🐈⬛ corpse bride.
tw/ suicide.Laju Jaemin berlari menyusuri jalanan yang turun. Sempitnya gedung-gedung yang saling berdempetan tidak menghentikan kecepatan langkahnya.
Dia dan Jeno baru saja pulang dari dunia atas saat seseorang memberitahunya bahwa bibi Han akan menyebrangi sungai Sanzu.
Jaemin bahkan tidak mempedulikan teriakan Jeno yang mencoba menyusulnya jauh dibelakang sana.
Beruntung. Sempat hatinya mengucap rasa syukur saat lihat bibi Han masih belum menaiki mobil yang akan bawa wanita itu dan suaminya menyebrangi sungai.
"Bibi!" Jaemin menghambur memeluk wanita yang sudah ia anggap seperti ibunya itu.
Seseorang yang menyambutnya ketika ia pertama kali membuka mata sebagai seorang mayat pengantin pria yang belum menikah.
"Aku pasti akan merindukan mu."
Bibi Han menepuk punggungnya. Mata wanita paruh baya itu melihat ke arah Jeno yang baru saja sampai.
"Kalau begitu—setelah menemukan pengantin mu nanti segeralah menyebrangi sungai agar kau bisa bereinkarnasi sebagai putraku."
Jaemin cemberut. Matanya berkaca-kaca. Dengan penuh keengganan dia melepas tangan Bibi Han.
"Terimakasih," suaranya kecil berkata.
🐈⬛ corpse bride.
Jeno memandang punggung dalam balutan tuksedo putih itu. Menghela ringan sebelum melanjutkan langkah mendekati lelaki itu. Tangannya terulur menyerahkan kaleng bir yang ia dapatkan sebelum kemudian menempatkan pantat nya dengan nyaman di sebelah Jaemin.
"Terimakasih."
Jaemin membuka bir itu dan lantas meneguknya.
Perasaan ditinggalkan yang kembali ia rasakan. Sebuah kehampaan yang lagi-lagi membuat nya merasa sendirian.
Jaemin membencinya.
"Apakah kau juga akan menyebrangi sungai sesudah menikah nanti?" Jeno membuka cakap diantara mereka.
Jaemin mengedikkan bahu,"Yakin ada seseorang yang bersedia menikahi ku saja aku tidak tahu," Jaemin terkekeh. Bir di tangannya bekerja seperti keinginannya.
"Argh sial! Aku benci perasaan ini! Aku membencinya!" dia tiba-tiba saja berdiri dan berteriak.
"Aku benci ...."
"Aku—benci ditinggalkan."
Jeno ditempatnya hanya bisa bungkam. Bahkan saat ia terpaku oleh sebab isak tangis dan juga air mata yang terlihat menganak pinak menuruni pipi pucat Jaemin.
Untuk pertama kalinya lelaki itu memperlihatkan emosinya dengan benar.
Itu menggerakkan kaki Jeno untuk beranjak dan lantas merengkuhnya.
Untuk detik pertama saat tangannya bergerak mengusap belakang kepala Jaemin—Jeno tercekat begitu tiba-tiba saja jiwanya ditarik ke suatu tempat yang mana terlihat asing baginya.
Jeno kini berada di tengah-tengah sebuah pesta pernikahan yang ia ketahui bukanlah pernikahan nya dan Renjun.
Ini—upacara pernikahan orang lain.
Kericuhan yang berasal dari para tamu undangan, bisik-bisik juga tatapan negatif yang Jeno sendiri bisa merasakannya; membuatnya merasa tidak nyaman.
Tidak tahu bagaimana kakinya kemudian melangkah ke suatu tempat. Sebuah ruang tunggu yang telah berantakan oleh kepingan guci bunga yang hancur berserakan.
Jeno menyelinap masuk dan seketika bungkam saat tahu siapa lelaki yang kini terduduk menyedihkan di sana.
"Jaemin ...."
Jeno sedikit banyak telah mengerti situasinya. Dari percakapan para tamu undangan yang tidak lagi di kecil-kecilkan. Semua orang kini mengasihaninya.
"Bagaimana bisa dia ditinggalkan saat pemberkatan akan dilakukan?"
"Malang sekali nasibnya, bagaimana keadaan Tuan Na? Apakah dia baik-baik saja?"
"Kabarnya benar, pria yang akan menikahinya itu katanya sudah punya wanita lain."
Jeno sungguh tidak bisa berbuat banyak.
Dia kini berada di sebuah ruangan yang ia kira adalah kamar Jaemin. Sebuah ruangan yang dibiarkan gelap. Cahaya kilatan petir yang masuk ke dalam kamar memperlihatkan bingkai foto yang terdapat sosok Jaemin di dalamnya. Jeno mengambilnya.
Terpaku saat melihat sosok Jaemin yang sedang tersenyum sembari memegangi biola di bahu kirinya.
Jaemin—dia ternyata seorang violinis.
Jeno tersentak kaget begitu dengar suara guntur menyambar bersamaan dengan deru angin yang tiba-tiba saja masuk dari arah depan. Mata Jeno membulat lebar begitu lihat Jaemin yang entah sejak kapan berdiri ditepi balkon; di bawah curah hujan yang tinggi.
Jeno tiba-tiba saja menyadari satu hal.
"Jaemin!" dia benar-benar baru saja akan melangkahkan kakinya, namun seperti perkiraan—tidak butuh waktu satu detik bagi Jaemin untuk terjun bebas ke bawah sana.
Mata Jeno melebar sempurna. Mendapati dirinya yang masih memeluk Jaemin yang kini sudah tidak lagi terisak.
Apa yang baru saja ia lihat tadi?
Jaemin melepaskan pelukannya, lelaki bertuksedo putih itu mengangkat wajahnya yang basah.
Iris gelap yang berlinang itu kini bertubrukan dengan milik Jeno yang bergetar gusar.
Dan ketika perhatiannya menyapu turun, Jeno sungguh tidak punya pertimbangan apapun untuk mendaratkan bibirnya di sana.
🐈⬛ tbc.
don't forget to tap ⭐ and gimme your review! thx >.<
KAMU SEDANG MEMBACA
Corpse Bride nomin ver.
Fantasy𝑐𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒 / Didesak untuk segera menikah karena usianya yang sudah cukup matang, salah seorang temannya memperkenalkan Jeno dengan seorang pria muda bernama Huang Renjun. Hari ketika upacara pernikahan akan di gelar, siapa yang menduga bahwa...