🐈⬛ corpse bride.
"Sekarang .... apa?"
Bahu tegap dalam lapisan tuksedo putih itu turun pasrah. Jeno sendiri juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan setelah mengetahui bagaimana keadaan nya saat ini.
"Aku harus segera bangun," hanya itu yang bisa ia pikirkan.
"Oh! Apakah orang tua itu juga tahu bagaimana caranya agar aku bisa segera bangun?"
Jaemin terkesiap saat Jeno tiba-tiba saja memegangi kedua sisi lengan atasnya; sedikit mengguncangnya.
"Ma—maksud mu Paman Lim?"
Jeno mengangguk antusias. Dapat Jaemin lihat bagaimana secercah harapan itu muncul lagi di kedua manik mata lelaki itu yang setengah mati.
"Mungkin ...." belum sempat Jaemin menyelesaikan ucapannya Jeno sudah lebih dulu memotong,"kalau begitu ayo pergi menemuinya!"
Jaemin tidak terlalu peduli dengan bagaimana cara tubuhnya ditarik paksa untuk ikut lelaki itu; hal yang mungkin terdengar bodoh adalah bagaimana dia hilang kendali hanya karena rasa hangat yang dia dapatkan dari telapak tangan Jeno yang menggenggamnya.
Hangat. Perasaan semacam itu .... Jaemin tiba-tiba saja merindukannya.
🐈⬛ corpse bride.
"Aku juga tidak terlalu yakin mengenai kapan kamu bisa kembali ke tubuhmu, hanya saja satu hal .... " Paman Lim, orang tua itu sejenak melirik ke arah Jaemin yang tampak sibuk memperhatikan susunan buku-buku yang berserakan di belakang sana.
"—Jangan berusaha untuk menyukai apapun yang ada di sini," dia kembali menatap Jeno,"atau energi mu akan benar-benar terserap habis," peringatnya.
"Paman, bisakah aku meminjam buku ini?! Aku janji akan mengembalikan nya tepat waktu!"
Jeno menoleh ke belakang; mengikuti arah pandang Paman Lim saat ini. Orang tua itu kini menarik senyum hangat.
"Oh ya ya kau boleh meminjamnya. Ambil saja."
Sebenarnya—Jeno tidak sebodoh itu untuk mengartikan maksud dari sekilas tatapan mata juga ucapan orang tua di depannya ini.
🐈⬛ corpse bride.
Bunyi ketukan beruntun yang sedang dilakukan seseorang dari balik pintu mau tak mau menggerakkan kaki Jaemin untuk membuka pintu itu segera.
Sebenarnya, Jaemin sudah tahu pelaku pastinya.
"Mohon terimalah mawar hitam ke seribu dari calon pengantin mu yang akan segera bertumbuh ini."
Seperti biasa Jaemin akan segera mengambil setangkai mawar hitam yang di sodorkan tepat ke depan wajahnya itu.
"Dimana pria itu?"
"Jeno maksud mu?" tanya Jaemin balik.
Orang itu, Sakuya—lelaki kecil berusia sekitar lima belas tahun jika dilihat dari kapan waktu ketika ia meninggal dunia; yang telah setia mengintili Jaemin selama ini. Anak itu berkata pada ibunya, bahwa dia akan menikahi Jaemin suatu hari nanti.
Oleh sang Ibu, wanita itu hanya tertawa sembari meladeni—bahwa sang putra, setidaknya harus mengumpulkan sepuluh ribu tangkai mawar hitam agar bisa segera bertumbuh dan bisa menikahi Jaemin.
"Apakah benar dia belum mati?"
Jaemin mengangkat bahunya, nampak acuh tak acuh,"ya .... begitulah."
"Yes!" Sakuya bersorak kecil yang mana membuat Jaemin menggeleng heran melihatnya.
Tekad yang diperlihatkan lelaki kecil itu—cukup menghibur Jaemin selama ini, setidaknya.
"Kalau begitu aku hanya perlu mengumpulkan sembilan ribu mawar hitam lagi. Kau tunggu saja, aku akan segera tumbuh besar dan memenuhi syarat untuk menjadi pengantin pria mu!"
Jaemin tersenyum simpul mendengar nya; tangan nya bergerak menepuk kepala anak itu yang tingginya bahkan hanya mencapai bahunya.
"Baiklah," ucapnya.
🐈⬛ tbc.
don't forget to vote and gimme your review! thx.
KAMU SEDANG MEMBACA
Corpse Bride nomin ver.
Fantasy𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒 / Didesak untuk segera menikah karena usianya yang sudah cukup matang, salah seorang temannya memperkenalkan Jeno dengan seorang pria muda bernama Huang Renjun. Hari ketika upacara pernikahan akan di gelar, siapa yang menduga bahwa...