🐈⬛ corpse bride.
Rasanya masih tidak masuk akal. Tapi mungkin itulah kenyataan yang harus ditelan Jeno sekarang. Meninggal di usia nya yang masih tergolong muda—sepahit ini ternyata. Teringat apa yang dikatakan keluarga dari sebelah ibunya ketika dia ikut berkumpul pada Natal tahun lalu. Mereka dengan seenak jidat menggosipkan nya tanpa perlu berlindung muka; tentang dia yang kapan akan menikah. Umurnya telah mencapai kepala tiga. Dengan wajah itu dan juga pekerjaannya sebagai pemilik restoran yang telah memiliki banyak cabang, lantas alasan apa yang membuatnya masih melajang?
Telinganya sangat panas saat itu. Apalagi saat dirinya dibandingkan dengan sepupunya, Lee Heeseung yang bahkan katanya saat musim semi nanti akan menyambut kelahiran anak kedua bersama sang istri.
Oh astaga! Jeno sekarang baru menyadari bahwa kehidupannya selama ini memang amat malang. Jangankan seorang anak, dia bahkan belum sempat menikah dan sekarang dirinya sudah mati.
Sadar bahwa dia saat ini tidak sedang sendiri, Jeno akhirnya berhenti menutupi telinganya dan bergerak perlahan untuk menoleh ke arah pria ber-tuxedo putih di sebelahnya itu.
"Kau .... siapa?"
Merasa ditanyai, lelaki berwajah putih pucat itu nampak berseri-seri,"Aku Na Jaemin! calon pengantin mu."
Jeno meringis, calon pengantin apanya ucapnya dalam hati.
Jeno memutar matanya untuk melihat ruangan sekitar. Dan juga tempat tidur yang tidak cukup empuk yang sedari tadi di tempati nya.
"Di mana ini?" tanya Jeno.
"Alam kematian."
Jawaban macam apa itu. Apakah benar-benar harus diperjelas.
"Tidak, maksudku ruangan apa ini?" tanya Jeno lagi.
"Oh! ini kamar ku—tidak! ini akan menjadi kamar kita! Aku sudah meminta Bibi Han untuk meriasnya seperti kamar pengantin saat kau masih belum sadarkan diri tadi."
"Lihat mawar hitam ini!" lelaki itu, Na Jaemin bertingkah seolah menghembuskan nafas lega setelah menghirup wangi dari beberapa tangkai mawar hitam di tangannya.
"Apakah kau sudah merasa baikan? Jika iya, mari bertemu Paman Lim dan katakan kalau kita berdua sudah siap untuk melangsungkan pernikahan!"
Jeno sungguh masih dalam kebingungan, tapi tubuhnya bergerak otomatis untuk segera turun dari kasur yang sangat tidak empuk itu. Saat dia mencoba untuk bangun, tubuhnya tiba-tiba saja oleng dan hampir saja jatuh jika saja Jaemin tidak refleks memeganginya.
"Kau—"
Jeno menatap wajah pucat Jaemin yang saat ini lurus memandangnya. Air muka berseri yang sedari tadi diperlihatkan lelaki itu tiba-tiba saja lenyap entah kemana.
"Tangan mu, masih hangat."
🐈⬛ corpse bride.
"Dia belum mati."
Iris hitam Jeno membelalak. Sama reaksinya dengan apa yang sedang Jaemin lakukan saat ini.
"Paman, maksudnya?"
"Aku sendiri tidak terlalu yakin, tapi sepertinya tubuhmu saat ini sedang terbaring koma di suatu tempat di dunia atas sana."
"Benarkah? Oh astaga! Kau dengar itu? Aku belum mati!" Jeno kelewat senang. Saking senangnya, dia sampai tidak sadar telah menggenggam tangan Jaemin dan mengguncangnya.
"Untuk memastikan, pergilah dan cari di mana tubuhmu berada."
"Terimakasih! Terimakasih banyak!" Jeno membungkuk sembilan puluh derajat. Bibir tipisnya mengembang terlalu lebar mendapati kabar baik ini.
"Astaga, aku belum mati." ulang lelaki itu berkali-kali.
Jaemin? melihat bagaimana senangnya Jeno yang tadinya dia sangka adalah calon suaminya, tidak ada yang bisa dia lakukan saat ini selain ikut tersenyum senang atas lelaki itu.
🐈⬛ tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Corpse Bride nomin ver.
Fantasy𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒 / Didesak untuk segera menikah karena usianya yang sudah cukup matang, salah seorang temannya memperkenalkan Jeno dengan seorang pria muda bernama Huang Renjun. Hari ketika upacara pernikahan akan di gelar, siapa yang menduga bahwa...