21

615 68 21
                                    

"Gimana? Aman?." Tanya Oniel pada anggotanya.

"Sudah aman, hanya saja mereka berhasil kabur." Jawab salah seorang anggotanya.

"Arrghh.. Sakit banget! Peluru apa ini?." Ucap Aran saat bahunya tengah diobati oleh petugas medis disana.

Beberapa menit yg lalu saat Aran yg tengah mengerjakan beberapa laporan didalam tenda basecamp nya, tiba2 tertembak dr arah belakang tepat mengenai bahu sebelah kirinya. Aran sangat terkejut saat merasakan sesuatu merobek bahunya.

Lantas, mendengar adanya suara tembakan dr arah basecamp tersebut, beberapa anggota Aran yg berjaga disekitar basecamp, langsung berpencar. Ada yg ke tenda untuk menemui Aran, dan beberapa lagi menyusur tempat dimana penembak itu kira2 berada.

Namun sayangnya, hingga bahu kiri Aran diobati, pelaku tersebut tidak tertangkap dan wilayah sekitar basecamp tersebut sedikit mencekam.

"Sniper?." Tanya Aran saat bahunya sudah selesai diobati.

"Anak2 bilang, kalau dilihat dr luka lo, ini bukan sniper." Jawab Oniel.

"Ke basecamp sekarang. Kumpulin anak2." Perintah Aran.

Oniel segera menghubungi semua anggotanya agar berkumpul di basecamp bersama Aran.

....................

Tiba saat malam hari.

"Dafa udah tidur?." Tanya Aran.

Ia sedang melakukan panggilan telfon dengan Chika.

"Udah. Lumayan dr tadi."
Jawab Cgika.

"Chik, maaf kalau baru bisa ngasih
jawaban sekarang. Untuk hasil dr
test yg pernah aku sama Dafa lakukan,
aku akan tanggung jawab soal itu."
Ucap Aran.

"Kamu benar, Dafa butuh sosok
ayah disampingnya." Lanjutnya.

"Ran, bisa kan kita mulai lagi
dari awal?." Tanya Chika pelan.

Aran tampak berfikir sejenak.

Sudah seharian ini ia menata hati dan fikirannya. Ia benar2 tidak bisa meninggalkan salah satunya. Tapi disisi lain, terlalu sulit untuknya menjelaskan keadaan ini pada keduanya.

Bukan cuma Shani yg ia prioritaskan sekarang, tapi Chika juga mulai masuk ke dalam pikirannya.

Bagaimana kisah cintanya bersama Chika yg diakhiri hanya dengan perasaan benci dr pihak Chika, sedang Aran sangat mencintainya waktu itu.

Dan hadirnya Dafa sekarang, seolah membuka jalan untuk Aran agar hisa kembali lagi pada Chika.

"Iya. Kita mulai lagi dari
awal." Jawab Aran setelah
beberapa saat terdiam.

Chika disebrang sana tampak tersenyum.

"Sampaikan sama mama mu,
aku baru bisa membicarakan
ini jika sudah selesai dr tugas ini."
Ucap Aran.

"Iya, nanti aku kasih tahu mama."
Ucap Chika dengan senyum
bahagianya yg sangat sulit ia tutupi sekarang.

Dirasa sudah cukup, Aran dan Chika mengakhiri telfonnya.

Setelah selesai melakukan panggilan telfon dengan Chika, Aran kembali melakukan panggilan telfon, kali ini dengan Shani.

"Hai." Sapa Aran saat telfon
sudah tersambung.

Oke.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang