"Hey al jangan nangis mana yg sakit" Tanya shankara terlihat khawatir
Hiks
Hiks
Okey, pecah juga tangis pangeran mahkota kita, semua orang yg melihat itu menatap heran dan bingung apa lagi saat alvaro yg dikenal kejam menangis saat ini?
"Al... Kenapa hiks... Nangis? " Tanya shankara dengan isakan tangisnya.
Seorang pemuda mendekati mereka lalu menggendong shankara, sama halnya dengan pemuda yg sedari tadi melihat itu dari jauh langsung menggendong alvaro.
"Albert bawa shankara ke kamarnya" Titah sang raja lalu menatap pada francis
"Fra bawa al juga ke kamar shankara dan untuk kalian semua lanjutkan pestanya"
Semua orang pun kembali memulai acara mereka walau masih ada tanda tanya dengan ke adaan alvaro
Sedangkan francis dan albert pergi meninggalkan pesta tersebut di ikuti oleh seorang wanita, dia nelly selir ke 3 sang raja.
Nelly menatap Aubrey yg terlihat kesal, setelah itu Nelly tatapan Nelly berubah menjadi tatapan mengejek seperti mengatakan.
"Al milikku sekarang"
Aubrey dan anak anak nya yg melihat itu sangat kesal apa apaan mereka.
.
Saat di kamar shankara tangisan mereka sudah mereda sekarang mereka tengah sibuk memakan apel.
"Kara, al ada apa kenapa kalian menangis" Tanya Nelly lembut.
Shankara langsung menatap alvaro
"Kara nangis karna al nangis" Ucap shankara
"Tadi al nangis karna, wanita tadi nabrak al terus ibu tau gk kaki al berdarah" Jelas al yg masih memakan apelnya
Mereka yg mendengar itu langsung menatap ke arah kaki al, benar saja kaki anak itu berdarah
"Fra obati al dengan hill kamu" Titah sang ibu,
Tanpa sepatah kata pun francis mengobati al dengan hill nya, sebuah cahaya berwarna hijau keluar dari tangan francis dan perlahan lahan luka itu tertutup.
"Al bagaimana kau mendapatkan luka itu? " Tanya albert dia sedikit heran
"Al gk tau tadi kan dia nabrak al terus al ngerasa sakit di kaki" Jelas Alvaro
"Eum makasih kak........ " Alvaro menggantungkan kalimatnya berusaha mengingat siapa orang yg mengobati nya
"Francis" Ucap francis saat melihat wajah alvaro yg berusaha mengingat.
Mendengar itu alvaro mengangguk kan kepalanya,
"Al ayo kita main" Ajak shankara yg sudah tenang dan langsung dapat anggukan dari alvaro
"Kalian harus ingat besok kalian akan pergi ke akademi jadi jangan terlalu lelah oke" Peringat nelly
"Baik bu" Ucap ke 2 pemuda itu kompak dan langsung berlari keluar dari kamar shankara.
"Nelly!!" Teriak Aubrey yg masuk ke dalam kamar shankara, mereka yg ada di dalam langsung menatap dingin ke arah Aubrey dan ke 2 anaknya.
"Tidak sopan sekali anda selir ke 3" Ucap Nelly dengan nada remeh.
"Di mana anak anak ku? " Tanya Aubrey
"Mereka sedang bermain di taman belakang" Ucap Nelly santai
"Dan sejak kapan kau menyebut kara dan al anak mu" Selidik Nelly yg masih duduk santai di kasur shankara
"Hey harus nya saya yg bertanya pada anda selir ke 2 bukannya dulu anda tidak menyukai pangeran bungsu? " Ucapan Aubrey mampu membuat Nelly terdiam
Dia menggeram marah,
"Awas aja kau Aubrey " Kesal Nelly
"Apa, mau bertarung ayo! " Ajak Aubrey kelakuan mereka tak luput mendapatkan tatapan lelah dari anak anak mereka.
"Kak lebih baik kita ke tempat kara dan al" Bisik claude yg sudah jengah dengan kelakuan ibunya dan selir ke 2 ayah nya itu.
Francis dan albert yg memang sudah lelah langsung pergi dari sana dengan Francis yg menarik tangan ernest dan albert yg menarik tangan claude.
Sang empu yg di tarik tangan nya begitu saja hanya pasrah, mereka sudah terbiasa dengan perlakuan kakak beda ibu mereka.
.
" Kak sha sha al mau tanya boleh? "Tanya al yg sedang duduk memandang air danau
" Mau tanya apa? "
"Kak sha gk benci al kan? " Shankara terdiam mendengar perkataan adik nya itu.
Grep
Shankara langsung memeluk sang adik dia
"Gk kakak gk bakal benci kamu walau satu kerajaan harus menentang nya" Bisik shankara di telinga Alvaro mebuat lelaki itu tersenyum.
"Kalau aku di tuduh apa abang akan percaya" Tanya Alvaro lagi
Cup
Shankara mencium pipi Alvaro
"Kalau itu sampai terjdi aku shankara nethilor akan mencabut gelarku sebagai putra mahkota dan akan selalu bersama adik manis"
Shankara menempelkan keningnya di kening sang adik pemuda itu terus mengelus pipi Alvaro.
"Alurnya berubah seharusnya tidak seperti ini" Batin Alvaro
"Pangeran Alvaro" Panggil suara berat yg mereka ketahui itu adalah ayah mereka.
Alvaro dan shankara pun langsung menatap pada sang ayah.
"Ada apa yang mulia memanggil hamba" Tanya Alvaro sopan
"Perkumpulan itu akan di mulai, ikuti saya" Dingin arlos
"Tidak adik ku baru saja sembuh dia tidak akan ikut perang" Bantah shankara cepat yg menyembunyikan tubuh Alvaro di belakang tubuhnya.
"Saya hanya menyuruhnya untuk mengikuti pertemuan bukan untuk perang"
"Apa itu benar ayah? " Tanya shankara sedikit tidak percaya pada sang ayah
"Hn"
"Yasudah kak al pergi dulu ya bay kak" Ucap Alvaro pada shankara, pemuda itu berjalan mengikuti sang raja.
Setelah sedikit jauh di tempat shankara raut wajah Alvaro berubah menjadi dingin tidak ada senyuman lagi di wajah itu.
"Cepat juga merubah raut wajahnya" Batin arlos.
🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑🤑