[BELUM DI REVISI]
Perasaan cintanya terhadap sang Kakak membuat Febi tidak berdaya.
_________________________
Cerita Aunty Febi setelah menikah.
❗Karena ini sekuel, jadi HARUS baca 𝗕𝗮𝗱 𝗔𝘂𝗻𝘁𝘆 dulu supaya nyambung.
Start: 08 November 2023
End:...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Merintih ketika punggungnya menubruk pintu. Febi dengan cepat berpegangan ketika payudaranya diremas kencang.
"Mas," panggil Febi saat ciuman Elang hentikan. Mereka lantas bertatapan, mencari sesuatu entah apa dari tatapan yang sama-sama mulai redup.
"Kenapa?" Elang bertanya.
"K-keran―"
"Kenapa keran?"
"Nyalain."
Febi mengigit bibir, gugup karena Elang malah terus menatapnya. "Jarak kamar mandi sama kamar Fariq deket. Takutnya mereka..."
"Kalo keran dinyalain, desahanmu nggak bakal bisa saya denger nantinya."
Menelan ludah mendengar kalimat Elang yang terang-terangan. Febi pun melirik bak air berbentuk kotak, terasa ingin menenggelamkan diri di sana karena terlalu malu.
"Kamu nggak kangen saya, Bi?" Tanya Elang, mengusap pipi Febi membut perempuan itu kembali menatapnya. "Kamu kelihatan baik-baik aja tanpa saya."
Satu menit, dua menit.
Febi tak mengeluarkan suara untuk menjawab pertanyaan Elang. Sebagai gantinya, Febi mendorong Elang. Lalu dengan sensual mulai memelintir satu-persatu kancing kemejanya.
Elang memperhatikan. Matanya mengikuti pada setiap kancing yang dilepas, dari kancing teratas hingga yang paling bawah. Febi mengenakan kemeja terusan yang kancingnya cukup banyak.
Ketika semua kancing terlepas, Febi pun melebarkan kemejanya, membiarkan tubuhnya yang terbalut dalaman berwarna dusty pink itu terpampang jelas untuk dinikmati Kakaknya.
"Miss this?"
Febi menutup mata saat bibir itu menciumnya tergesa-gesa. Febi belum siap, Febi berusaha menikmatinya, tetapi yang ada malah kesakitan karena Elang tiba-tiba menjambak rambutnya.
"Ahh!" Ciuman otomatis terlepas. Febi membuka mata dan mencengkeram tangan Elang, ingin menjauhkan tangan itu dari rambutnya yang tidak bersalah. "S-sakit, Mas."
Jambakan dilepas. Tapi Febi harus merasakan hal yang lebih sakit karena tubuhnya kini diseret dan di banting ke lantai.
"Nggak!" ucapnya panik. Febi segera mundur, menjauh dari Elang yang tengah dirasuki setan. "Aku nggak bermaksud godain, a-aku cuma mau bercanda."
Bugh
Air mata Febi jatuh tanpa bisa dicegah. Hati yang semula hangat dan berbunga-bunga, kini menjerit karena Elang baru saja meninju bibirnya.
"Hiks... Maaf...," parau Febi meminta ampun. Sekarang, pakaian dalamnya yang menjadi sasaran. Elang mengoyaknya dan melemparnya setelah kain itu robek.