Nathania terlihat sangat senang saat keluar dari ruangan arlos, akhirnya apa yg dia tunggu akan terjadi.
Tapi dia tidak tahu bahwa gerak geriknya sudah di awasi oleh seseorang sedari tadi.
"Lapor waktu kita tidak banyak satu minggu itu waktu kita" Ucap seseorang yg menggunakan baju pengawal.
Orang yg menerima laporan tentu saja syok, dia melihat pada tubuh yg masih terbaring di kasurnya.
"Akan aku urus nanti lebih baik persiapkan mereka akan datang kesini untuk membawa kabur Alvaro" Ucap orang itu dingin yg di angguki okeh bawahannya.
Lelaki itu pun keluar dari kamar Alvaro dengan wajah datarnya, sampai sebuah suara mengalihkan atensinya.
"Cassius" Panggil pria paruh baya yg ternyata raja arlos itu.
"Hm? "
"Bagaimana keadaan adik mu? " Tanya arlos
"Sedikit membaik tapi belum sadarkan diri"
"Lemah, carilah orang yg mempunyai kekuatan penyembuh dia harus bangun sebelum satu minggu, karena setelah penobatan nathania akan ada rapat perang lagi dia harus datang" Ucapan dingin dari arlos membuat Cassius mengepalkan tangannya, dia marah dia tidak suka sifat keluarga nya kembali seperti dulu yg menggunakan adiknya sebagai temeng kerajaan.
Tapi Cassius berusaha menetralkan wajahnya seperti biasa, dia tidak ingin orang-orang yg memata matai nya melah curiga.
"Baik ayah" Ucap Cassius, mendengar jawaban dari sang anak arlos pergi memasuki kamar Alvaro.
Dia memandang tubuh yg terbaring di kasur itu, ada rasa sedih di hatinya, tapi berbeda dengan pemikirannya.
"Sampai kapan kau akan tidur, dasar lemah"
🐦
"Baiklah aku harus menyingkirkan wanita itu" Batin nathania saat melihat ke 2 selir sang raja yg sedang duduk dan berbincang di taman belakang.
.
Brak
Pintu kamar aubrey terbuka dengan kasar memperlihatkan wajah arlos yg sangat marah, sang empu yg terkejut masih diam memandang suaminya.
Arlos berjalan menghampiri aubrey dan mencekik leher wanita itu, membuat aubrey meringis kesakitan.
"Le-lepas" Ucap aubrey terbata bata sambil berusaha melepaskan tangan arlos dari lehernya.
"Kau hampir membunuh nathania kenapa aubrey, apa benar karena kau iri dengan dia yg akan menjadi ratu" Ucap arlos penuh penekanan.
Aubrey terdiam mendengar perkataan suaminya, apa apaan dia di fitnah. Dan apa nathania akan menjadi ratu? Bukannya raja sangat cinta dengan istri pertamanya sampai-sampai dia tidak ingin gelar ratu di turunkan kepada siapa pun.
Plak
Artis menampar pipi Aubrey yg sedang mencerna perkataan sang suami.
"Tangkap wanita ini" Dingin artis yg langsung meninggalkan Aubrey dengan 2 pengawal.
"Maafkan saya selir ke ke3" Ucap salah satu pengawal yg menangkapnya, Aubrey hanya mengangguk dia tidak boleh merusak rencana yg sudah di buat oleh mereka.
Aubrey tau ini adalah rencana nathania untuk menangkapnya, entah apa alasannya, tapi dengan penangkapan ini membuat Aubrey senang karena dia bisa kabur dari istana.
.
Berita sudah tersebar dimana akan di adakannya pengangkatan nathania sebagai ratu, dan di penjaranya selir ke 3 yaitu Aubrey, banyak orang-orang yg membicarakan berita itu.
Dan yg paling mengejutkan adalah di lepasnya gelar putra mahkota dari shankara yg beralih pada Cassius, dan hilangnya pangeran samuel.
Prang
Bruk
Shankara melempar semua barang barangnya, dia bukan sedih atau kecewa apalagi marah tentang di turunkan jabatannya sebagai putra mahkota.
Tapi dia marah karena nathania yg akan menjadi ratu, apalagi saat mendengar Aubrey selir yg dekat atau sudah di anggap ibu olehnya di penjara.
"Kak ibu au gk ngelakuin itu kan" Tangis shankara di pelukan claude
Claude terdiam yg membalas pelukan dari shankara, dia juga masih aneh dengan semua kejadian yg mendadak ini.
"Claude" Panggil francis yg memang para pangeran sedang berkumpul tentu saja kecuali Cassius, samuel, dan Alvaro.
Claude menoleh pada sang kakak dengan menaikkan satu alisnya.
"Kenapa aku merasa melupakan sesuatu" Gumam francis yg sekarang menunduk dan menatap tangannya kosong.
Ernest pun terdiam, sebenarnya dia juga merasa janggal dengan semua ini, apalagi saat kembali ke asrama dia sempat menjenguk Alvaro ada sedikit khawatir tentang keadaan Alvaro, biasanya juga tidak mau seluka apapun Alvaro.
"Claude apa kau bisa melihat waktu yg lalu? " Tanya albert hati hati jujur saja dia juga sangat janggal
"Akan ku coba"
Claude memang memiliki kekuatan melihat waktu yg sudah berlalu, sekarang pemuda itu memejamkan matanya mengumpulkan seluruh mana nya.
Sampai beberapa menit kemudian claude membuka matanya dengan keringat dingin, apalagi dengan nafas tidak teratur claude.
"Ada apa? " Tanya francis
"Aku tidak bisa melihat nya, semuanya terlihat gelap" Jujur claude sambil menundukkan Kepala nya.
Semua yg mendengar itu ikut terdiam, shankara langsung mendongak dan menatap sang kakak
"Kak apa ini ada sangkut pautnya dengan kekuatan hitam, yg kita lihat sebelum ke asrama? " Pertanyaan shankara kembali membuat mereka bungkam.
Mereka belum yakin dengan semua ini, tapi ini bisa jadi terjadi karena mereka melupakan tentang Alvaro.
Tok tok tok
Pintu kamar mereka di ketul dengan keras membuat raut wajah mereka langsung dingin.
Cek lek
Albert membuka pintu itu terlihat 2 wanita yg hampir terjatuh, Albert menatap ke 2 wanita itu dengan satu alis yg di angkat.
"Ada apa? " Tanya Albert
Mereka aurora dan balverina sedang menetralkan nafas mereka.
"Maaf pangeran apa pangeran shankara ada di dalam? " Tanya baleverina saat nafas nya teratur.
"Ada apa? " Tanya shankara yg menghampiri mereka.
"Pangeran tolong, pangeran Alvaro
.. " Belum juga aurora melanjutkan ucapannya sudah di potong oleh shankara."Untuk apa aku menolongnya bukannya dia bisa menolong dirinya sendiri? " Ucapan dari shankara membuat 2 wanita itu terdiam.
Brak
pintu kembali di tutup dengan kasar oleh shankara, membuat ke 2 wanita itu terlonjak kaget.
"Sekarang kita harus apa? " Tanya aurora entah pada siapa
Balverina juga ikut terdiam entah kenapa dia jadi ingin menolong Alvaro, padahal dia sangat membencinya dan ingin menyingkirkan supaya cerita ini berjalan dengan seharusnya.
"Kenapa? Kenapa cerita nya melenceng jauh? " Batin balverina
.
Mu hehehehehehe
Jangan lupa
Vote
Coment
💓 ✨🌟✨
👩 ✨ 🍬 ✨
👚👉 🍬🍰🍡
🍡🍥🍬🎂🍧 💗
so sweet!!