Chapter 17

193 30 12
                                    

~~~

Hari Senin kali ini, sepertinya bukan hari yang baik untuk Queenby. Semalam, setelah kegiatan cutting nya, Queenby justru tertidur sembari memeluk bingkai foto Bundanya. Entahlah, meskipun hari-hari yang dia lewati berjalan seperti biasanya, namun disatu sisi Queenby sering merasa bahwa terkadang ia sangat lelah dengan semuanya.

Dan ya, seperti biasa, Queenby menangani itu semua dengan caranya sendiri, cutting.

Selesai di jam istirahat pertama, Queenby harus rela keluar kelas karena tidak mengumpulkan tugas Sejarah. Sebagai gantinya, ia harus berada di perpustakaan untuk merangkum beberapa bab materi sejarah yang juga harus di selesaikan hari ini.

Meskipun tidak sendiri, namun suasananya juga tidak begitu baik, karena seseorang yang berada tepat didepannya adalah Angkasa. Jadi, kalian bisa membayangkan sendiri bagaimana atmosfer di sekitar mereka.

Yang lebih membuat canggung, itu karena mereka berdua sama sekali belum bertegur sapa kembali, setelah beberapa permasalahan yang sempat terjadi kemarin.

Queenby sendiri mencoba untuk fokus, agar bisa menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Meski begitu, ia sendiri sedang berusaha menahan perih di sekitar pergelangan tangannya karena bisa dikatakan lukanya itu belum sepenuhnya kering.

Tanpa Queenby sadari, dalam kegiatannya, Angkasa sesekali mencuri pandang ke arahnya. Memperhatikan gerak-geriknya, Queenby sepertinya memang terlihat sedang tidak nyaman?

Namun, pada dasarnya Angkasa sendiri yang memilih untuk tidak memperdulikan hal tersebut.

"Angkasa sorry, lo bawa balpoin dua ga?" tanya Queenby sedikit ragu. "Punya gue abis kayanya, kalo ke koperasi dulu udah mepet waktunya."

Angkasa melirik Queenby sekilas, sebelum akhirnya memberikan balpoin miliknya yang ia simpan di saku jas almamaternya.

"Pake aja," ucapnya singkat.

Queenby mengangguk, sembari menerima balpoin tersebut. "Makasih,"

"Hmm,"

"Btw, tadi bab berapa yang harus diisi kuisnya?" lanjut Angkasa bersuara, bertanya.

"Bab enam, totalnya ada tiga kuis. Kalo di bab tujuh, isi kuis yang nomor dua-nya aja." jelas Queenby sembari menunjukkan bagian yang dimaksud.

"Emang yakin bakal keburu?"

Queenby menatap Angkasa dengan ragu, karena pada dasarnya ia sendiri tidak yakin akan hal tersebut.

"Engga sih kayanya, soalnya di bagian kuis yang pertama itu harus ngejelasin rincian yang dimaksud di bab 6," keluh Queenby.

Momen saat sedang mendengarkan juga memperhatikan Queenby, fokus Angkasa justru teralihkan pada sosok lelaki di belakang Queenby yang gerak-geriknya justru tampak mencurigakan.

Tanpa lelaki itu sadari, ada Angkasa yang sedang memperhatikannya dengan intens.

Dan, benar saja, kecurigaan Angkasa terbayarkan saat melihat flash yang menyala pada ponsel lelaki itu. Kurang ajar, dia sedang memotret area tidak senonoh! Dan objek yang dia incar itu Queenby?!

"Bangsat! Berhenti lo!" gertak Angkasa berdiri tegas, menghampiri lelaki di belakang Queenby yang tampaknya terkejut bukan main.

Sama halnya dengan Queenby yang tidak tahu apa-apa. Ia hanya refleks menoleh, untuk mengamati  pergerakan Angkasa.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang