~~~
Buntut dari perkelahiannya dengan Steve, Angkasa mendapatkan skorsing selama tiga hari ke depan. Selain itu, pihak sekolah pun sebenarnya sudah memberikan surat pemanggilan orang tua kepada Angkasa, dan juga Steve tentunya. Namun, Angkasa sendiri beralasan sedemikian rupa, agar pihak sekolah tidak selalu menuntutnya untuk mendatangkan kedua orang tuanya ke sekolah.
Pihak sekolah sedikit memberikan keringanan, dengan catatan, apabila Angkasa kedapatan berkelahi lagi di lingkungan sekolah, maka surat peringatan dari sekolah pun tidak segan akan langsung diberikan kepadanya.
Hari ini tidak ada kegiatan yang berarti sebenarnya. Angkasa hanya menghabiskan waktunya di kamar, untuk sekedar bermain game. Sedangkan sore atau malamnya, kemungkinan ia akan bermain bersama Hazril dan juga Fikar.
Ah, mengingat nama dua sahabatnya, Angkasa pun jadi ikut teringat dengan perkataan mereka kemarin. Apa benar dirinya sudah keterlaluan kepada Queenby?
"Kenapa ga coba dibicarain baik-baik, Sa? Belum tentu juga kan, Queenby?"
"Cuma dia, yang tau." Tegas Angkasa.
"Tapi, bukan berarti dia juga yang ngasih tau. Sejak kapan emang Queenby kenal Steve?"
"Gue tau, lo marah, lo terganggu, sama ucapan Steve yang kemarin emang sengaja mancing-mancing lo. Tapi, kalo emang seandainya itu bermulai dari Queenby, dia ngelakuin itu buat apa?" Tanya Hazril netral.
"Gue, Fikar, bahkan lo, udah jelas tau gimana kepribadian Queenby. Apalagi, seengganya lo pasti lebih tau lagi, gimana luar dalamnya dia." Lanjut Hazril lagi.
Angkasa mengangkat bahunya tampak acuh. "Entahlah, tapi pikiran gue kemarin emang langsung tertuju ke dia."
"Oke, dengerin ya? Gue bacotin lo kaya sekarang, bukan seolah-olah selalu belain Queenby. Tapi, apa yang lo maksud, dan lo tuduhin ke Queenby itu belum ada bukti nyatanya." Ucap Fikar ikut buka suara.
"Gue ga mau lo sampe nyesel karena kemakan sama emosi lo itu."
"Terus, kalo emang bukan dia , siapa?" Sarkas Angkasa. "Salah satu dari kalian gitu, yang ngadu ke Steve?"
"Bangsat!"
"Goblok!"
Seruan gemas dari Hazril dan Fikar langsung terdengar dengan merdu ke telinga Angkasa.
"Udah lah, skip aja. Udah lewat ini," ucap Angkasa santai.
"Sejauh yang gue liat sekarang, hubungan lo sama Queenby udah bisa dibilang mulai membaik, Sa. Dan, justru itu, kasarnya sih gue ga mau kalian saling perang dingin lagi, karena salah satu dari kalian salah paham." Ucap Hazril bijak.
Ya, Angkasa kembali termenung saat ini. Jika dirasa dari jauh lubuk hatinya, Angkasa memang tidak memiliki keyakinan bahwa Queenby yang memberitahu Steve perihal keadaaan keluarganya yang bisa dikatakan berantakan, jauh dari arti harmonis.
Namun, kembali lagi pada egonya, Angkasa berpikir jika bukan Queenby, lantas siapa lagi?
Karena selama ini, Angkasa memang cukup tertutup perihal keluarga pribadinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/320467175-288-k577605.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA
أدب الهواةHati-hati dengan mereka yang tak pernah sesuai antara ucapan dan tindakan. Mungkin, itulah ungkapan perasaan yang kini dipegang teguh oleh sosok tampan, Angkasa Rafisqy. Melupakan seseorang yang kita sayangi, kita cintai, tentu bukan hal yang mudah...