Un-Pretty Love

8. sick

Bagaimanapun kejadian tujuh tahun silam itu tidak pernah sepele bagi Junhoe. Ini bukan hanya tentang boneka. Ini bukan hanya tentang perkelahian dua bocah laki-laki yang masih berusia sepuluh tahun. Ini tentang rasa kecewa Junhoe pada semua orang.

Junhoe dan Eunwoo dulunya adalah sepasang teman dekat. Mereka bertetangga dan sekolah di tempat yang sama. Ibu Eunwoo adalah seorang single parent yang memiliki kedai kue di dekat rumah. Junhoe sering pergi kesana untuk membeli kue dan pada akhirnya menjadi dekat dengan Eunwoo.

Mereka bertetangga dengan baik dan berteman dengan baik pula. Meskipun pada beberapa kesempatan keduanya sering berkelahi terkait berebut mainan atau makanan, namun perkelahian yang terjadi tidak pernah berlanjut lama.

Dulu, Junhoe selalu jadi yang pertama sedangkan Eunwoo selalu jadi yang kedua. Dalam hal apapun. Baik dalam pelajaran, maupun kasih sayang. Beberapa kali Eunwoo pernah sangat kesal kepada Junhoe karena ibunya sering mendahulukan Junhoe dari dirinya sendiri yang notabennya merupakan anak kandungnya. Beberapa kali juga Eunwoo kesal karena Junhoe selalu mendapat peringkat pertama sedangkan ia ada di peringkat kedua. Namun hal itu tidak serta merta membuat hubungan keduanya jadi rusak. Junhoe selalu bersikap baik pada Eunwoo dan itu lah yang membuat Eunwoo tidak benci pada Junhoe.

Daripada bersaing, keduanya lebih sering dilabeli sebagai sepasang sahabat yang pintar dan mengagumkan.

Namun bencana datang saat umur Junhoe menginjak usia sembilan tahun. Kedua orang tuanya bercerai. Ia harus berpisah dengan kakaknya. Ibunya pergi membawa kakaknya untuk menikah dengan pria lain. Sementara ayahnya yang sakit hati pada akhirnya jatuh cinta pada wanita cantik pemilik kedai kue, yaitu ibu dari sahabatnya sendiri, Eunwoo.

Junhoe bersedih atas perpisahan kedua orang tuanya dalam jangka waktu yang lama, namun pernikahan ayah dan ibu sahabatnya tidak membuatnya jadi langsung membenci Eunwoo. Ibu kandungnya yang memilih untuk pergi demi pria lain. Ayahnya yang frustasi bisa bertahan karena ibu Eunwoo. Tapi yang membuat Junhoe kecewa adalah hari dimana ayahnya mengirimnya pergi ke luar negeri untuk tinggal bersama pamannya.

Hari itu Eunwoo sedang bermain dengan Junhoe di ruang tengah. Awalnya semua berjalan secara normal. Namun pertikaian tentang berebut mainan kembali tercipta seperti hari-hari sebelumnya. Yang jadi permasalahan di hari itu adalah Eunwoo sedang sangat kesal karena Junhoe baru saja mendapat ranking pertama dan ibunya terus-terusan memuji Junhoe. Hal inilah yang membuat Eunwoo jadi sentimen dan merebut semua mainan yang dipegang Junhoe.

Junhoe tidak diam saja, dia menolak memberikan apa yang ia pegang kepada Eunwoo. Akhirnya keduanya saling berkelahi. Dengan kesal, Eunwoo meraih satu boneka coklat kesayangan Junhoe dan menginjak-injaknya dengan kasar. Junhoe tidak terima dan mendorong Eunwoo namun Eunwoo tidak kehabisan akal. Pria itu akhirnya membawa gunting dan merusak boneka itu hingga tak terbentuk.

Junhoe marah. Sangat marah. Bagaimana tidak, itu adalah barang satu-satunya sisa pemberian dari ibunya yang masih ada. Sebelum pergi, ibunya memberikan boneka itu dan mengatakan bahwa Junhoe bisa memeluk bonekanya jika merindukan ibunya. Namun jika boneka itu rusak, apa yang bisa Junhoe lakukan jika ia tengah merindukan ibunya? Apalagi Junhoe sama sekali belum bertemu ibunya kembali setelah perceraian kedua orang tuanya. Junhoe pun tidak tahu dimana ibunya berada sekarang.

Maka dengan rasa kesal yang memuncak, perkelahian kali itu berlangsung lebih menakutkan dari perkelahian mereka pada biasanya. Junhoe memukuli Eunwoo tanpa ampun sampai akhirnya Eunwoo yang memang memiliki tubuh ringkih itu babak belur dan dilarikan ke rumah sakit.

Tentu saja ayah Junhoe memarahi Junhoe habis-habisan, merasa tidak enak dengan istri barunya. Namun Junhoe hanya diam ketika bahkan ia mendapat tamparan pertamanya dalam hidup dari ayahnya sendiri.