125

392 43 8
                                        


"Kerja bagus Naruko. Tak hanya ada murid yg pintar,  Iruka ternyata punya murid yg jenius". Ujar Kakashi memuji Naruko,  dirinya selalu dibuat terkejut dan kagum oleh Putri mendiang senseinya itu, yeah... Buah jatuh tak jauh dari pohon. "Tak hanya ada murid yg pintar, Iruka ternyata punya murid yg jenius".

"Biasa saja" Balas Naruko dengan santai duduk di atas dahan pohon itu dengan kedua kalinya menggantung diudara. "Ini hal yg mudah, ninja manapun bisa. Hanya perlu fokus dan Konsentrasi". Naruko, menekankan kata fokus dan konsentrasi. Naruko, kau ingin merendah atau menyombongkan?

Tersenyum tipis mendengar ucapan Naruko. Kakashi berbalik, menatap tiga muridnya yg lain dengan muka..tampangnya yg biasa, malasnya, "Yah, seperti itulah...Fokuskan chakra ke Kakimu, kau akan bisa memanjat seperti Naruko lakukan, dengan menempelkannya di batang pohon" Ujarnya, "jika kau bisa menggunakan chakra dengan baik,  kau juga bisa dapat melakukan hal seperti ini".

"Sudahkan?" Tanya Naruko setelah teringat sesuatu, "aku lupa kalau ada yg harus ku lakukan.  Gomen,  Hatake-san,  aku pergi sebentar". Dan dengan begitu Naruko menghilang dari sana tanpa sempat mendengar balasan dari Kakashi, yg tak perlu bagi Naruko.

=====

Dalam penyamarannya, Naruko menggunakan bunshin yg menggunakan henge, seorang pria nelayan seumuran Tazuna untuk menemani dirinya berjalan di kota di seberang jembatan yg belum siap. Agar tak terlihat begitu mencurigakan.

Sekarang Naruko tau kenapa Tazuna begitu gigih untuk menyelesaikan jembatan itu, selain karena mendiang menantunya, kaiza.

Kota ini.. Orang-orang nya Benar-benar memprihatinkan. Bermasalah perekonomian,kurangnya infrastruktur dan Kekurangan ekonomi,  sangat terlihat jelas di sepanjang jalan kawasan Kota ini yg sudah bisa dibilang kota kumuh.

Lihatlah tampilan fisik penduduknya yg putus asa, Banyak dari mereka terlihat letih dan kurang gizi, dengan kulit kusam, lama, sederhana dan rusak, mencerminkan sekali keterbatasan ekonomi. Terlihat jelas penduduknya memperlihatkan tanda-tanda perjuangan sehari-hari. Kulit mereka memancarkan ketegangan dan kelelahan, mencerminkan tekanan hidup yang berat. Pakaian yang mereka kenakan tampak lusuh dan sederhana, dengan warna yang memudar akibat seringnya dicuci dan dipakai. Beberapa di antara mereka  mengenakan pakaian yang robek dan rusak yg ditambal, menyiratkan keterbatasan ekonomi yang menghalangi kemampuan untuk membeli barang-barang dasar.

Meski demikian...ada keinginan untuk hidup meski dalam keputus asaan hidup dan Masa depan mereka.
Ada sebagian penduduknya yg bawa papan bertuliskan 'aku akan lakukan pekerjaan apapun' digantung dileher. Toko-toko disini juga tak ada harapan, hampir tak ada yg benar-benar bisa di jual.

Langkah Naruko terhenti ketika merasa ada yg menarik ujung jaket nya, berbalik. Naruko melihat anak kecil sekitar 7 tahun yg pakaian nya di tambal, kusam kumal,tak terlalu terawat, dengan polosnya menengadah kedua tangan sambil senyum manis padanya. "Minta dong" Dengan manisnya, seketika hati Naruko semakin teriris dengan kondisi kota dan jg orang-orang disini.

"Ini" Naruko mengeluarkan kantong berisi permen dari dalam tas ranselnya. berkat topi nelayan yg sama seperti dengan Inari, hanya lebih besar dan warnanya beda,  sangat membantu menyembunyikan wajah dan rambutnya Naruko.

"Arigatou~! " Anak itu dengan kegembiraan polos,berterima kasih  karena akhirnya mendapat makanan.  berlari pergi dengan gembira. 

"Jembatan itu...memang sangat dibutuhkan" Ujar henge Bhunsin milik Naruko,ikut melihat kepergian anak kecil tadi, sama seperti Naruko."jika tidak kota ini dan orang-orang bisa lebih parah nasibnya".

Naruko hanya diam, lalu bersiap berbalik untuk pergi.  Tapi suara teriakan dan cambukan yg tak jauh menarik perhatian Naruko. 'Suara itu.. Apa yg terjadi disana'.  Tak bisa menahan penasaran dan dugaan nya,  Naruko berjalan setengah berlari,  ingin melihat apakah dugaan nya dugaannya benar.

Benar saja,  bahkan lebih parah.  Setelah menyelip diantara orang-orang penduduk kota itu juga beberapa darurat tempat Tazuna tinggal... Di balik pagar yg seperti Pagar kawat yg panjang melewati tinggi dua orang. Naruko melihat jelas pemandangan yg membuat matanya melebar tak percaya, seorang pria sekitar 30-an,  penampilan compang-camping...tergantung lemah di sebuah tiang dan Sedang di cambuk oleh seorang cebol Tua jelek yg tak asing lagi.. Gato! Yg tertawa keras dan kejam. Sungguh menyedihkan,  sangat tak sanggup membayangkan nya.

Disamping Naruko,  seorang bocah 8 tahun menangis-nangis memanggil ayah pada pria yg di cambuk sadis oleh Gato. Dalam sepanjang hidup Naruko, baru kali ini dirinya secara langsung melihat kematian seseorang akibat siksaan. Tangisan anak disamping nya semakin keras.

=====

Di hutan, Naruko terduduk lemas setelah muntah akibat melihat kejadian yg dia lihat.

'Keterlaluan! Keterlaluan! Keterlaluan! '  pikir dan batin Naruko,  memukul-mukul tanah berumput di dalam hutan.

Sekali lagi, dirinya ada di sana dan tak bisa melakukan apapun! Seperti saat masalah Uchiha,  dia tau tapi dia tak bisa melakukan apapun! Parahnya, ego dan rasa cemburu serta tak adil yg ia rasakan membuatnya menjadi pelaku utama secara tak langsung dari kejadian pembantaian Uchiha.

Tapi, kali ini tidak lagi, dirinya akan melakukan sesuatu untuk menghentikan--tidak-- melenyapkan kesengsaraan di nami no kuni!
Mengembalikan nami no kuni ke semula seperti sebelum kedatangan gato. Terlihat jelas tekat dan amarah di mata beriris biru Naruko.

=====

"Wah... " Ujar Naruko yg muncul begitu saja tak jauh dari belakang Kakashi, berjalan santai. Melihat ketiga anggota genin timnya yg kewalahan, Naruto sedang membisikkan sesuatu pada Sakura. Tampaknya meminta tolong sesuatu dengan merayu."Lihat kalian".

"Sudah kembali?" Sapa Kakashi, "apa yg kau temukan?"

"Beberapa hal" Jawab Naruko,  se-alakadarnya, sambil mengedikkan kedua bahunya dengan enteng, tak terlalu peduli.

"Naruko dari mana saja kau?!!" Seru Sakura menegur dengan kesal dan tak Terima. Berdiri menunjuk Naruko.

"Oh,aku..?" Naruko menunjuk dirinya sendiri tanpa bersalah. Mengambil sebuah gulungan dari dalam kantong ninja nya.  "Ada beberapa tanaman liar yg kucari selama ini" Naruko menggoyang-goyangkan gulungan di tangan kanannya dengan santai.

"Tanaman? " Tanya Naruto tak paham,  buat apa kembarannya tanaman?  Apa mau dijadikan bahan makanan?

"Yup. Ini tanaman obat. Langka di desa tapi banyak ternyata disini" Jawab Naruko.

"Buat apa kau tanaman itu? " Ujar Sakura melipat kedua tangan kesal,  "palingan kau bohong karena ingin kabur dari latihan, kan? Ngaku! "

Sebelum Naruko sempat menjawab pertanyaan tak penting Haruno, Naruko ingin menjawab bukan karena haruno melainkan ia tak mau Kakashi berpikir dirinya makan gaji buta dari Hatake itu.

"Sini, ikut aku". Mengejutkan,  Sasuke Uchiha melakukan tindakan tak terduga. Meraih, Memegang tangan Naruko dan menariknya.

 membawa si rambut merah entah kemana,  di bawah tatapan terkejut Naruko dan kedua genin lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

membawa si rambut merah entah kemana,  di bawah tatapan terkejut Naruko dan kedua genin lain. Kakashi yg paling tua hanya bisa menghela nafas malas, lelah Kakashi menghadapi para pra-remaja ini.

===

Naruko Uzumaki_ [slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang