Chapter 11

240 54 16
                                    

~~~

Victory Bakery.

Suasana disini sepertinya memang selalu ramai, khususnya untuk para pembeli yang sudah hapal betul bagaimana kualitas, rasa dan juga terkenalnya roti disini. Bisa dibilang menjadi salah satu yang masuk ke kategori best seller, karena memang cukup sering diincar oleh para pecinta kuliner roti.

Selagi mengantri untuk memesan, Angkasa menelisik ke setiap sudut ruangan didalam. Entah kenapa, matanya langsung otomatis menuju ke arah meja nomor 18, yang katanya letaknya paling strategis.

"Roti disini tuh enak banget tau! Kamu harus nyobain pokonya!"

"Iya, tapi jalannya pelan-pelan aja, By."

"Nanti ga kebagian dine in, kalo kita lelet! Tempatnya suka penuh terus! Pokonya kalo kamu suka sama rotinya, aku bakal bawain kamu bekel sarapan, sama bekel buat nemenin kamu tanding basket."

"Berarti tukeran sama susu kotak full cream, ya?"

"Nahhhh!!! Boleh banget!!! Hehe, makasih puppy!"

"My pleasure, sayang."

"Terus nih ya, mejanya wajib banget di meja no 18. Itu aesthetic parah, sama pasti lucu banget kalo kita quality time disitu, huhu! Nanti kamu aku fotoin ya, harus nurut dan harus mau! Tuh, apalagi sekarang lagi pake hoodie item, kan ganteng banget ishhh!"

"Bawel banget ya, pacar siapa sih?"

"Pacarnya Angkasa Rafishqy, btw!"

Tanpa sadar Angkasa sedikit melengkungkan kedua sudut bibirnya saat mengingat kembali momen tersebut. Rasanya itu baru saja terjadi kemarin, tapi ternyata itu sudah berlalu beberapa tahun lalu.

Sesaat setelah menghembuskan napasnya, Angkasa mencoba untuk menghilangkan memori tersebut dalam pikirannya. Namun, jika kalian mengenal Angkasa lebih dalam lagi, Angkasa itu selalu mengingat hal sekecil apapun apabila menyangkut orang-orang terdekatnya. Khususnya Queenby, yang pada saat itu memang berstatus sebagai kekasihnya.

"Angkasa?"

"Bang Arga?"

Keduanya terlihat sama-sama terkejut, sekaligus tidak menyangka akan bertemu disini. Benar-benar pertemuan yang tidak terduga.

Mereka berpelukan singkat, layaknya teman. Ya, karena biar bagaimana pun, selama ini hubungan mereka terjalin dengan baik. Yang membedakan, mungkin karena beberapa tahun terakhir ini mereka tidak pernah bertemu.

"Daritadi?" Tanya Arga basa-basi.

"Lumayan, masih ngantri nih Bang,"

Arga mengangguk, juga menampilkan senyum tipisnya. "Gimana kabarnya? Sekarang baru ketemu lagi, tau-tau udah makin tinggi aja."

"Baik kok Bang, masih gini-gini aja, btw."

"Kalo Ayah sama Bunda gimana? Sehat-sehat juga, kan?" Lanjut Angkasa bertanya.

Arga terdiam sesaat, menatap Angkasa dengan pandangan yang sulit diartikan. Sepertinya komunikasi di antara adiknya dan juga Angkasa belum terjalin dengan cukup baik. Buktinya, Angkasa masih belum mengetahui kepergian Bundanya.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang