[BELUM DI REVISI]
Perasaan cintanya terhadap sang Kakak membuat Febi tidak berdaya.
_________________________
Cerita Aunty Febi setelah menikah.
❗Karena ini sekuel, jadi HARUS baca 𝗕𝗮𝗱 𝗔𝘂𝗻𝘁𝘆 dulu supaya nyambung.
Start: 08 November 2023
End:...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mobil yang dikendarai Elang baru saja sampai di pekarangan rumah Hasan. Elang kemudian melepas sabuk pengaman sambil menoleh ke kursi penumpang di sebelahnya. Kepalanya segera menggeleng melihat putrinya yang lagi-lagi ketiduran karena tidak dipinjamkan ponsel.
"Anak lo kerjaannya tidur mulu."
Elang tersenyum mengingat kalimat tersebut.
Itu tidak salah. Ellie memang akan tertidur ketika dirinya merasa bosan. Elang bisa saja memberikan Ellie ponsel, namun ia tidak mau jika nantinya Ellie lupa waktu dan terpengaruh oleh media sosial. Contohnya beberapa bulan lalu saat putrinya itu menulis komentar di postingan Febi. Gara-gara kelalaiannya, alhasil putrinya itu harus menerima kebencian dari Aunty-nya sendiri.
Elang melepas sabuk pengaman Ellie kemudian mengusap kepalanya.
"Udah sampe."
Kelopak dengan bulu mata lentik itu perlahan terbuka. Ellie melakukan peregangan sebentar sebelum kini menoleh ke arah Elang. "Udah campe di lumah Kakek?"
"Iya."
Membalas Papanya dengan anggukan, Ellie pun memutar badannya untuk meraih dua tote bag di jok belakang. Tote bag itu berisi topi rajut dan Ellie berencana memberikannya kepada Mbak Ica dan Onty Ebi.
Setelah tote bag tersebut berhasil Ellie raih, Ellie buru-buru keluar dari mobil, meninggalkan sang Papa yang kini terkejut menyaksikan kepergiannya.
"ONTY!!!" Teriak Ellie sambil berlari menghampiri sang Aunty yang hendak masuk ke dalam rumah. Di samping Aunty ada Om Ammar yang setia merangkul wanita itu.
"Loh, Ellie?" Tanya Febi setelah membalikkan badan. Febi keheranan melihat anak berusia empat tahun itu tiba sendirian.
Di mana Papanya?
Dengan raut lelahnya yang bercampur ekspresi senang, Ellie menyodorkan satu tote bag ke arah Febi. "Buwat bayi Onty."
Febi tersenyum dan mengulurkan tangannya menerima tote bag putih tersebut. Saat Febi hendak melihat isinya, seorang pria berkemeja hitam nampak berjalan ke arah mereka. Lebih tepatnya ke arah Ellie. Keberadaan pria tersebut membuat Febi salah fokus dan akhirnya melupakan niatnya untuk mengecek isi tote bag.
"Om!"
Ammar segera menatap Ellie dan mengangkat alis. "Kenapa, Dek?"
Ellie mendekati Ammar. Ia menarik tangan pria itu dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. "Kita macuk duluan aja. Papa cama Onty cuka lama."
Ammar seketika bingung mendengar kalimat Ellie. Ia sebenarnya ingin menunggu Febi saja, namun ia juga tidak enak untuk menolak gadis kecil tersebut.
Sekarang di teras rumah hanya ada Febi dan Elang. Angin tiba-tiba berhembus begitu kencangnya, membuat wajah Febi kini tertutup oleh rambutnya sendiri.