10

29.2K 199 8
                                    

Sadness when you lost

.
.
.

Brukk !!

Dua pria bertubuh kekar itu melempar raga ramping Alina tanpa belas kasihan. Alina meringis kesakitan, tapi mencoba mengabaikan. Ia merangkak berusaha bangkit. Ia membayangkan hari-hari tersiksanya yang dulu ia tinggalkan, mulai sekarang akan kembali ia rasa.

Sonya Barata. Sang ibu mertua yang sejak awal pernikahan tidak pernah menyukainya. Dia selalu bersikap kasar dan semena-mena pada Alina. Perempuan tua itu tidak segan mengayunkan tangannya untuk memukuli Alina. Begitu pula dengan Irene. Kakak perempuan Reza, suaminya.

"Kalian boleh keluar." Titah Alina pada keempat bodyguardnya.

Tatapan tajam menusuk ia hujamkan pada Alina. Sungguh kebencian telah bercokol kuat di hatinya. Ia tidak tau alasan suaminya begitu menyukai Alina sampai menjodohkan wanita rendahan ini dengan putra kesayangannya. Reza.

Sonya selalu berpikir, Alina telah menghancurkan masa depan Reza. Membuat Reza tak betah tinggal di rumah. Dan akhirnya membuat lelaki itu harus tinggal di apartment. Terpisah dengannya.

Tak hanya itu. Reza jadi punya ikatan pernikahan dengan perempuan dari strata bawah. Menantu seperti Alina tak bisa ia banggakan. Ia sejak awal menentang keras perjodohan yang dilakukan suaminya. Tapi ia tak punya kuasa untuk membantah.

"Hampir satu tahun kamu keluar dari rumah ini. Jual diri kemana saja kamu?" Tuding Sonya.

"Alin gak jual diri Ma!"

Plakk!

Satu tamparan sekuat tenaga melayang ke pipi kiri Alina. Menciptakan rasa panas dan telinga berdenging menyakitkan.

"Jangan panggil saya Mama! Saya bukan mama kamu!" Sonya merangsek maju, membuat Alina mengambil langkah mundur membuat jarak.

"Baik, nyonya.." lirih Alina.

"Kamu lupa kamu masih sah jadi istri Reza Andratama Batara. Sikap dan kelakuan kamu diluar sana jelas mencoreng nama baik keluarga saya!"

"T-tapi memang Alin tidak melakukan apapun Ma.." Alina tergagap. Melihat sorot menyeramkan Sonya membuat nyalinya ciut.

"Lihat penampilanmu! Sok sosialita!!" Cibir Sonya.

"Pakaian bermerk, perhiasan, jam tangan. Jadi simpanan siapa kamu?"

Alina menggeleng. Tiba-tiba isi kepalanya dipenuhi bayangan percintaan Azka dengan teman sekolahnya. Rasa nyeri itu kembali datang.

Alina simpanan Azka. Azkara Bhumi. Pewaris BhumiLand Group. Tapi sudah berakhir tiga jam yang lalu. Mengenaskan, bukan?

Suara langkah kaki terdengar dari arah tangga. Seseorang turun dari lantai dua dengan anggunnya. Alina mendongak. Sudah menduga penderitaan yang lama ia tinggalkan akan dialaminya lagi. Dialah Irene Thalia Batara. Kakak dari suaminya. Kebenciannya pada Alina sama besarnya dengan Sonya, sang mama.

"Woiih... Mama ketemu jalang ini dimana?" Ucapnya setelah raga semakin dekat dengan Sonya.

"Dia balik lagi ke rumah lamanya. Sepertinya dia abis dicampakkan sama selingkuhannya." Kedua wanita itu tertawa mengejek.

Bang!!!

Alina ingin menangis saja. Ucapan dua wanita kejam itu tak salah. Nasibnya saja yang sial. Harus kembali lagi ke rumah ini setelah dibuang oleh Azka.

Irene mencengkram rahang Alina. Tiba-tiba ia menarik turun baju yang dipakai Alina, sampai dada Alina tereskpos. "Sok keren lo. Muka pembokat lo ga cocok pake baju mahal, tau?!"

ALAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang