13

430 61 36
                                    

"Siapa tadi yg kena ranjau?." Tanya Komandan.

"Siap saya, pak." Jawab Aran.

"Push up, sit up 100x. Lari keliling basecamp 50x. Yang lain boleh istirahat." Perintahnya.

Aran mengikuti arahan komandan.

"Gimana, ma?." Tanya Vion.

"Alhamdulillah sehat semua. Kamu dapat jagoan." Ucap mama Chika.

"Cowok?." Tanya Vion.

Mama Chika mengangguk.

Vion terlihat sangat bahagia.

"Selamat ya." Ucap bang Kevin.

"Iya, makasih bang." Balas Vion.

"Aku udah boleh masuk? Aku pengen lihat jagoan aku." Ucap Vion.

"Boleh. Cepetan, soalnya setelah ini mau dipindah ruangannya." Ucap mama.

Vion segera masuk.

"Lo gak lagi kenapa2 kan, Chik?." Gumam Aran dalam hati, di sela2 kegiatannya menjalankan hukuman.

"Gimana sih, caranya biar bisa lupain lo? Kenapa makin kesini malah sering tiba2 kepikiran." Lanjutnya.

Diruangan Chika.

"Mata sama bibirnya mirip banget sama Aran." Gumam Chika dalam hati.

Ia sedang di bantu suster untuk memberikan Asi.

Chika tersenyum.

"Ganteng banget jagoan kita. Tapi aku masih belum nemu, mana yg mirip aku." Ucap Vion sedikit tertawa.

"Mau dikasih nama siapa?." Tanya Vion.

"Em, nanti aja ya. Aku masih belum kepikiran." Ucap Chika.

Hampir menjelang malam, Aran baru saja menyelesaikan hukumannya. Ia segera bersih2, dan kembali bergabung di post dengan rekan2nya yg lain.

Baru saja kembali ke camp nya setelah mandi, Aran mendengar ponselnya berdering.

"Shani." Gumamnya saat mengetahui siapa yg menelfonnya.

"Hallo." Sapa Aran.

"Hallo, Ran." Balas Shani.

"Iya, apa?." Tanya Aran.

"Lo masih butuh informasi
soal Chika gak?." Tanya Shani.

"Emm, tadinya sih enggak.
Cuma krna lo nanya gitu,
ya udah apa?." Ucap Aran.

"Yeee..." Ledek Shani.

"Chika udah lahiran hari ini.
Anaknya cowok." Ucap Shani.

Aran tersenyum.

"Sehat semua kan?." Tanya Aran.

"Kayaknya sih gitu. Gue
cuma denger itu aja dr anak2
kampus." Ucap Shani.

"Ada lagi gak?." Tanya Aran.

"Udah sih. Itu aja. Oh iya, gue
kirim beberapa camilan sama
susu buat lo, udah nyampek
belum?." Tanya Shani.

"Gue dr tadi belum nerima
paket apa2. Mungkin besok. Ya lo
maklumi aja deh. Posisi gue ini sangat
jauh dr jangkauan kurir." Ucap Aran.

"Iya iya. Gue paham." Jawab Shani.

"Udah ya, gue mau balik dulu.
Baru selesai kelas." Pamit Shani.

Oke.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang