FREEN'S POV
At Bangkok - Dini hari
Waktu telah menunjukkan pukul 01.00 dini hari waktu Bangkok. Cuaca Bangkok malam ini cukup dingin hingga terasa menusuk hingga ke tulang-tulang. Wanita paruh baya yang berada disampingku tampak mendekap tubuhnya erat. Aku membantunya untuk membalut tubuhnya dengan scraft yang tadi ku gunakan untuk menutupi wajah saat di bandara tadi. Setidaknya bisa sedikit menghangatkan tubuh sang wanita yang ku panggil mama ini.
Beberapa saat kemudian mobil sedan putih Saint berhenti tepat dipekarangan rumah yang berdesign ala scandinavian. Tidak terlalu besar, dan tidak terlalu kecil juga. Luasnya pas untuk dihuni keluarga kecil. Ada taman kecil di depannya, dan aksen kayu pada fasad nya membuat rumah ini tampak hangat dan nyaman untuk dihuni. Sekeliling rumahpun dipagari dengan tembok tinggi sehingga privacy penghuninya akan benar benar terjamin. Tapi, rumah siapa ini? Kenapa dia membawa kami ke tempat ini? Ini bukan apartementku, apa lagi rumah Saint. Setauku rumah ini jauh dari mewah untuk rumah seorang Saint, CEO agency ternama dan anak pertama dari pengusaha sukses Bangkok.
Belum sempat aku mempertanyakannya kepada Saint, seorang wanita yang cukup berumur, mungkin berumur sekitar 40 tahunan mendekati 50 tahun, membuka pintu penumpang dan mempersilahkan kami untuk turun."Silahkan Nona boss" Tubuh wanita tersebut sedikit menunduk mensejajarkan dengan tinggi dari pintu mobil.
Aku tidak bergegas turun karena masih memproses situasi yang terjadi saat ini. Kenapa Saint membawa kami ke tempat asing? Lagi , aku kembali membatin mempertanyakan situasi saat ini.
"Masuklah terlebih dahulu. Antar Mama Nun beristirahat. Aku akan menjelaskannya setelahnya" Saint menoleh ke arahku dari balik kemudi dengan wajah polosnya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun atas situasi membingungkan yang diciptakannya.
Tubuh mama sedikit menggeliat, tampaknya dia mulai tidak nyaman dengan posisinya saat ini. Wajar saja, kami menempuh perjalanan lintas kota hingga 4 jam lebih dari perjalanan darat hingga perjalanan udara. Tentulah tubuh mama tidak terbiasa dan mulai kelelahan. Dan yang dibutuhkannya saat ini adalah mengistrahatkan tubuhnya di tempat yang nyaman.
Akupun menuruti perintah Saint dan mengikuti wanita paruh baya yang tadi menyambutku. Wanita tersebut berjalan tepat di depan kami, berusaha memelankan langkahnya agar aku dan mama tidak tertinggal karena aku harus berjalan sambil menuntun mama yang berjalan sambil menahan kantuk dan sempoyongan. Untung saja mama tidak terusik dengan keberadaan wanita paruh baya ini.
Sementara itu Saint menurunkan koper mama dan beberapa barang lainnya yang entah kapan Saint membelinya. Saint dibantu oleh seorang wanita lainnya yang kali ini tidak begitu berumur dan terlihat lebih cekatan serta energetic.
Kini aku dan mama telah tiba disebuah kamar yang tidak begitu luas namun terlihat sangat nyaman, rapih dan bersih. Pemilihan warna dan interiornya sangat sesuai dengan konsep design rumah scandinavian sehingga tidak terasa padat dan sempit. Nuansa kayu dan warna clean mendominasi ruangan ini. Jendela kaca kamar yang cukup besar membuat kesan lapang dan tidak membatasi pandangan ke arah luar. Kamar ini seakan akan di design memang untuk membuat penghuninya tenang dan aman dengan cukupnya cahaya alami dari luar, minimnya perabotan yang bersudut runcing, plafon yang dibaut tinggi serta pemilihan warna calm pada interior tanpa adanya warna terang yang mendominasi sehingga bisa memicu amarah pada penderita gangguan mental. Seakan ini dipersiapkan untuk mama.
Aku terlalu fokus memperhatikan seisi ruangan yang kupijaki saat ini, hingga melupakan keberadaan mama. Beliau mulai sedikit merengek. Akupun merebahkan tubuh mama di ranjang king size dibantu oleh wanita paruh baya yang sejak tadi sangat ramah pada kami. Setelah posisi mama ku rasa sudah cukup nyaman, akupun menyelimuti tubuhnya. Merapihkan rambut yang menutupi wajahnya dan mengecup dahinya sebentar sebelum akhirnya aku turun ke lantai bawah mencari keberadaan Saint. Aku butuh penjelasan darinya. Penjelasan sedetail detailnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ITS NOT SAME ANYMORE
FanfictionMerangkul dalam suka dan duka Saling memberi kenyamanan dikala gundah Menangis bersama disaat ada yang tersakiti Tiada hari tanpa bersama Seperti bulan dan bintang Namun kini semuanya berubah Hening, saling melewatkan dan enggan untuk menyapa Menjad...