tiga

1.5K 215 9
                                    

🐈‍⬛ corpse bride.

Jeno mematung.

Tidak lama usahanya untuk mencari di mana keberadaan tubuh nya sekarang, dia kini menemukannya—tubuhnya, yang kini terbaring kaku, penuh dengan alat bantu.

"Ibu .... " gumamnya tatkala menyaksikan sosok sang ibu yang kini duduk di samping tubuhnya. Wajah wanita paruh baya itu sembab; air mata masih terlihat sesekali menuruni pipinya walau sudah tidak ada lagi isak tangis yang dikeluarkan. Sementara sang Ayah, pria di kepala lima itu kini terduduk di atas sofa dengan raut wajahnya yang tidak bisa Jeno baca. Wajah turunannya itu nampak letih dalam lamunannya yang entah apa.

"Ibu." panggilan lain tiba-tiba saja datang dari arah pintu bersamaan dengan masuknya seorang lelaki muda yang mengenakan sweater rajut berwarna putih.

Ibu terkesiap dan refleks membuka peluknya untuk lelaki muda itu. Mengatakan maaf berulangkali juga rasa kasihannya yang teramat sangat.

"Dia—" Jaemin yang sedari tadi hanya berdiri diam di sebelah Jeno akhirnya membuka mulut.

"Ya, dia orangnya," jawab Jeno.

Jaemin tanpa sadar beri perhatian besar terhadap lelaki muda bersurai kecoklatan itu. Tanpa sadar membandingkan dirinya sendiri dengan lelaki itu; berusaha cari celah untuk membuat dirinya bisa sedikit berbangga hati. Hasilnya? tentu saja nihil. Tidak ada celah yang bisa dia jadikan poin unggul untuknya. Bahkan hal yang lebih menyebalkan adalah bagaimana Jaemin lagi-lagi harus tersadarkan oleh fakta bahwa lelaki itu masih hidup sedangkan dia tidak.

Seorang manusia yang bernafas dan bersuhu hangat, mana bisa disamakan dengan ia yang hanyalah seorang arwah—bergentayangan tanpa tujuan menunggui seseorang yang bersedia menikah dengannya.

"Apakah kalian sepasang kekasih?"

Jeno menggeleng,"Kita berkenalan enam bulan yang lalu. Dia nyaman denganku begitupun aku. Lalu kami berdua memutuskan untuk melanjutkan hubungan ini mengingat usia kita yang sudah cukup matang. Lagipula tidak ada lagi waktu untuk sekedar berpacaran."

Huang Renjun, lelaki bersurai kecoklatan itu perlahan berjalan mendekat. Lamat lelaki itu perhatikan tubuh Jeno yang terbaring kaku. Sampai kemudian tangannya bergerak memegangi tangan Jeno.

"Dia sepertinya menyukaimu."

Jeno tidak menanggapi. Bibirnya kini terkatup rapat.

"Nak Renjun, bagaimana dengan Ayah mu? beliau pasti sangat kecewa. Aku benar-benar tidak menyangka hal ini akan terjadi kepada putraku. Kami sungguh minta maaf."

Renjun menoleh ke arah wanita paruh baya di sebelahnya itu. Meraih kedua tangan berkerut itu dalam genggamannya.

"Ibu tidak usah khawatir. Sekarang kita berdoa saja agar Jeno bisa cepat sadar dan kembali sehat seperti semula."

🐈‍⬛ tbc.

Corpse Bride nomin ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang