udah SMA. Aku udah gedhe. Aku udah punya KTP. Tahun depan aku mau nikah muda. Aku mau lompatin Mbak Shafa yang nunggu orang gak jelas kayak Mas Naren."

"Gak usah halu mau nikah muda Dek. Banyak ilmu yang harus kamu gali sebelum menikah."

"Kan kalau suaminya paham agama bisa belajar bareng."

Janji yang Ternoda 2 (AninNaren)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang