Planning
.
.Hanya berselang waktu 45 menit, makanan yang dipesan Azka tiba. Kurir meninggalkan bungkusan makanan itu di depan pintu apartment, sesuai catatan yang dituliskan Azka di aplikasinya. Apalagi alasannya, kalau bukan karena ia tidak mau kegiatan menghunus pedang di lubang sempit Alina terganggu.
Jemari lentik Alina mencengkram kuat sandaran sofa yang sedari tadi ia jadikan tumpuan. Sedangkan satu kakinya diangkat tinggi oleh Azka yang masih brutal menggenjot vaginanya dari belakang. Desahannya makin menggila begitu merasakan penis lelakinya membesar di dalam sana. Pertanda makin dekat orgasme pertama Azka.
Pertama dan terakhir kalinya untuk hari ini, semoga!!
Vaginanya pun terasa berkedut. Ia akan keluar untuk ketiga kalinya. Saat Azka belum sampai sekalipun, ia sudah dua kali terkencing-kencing sampai sofa di bawahnya basah dan lembab.
Alina menggeleng frustasi. Sekujur tubuhnya terasa sangat sensitif dan mendambakan sentuhan Azka. Ia memegang satu tangan Azka yang sedang bertengger di pinggangnya. Mengarahkan tangan besar itu ke payudaranya karena terasa begitu gatal ingin diremas. Lalu sedikit menegakkan tubuh dan memiringkan kepala untuk melumat bibir Azka yang memabukkan.
Dan....
Srrr~
Cairan squirt Alina kembali mencuat ke segala arah. Azka sengaja mengusak kasar vagina Alina agar cairan itu muncrat kemana-mana. Lelaki itu amat sangat menikmati momen itu. Ia selalu menyukai saat Alina berorgasme dan squirt kencang seperti ini. Seolah jadi kebanggaan tersendiri ia berhasil memuaskan wanitanya.
"Aahh... Sayang.. lelah sekali.." keluh Alina
Azka tersenyum miring. Ia membalik raga wanitanya. Mengecup singkat bibir bengkak Alina. Kemudian berkata dengan seringai nakal, "Tapi aku belum keluar, Al..."
"Apa?! Azkaaa..." Rengek Alina.
"Kamu capek, hm? Kamu rebahan aja. I'll treat you so... nasty, baby..." ucapan Azka membuat Alina bergidik. Meskipun terdengar lembut dan penuh perhatian, tapi kalimat itu jelas bukan pertanda baik. Padahal Alina sudah sangat lemas dan kelaparan.
Azka merebahkan tubuh Alina di sofa lepek penuh cairan squirt. Wajah cantik Alina dengan mata sayu dan tubuh mengkilap akibat dibanjiri keringat itu selalu mampu meningkatkan gairah Azka. Lelaki itu kuat menahan ejakulasinya hanya agar bisa semakin lama bermain-main dengan tubuh telanjang Alina.
Setelah memastikan kenyamanan Alina, Azka sedikit menaikkan pinggang wanita itu hingga dua lubang merah dan berkedut itu menghadap langit-langit apartmen. Azka memandanginya penuh damba.
Tak lama, dua jari Azka menusuk liang vagina Alina. Menggaruknya seduktif sampai Alina menggelinjang tak karuan. Desahan sexy wanitanya menggaung membakar gairah Azka. Membuat penisnya terus menggembung dan ngilu bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAZKA
RomanceRate 21++ Follow, vote, dan tinggalkan komen ya teman-teman.. . . Sequel Dear A z k a 🤫 Cerita cinta Alina dan Azka Azkara Bhumi, pemuda tampan idola sekolah yang jatuh cinta pada seorang wanita biasa hanya karena wanita itu bisa memenuhi fantasi s...