12

434 61 14
                                    

"Selamat Chika... Gak nyangka, bucinnya sama siapa, nikahnya sama siapa." Ucap Eli.

Hari ini, pernikahan Chika dan Vion berlangsung. Status Chika yg masih seorang mahasiswa, tidak menjadi masalah buat Vion. Chika masih bisa melanjutkan kuliahnya setelah ini.

Saat para tamu undangan sudah mulai sepi, Chika duduk sebentar.

"Capek ya?." Tanya Vion.

Chika mengangguk.

"Ini boleh dilepas aja gak?." Ucap Chika menunjuk hells nya.

Ia sudah mulai tidak nyaman memakainya.

"Emkk." Tiba2 Chika merasa sedikit mual.

"Please jangan sekarang." Gumam Chika.

"Sayang, kamu gak pp kan?." Tanya Vion.

"Gak pp kok. Gak pp." Ucap Chika.

"Sebentar ya nak.." Ucap Chika lirih sambil mengusap perutnya.

Hari itu, Chika berniat untuk menggugurkan kandungannya. Namun, ia baru ingat, anak yg ada didalam kandungannya ini tidak salah, kenapa harus dibunuh juga. Ia berhak hidup. Chika akan menjaganya.

Vion? Soal Vion, Chika sudah mengatur rencana.

Malam itu setelah acara pernikahannya dengan Vion, mereka pulang ke rumah Chika.

"Kamu mau mandi sekarang?." Tanya Vion pd Chika.

"Iya." Jawab Chika.

Ia meminta tolong pada Vion untuk melepas kancing gaunnya yg ada dibelakang. Hal itu membuat punggung Chika terekspose. Vion menciumnya lembut. Tiba2 Chika merasa deg2an.

"Wangi banget." Ucap Vion.

Chika hanya diam. Menahan diri untuk tidak terpancing lebih dulu.

Setelahnya, ia langsung bergegas ke kamar mandi. Vion hanya tersenyum.

"Bagaimana kalau setelah ini Vion akan meminta hak nya? Aku belum siap. Tapi aku juga gak bisa terus2an menutupi ini. Perut ku akan semakin membesar." Gumam Chika didalam kamar mandi.

Hampir 1 jam kemudian, Chika sudah selesai bersih2. Ia keluar kamar mandi dan meminta Vion agar segera mandi juga.

Tak berselang lama, Vion sudah selesai dengan urusan bersih2nya. Ia menghampiri Chika yg sedang merebahkan dirinya di kasur.

"Capek?." Tanya Vion.

Chika tersenyum dan mengangguk.

"Cium boleh?." Tanya Vion lagi.

Chika mengalungkan kedua tangannya dileher Vion. Ia sedikit mengangkat tubuhnya krn Vion duduk sedikit menunduk.

"Lebih dr cium juga boleh kok." Jawab Chika.

Setelah melempar senyuman, Vion mencium bibir Chika dan perlahan mulai melumatnya.

Malam ini, Chika akan memberikan hak Vion sepenuhnya. Ia sudah menjadi milik Vion sekarang. Dan mulai hari ini, Chika berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan melupakan Aran dan akan mencintai Vion.

Chika yg sudah memutuskan semua akses Aran agar tidak bisa menghubunginya lagi. Bahkan ia juga menutup akses teman2nya yg mengenal Aran, agar Chika tidak mendapatkan informasi soal Aran lagi. Ia akan benar2 melepaskan Aran.

Harusnya ia bisa merasakan nikmatnya berhubungan suami istri secara sah malam ini, namun saat Vion tengah asik mengobrak abrik lubangnya dengan lidahnya, Chika justru menangis. Ini sangat jahat jika Vion mengetahui kebenarannya, dan ini sangat tidak adil bagi Aran. Aran berhak tahu bahwa Chika sedang mengandung darah dagingnya. Dalam desahannya, Chika menyeka air matanya.

Oke.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang