BECKY: WHAT HAPPEN WITH FREEN N ORN?

592 53 19
                                    

#INTERMEZO

Guys, part ini akan lumayan panjang sekitar 5000 kata. Jika mulai mumet, mungkin kalian bisa break sejenak pada tanda  break page (-----).
Aku harap kalian tidak menskip setiap paragraf di cerita ini. Karena semuanya saling berkesinambungan dan akan ada hidden untuk setiap konflik dalam cerita.

HAPPY READING

********

FREEN’S POV
At Freen’s Condo

Hampir sebulan lamanya, aku kembali menginjakkan kakiku di condo yang 3 tahun ini telah ku tempati bersama Orn. Condo ini adalah Salah satu saksi dari pencapaian karir kami. Kami akhirnya mampu menyewa sebuah condominium mewah di kawasan elit pusat perkotaan Bangkok. Meski telah membagi dua biaya sewa bersama Orn, tetap saja angka angka tersebut terbilang fantastis jika saja kami masih berada di posisi yang dulu. Artist kurang terkenal yang bayarannya hanya 10% dari bayaran kami saat ini untuk sekali pemotretan. Tapi aku mensyukuri proses tersebut, dan bersyukur memiliki Orn serta Bright yang selalu berada di sampingku.

Aku bukannya tidak kembali ke Condo karena menghindari Orn setelah pertengkaran kami beberapa waktu lalu. Jadwalku sangat padat beberapa minggu ini. Harus menyelesaikan shooting film, melakukan pemotretan untuk perilisan poster film, belum lagi pemotretan untuk majalah dan Brand. Beberapa pekerjaanku saat ini masih melibatkan Becky, couple project. Saint dan perusahaan memutuskan untuk tetap menjalankan couple project hingga project film kami rilis. Namun tidak menutup kesempatan untuk kami menjalankan project solo yang akhirnya membuat jadwal kami benar benar padat. Libur? Tentu saja perusahaan masih memanusiakan kami. Kami masih mendapat jatah libur meskipun itu hanya sehari dalam seminggu. Dan masa libur itu aku benar benar manfaatkan untuk menemani mama melakukan terapi rutin. Ternyata support dariku dan dari Bibi Hom sangat banyak membantu kesembuhan mama yang cukup pesat.

Hari ini sebenarnya masih jadwal kontrol mama, namun aku sengaja memindahkannya ke jadwal kontrol sore, agar pagi harinya aku bisa luangkan waktu untuk mengemasi barang-barangku di Condo. Persediaan bajuku mulai menipis dan akan sangat sulit jika aku harus bolak balik dari condo ke rumah yang ku tempati bersama Mama. Meskipun jaraknya tidak begitu jauh. Tapi jadwal yang padat nampaknya akan sangat sulit.

Aku  mengemasi seluruh pakaian dan alat lukisku dengan pergerakan yang sangat hati-hati karena khawatir membangunkan Orn yang tampaknya beberapa minggu ini memiliki jadwal yang sangat padat. Aku sudah berusaha untuk tidak membuat suara bising, namun  kepekaan telinga Orn sangat tajam. Hingga wanita itu keluar dari kamarnya dengan rambut berantakan khas bangun tidurnya dan kesadarannya belum terkumpul seutuhnya.

“Aaah… maaf, apa aku teralu berisik?” Alih-alih mengucapkan selamat pagi, aku justru langsung membuat permintaan maaf sebelum dia mengamuk. Orn paling benci saat tidurnya terganggu dan harus terbangun di luar jam yang diinginkannya.

Namun dugaanku salah. Orn hanya diam dan berlalu melewatiku yang sedang berjongkok di ruang tengah bersama tumpukan barang-barangku. Dia menuju dapur dan mengambil segelas air putih kemudian meneguknya dengan tandas. Pikirku dia sangat kehausan dan mungkin baru akan bereaksi setelahnya. Ternyata dugaanku salah. Dia kembali berlalu begitu saja dan menutup pintu kamarnya. Seakan tidak peduli dengan sahabat seperjuangannya ini yang akan pergi meninggalkannya. Aku rasa dia masih marah dengan pertengkaran kami terakhir kali. Aku memang belum meminta maaf kepadanya secara langsung, karena biasanya kami tidak pernah saling meminta maaf usai bertengkar. Semuanya akan membaik begitu saja seakan tidak pernah terjadi apa-apa.

Beberapa waktu sebelumnya aku mengiriminya pesan, mengabari bahwa aku tidak akan pulang ke condo untuk beberapa waktu. Ada hal penting yang perlu ku lakukan. Namun pesanku tidak digubris olehnya. Bahkan semalam aku kembali mengiriminya pesan bahwa aku akan mengemasi barang-barangku. Aku akan pindah dan aku akan menjelaskan alasannya saat kita bertemu. Dan lagi, pesanku kembali diabaikan. Harusnya aku bisa menyadari kemarahan Orn dari pesan pertamaku yang tidak di gubrisnya. Dia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Sehari saja aku tidak pulang, handphoneku akan dibombardir chat dan panggilan masuk darinya yang tiada henti hingga aku membalasnya.

ITS NOT SAME ANYMORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang