JEALOUS

678 76 4
                                    

Dini hari di sebuah kamar persegi yang dindingnya dipenuhi dengan berbagai lukisan bunga, terlihat seorang wanita bermandikan peluh di wajahnya. Tidurnya tampak gelisah, kedua alisnya mengkerut, nafasnya memburu. Tubuhnya tak berhenti bergerak ke kiri dan ke kenan. Semakin lama ritme gerakannya semakin tidak teratur, nafasnya semakin memburu hingga wanita tersebut sempat berhenti bernafas selama beberapa detik. Untungnya dia segera terbangun dari mimpi buruknya.

Wanita tersebut berusaha menahan deru nafasnya dan laju jantungnya. Perlahan memejamkan matanya dan menarik nafas secara perlahan sesuai anjuran dokter pribadinya. Menerapkan tarikan napas panjang selama 5 detik, lalu menahannya selama 3 detik, dan melepaskannya perlahan-lahan dalam hitungan 5 detik. Hal itu dilakukannya hingga berulang. Namun tampaknya usahanya tidak berhasil. Kali ini dia mencoba metode 3-3-3, mengalihkan fokusnya pada sekitarnya. Menyebutkan 3 benda dan 3 suara yang dilihat dan didengarnya saat itu, kemudian menyebutkan 3 anggota tubuhnya sambil menggerakkan anggota tubuh tersebut dengan rileks. Tapi lagi lagi cara ini tidak sepenuhnya mampu mengatasi Anxiety nya yang akhir-akhir ini sering kambuh. Dan satu satunya jalan adalah kembali mengkonsumsi obat penenangnya.

Dibukanya laci nakas yang berada disamping kasurnya dan diraihnya 2 botol kecil berwarna putih. Kini tampak 2 pil ditelapak tangan wanita tersebut. Dan dalam satu tegukan, dia memasukkan kedua pil tersebut ke dalam tubuhnya. Obat tersebut butuh waktu 15 - 30 menit untuk bisa bereaksi pada tubuhnya. Tak sabar dengan reaksi obatnya, wanita tersebut memutuskan untuk menyirami kepalanya dengan air dingin sembari menarik helaian rambutnya demi meredakan sakit kepalanya. Kali ini Anxiety tidak hanya membuat nafasnya sesak, namun juga menyerang bagian kepalanya dan menimbulkan perasaan mual.
Tampaknya wanita itu harus kembali menjalani malam panjang yang cukup berat.

FREEN'S POV
Freen's Condominium

Cahaya matahari menembus celah tirai kamarku, membuatku sedikit terusik dari tidurku. Mau tidak mau aku harus membuka kedua mataku perlahan, padahal hari ini aku berniat untuk tidur panjang hingga sore hari. Sial, harusnya sebelum tidur, aku menutup tirai itu dengan rapat dan memastikannya tidak ada celah sedikitpun. Akhirnya dengan tubuh lunglai aku menyeret tubuhku kearah jendela dan merapatkan tirai kamarku. Memastikan tidak ada secercah cahayapun yang bisa mengusik tidurku kali ini.

Setelah memastikan suasana kamarku sudah sempurna untuk kembali mengeram diri, aku langsung melemparkan tubuhku ke atas kasur, mendekap guling kesayanganku. Mataku perlahan mulai berat dan tiba-tiba....

Drrrrrttt.... Drrrrrtttt.... Drrrrrttt...
Ha how you like that?
You gon' like that that that that that
How you like that?
How you like that that that that that?
Now look at you now look at me
Look at you now look at me
Look at you now look at me
Lagu BlackPink menggema di dalam kamarku. Lagi lagi mengusik tidurku. Sialaan.

"Oooornnn... Pelankan suara musikmu." Teriakku sekencang mungkin, masih dengan mata tertutup dan tubuh yang meringkuk, hanya pergerakan kecil untuk mengambil bantal demi menutupi gendang telingaku. Namun aku tidak mendengar suara balasan dari orang yang ku teriaki barusan. Lantunan lagu tersebut tidak ada tanda tanda memelan. Suaranya masih sangat menggema di kamarku.

"Oooooornnn...!!" Teriakku lagi. Kali ini aku melempar bantal dengan kasar ke lantai dan bersamaan dengan itu, suasana ketika hening. Awalnya ku pikir Orn kali ini mendengar teriakanku. Namun aku salah, kembali terdengar suara musik yang menggema dengan lagu yang sama. Ooooh Shiiitt... itu suara panggilan masuk di hanpdhoneku. Aku baru ingat, Orn sedang ada syuting di luar kota hingga beberapa minggu ke depan. Bagaimana bisa aku melupakan nada deringku sendiri.

Akhirnya dengan malas aku meraih benda berbentuk persegi panjang tersebut dan mengecek iblis mana yang telah mengusik waktu tidurku. Saat melihat nama yang tertera di layar handphoneku, aku hanya bisa menarik nafas dengan kasar.

ITS NOT SAME ANYMORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang