05. Bujuk Rayu

1.9K 82 15
                                    

Perubahan suasana hati wanita di depannya membuat Ammar tidak nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perubahan suasana hati wanita di depannya membuat Ammar tidak nyaman. Ia sudah memintanya agar berhenti membujuk, namun yang dilakukan wanita itu sekarang malah merajuk.

Tanpa menjeda kegiatan makan, ia pun menghela napas. "Kamu itu lagi hamil,"

"Raisa juga hamil kok, tapi kenapa dia dibolehin?"

"Umur kehamilan kamu sama dia beda. Kehamilan kamu udah tua dan mulai rentan."

Febi memberengut dan hampir membanting sendok yang ada di tangannya. Hal itu menimbulkan keterkejutan dari Ammar. Ammar nyaris saja mengomel namun akhirnya memilih menelan semuanya hingga akhirnya tidak mengatakan apa-apa.

Febi berdecak. Ia tidak tahu apa yang membuat dirinya menjadi sangat menyebalkan akhir-akhir ini. Ia seperti anak kecil yang semua keinginannya harus dituruti. Jika keinginannya tidak dituruti, maka ia akan menangis.

Dan pagi ini, ketika permintaannya tidak diiyakan, ia pun akhirnya menangis.

"Di belakang rumah bisa kok kalo kamu tetep mau camping," kata Ammar setelah sebelumnya mendengus mengetahui istrinya kini terisak. "Lagian Ayah itu maunya camping di hutan, Bi. Ayah cuma mau, tapi bukan berarti ngajak kamu."

"Dia nggak ngajak aku karena dia tahu, kamu pasti bakal larang."

"Ya iyalah. Kamu lagi hamil!"

Mendengar suara keras Ammar malah membuat tangisan Febi semakin kencang.

"Aku cuma mau ikut camping!"

Pria itu tidak mengerti bahwa ia sangat khawatir sekarang. Setelah sang Kakak mengatakan bahwa Minggu depan akan ada camping, ia menjadi tidak tenang. Apalagi saat Elang bilang bahwa ia tidak diperbolehkan ikut, sementara Elang sendiri akan ikut bersama anaknya.

Bagaimana bisa Elang pergi tanpa Febi?

"Di rumah aja, quality time."

Febi meredakan tangis dan buru-buru mengusap wajahnya menggunakan tangan.

Rasanya ingin menyerah dan pasrah saja untuk tetap di rumah seperti yang Ammar katakan. Namun nama seseorang yang pernah Elang sebutkan tiba-tiba muncul lagi di kepalanya. Nama itu adalah nama seorang wanita dan jika tidak salah, Ayah berniat menjodohkan wanita itu bersama Elang.

Apa jangan-jangan wanita itu ikut camping? Dengan siapa wanita itu akan tidur nanti?

Febi memundurkan kursinya. Ia dengan ragu-ragu bangkit dari duduk kemudian melangkah mendekati Ammar yang duduk di kursi seberang.

"Apa?" Tanya pria itu setelah Febi sampai dan hanya terdiam, berdiri di sisi kirinya. "Nggak boleh."

Febi mengerucutkan bibir.

"Please," katanya dengan parau. Febi mengandalkan jari telunjuknya untuk bermain-main di bahu kiri Ammar. Hal tersebut membuat Ammar heran tentu saja.

Bad Aunty : After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang