AN HONESTY OF FREEN

576 67 10
                                    

PREVIOUS CHAPTER

Becky mengabaikan Freen. Dia terus saja berjalan tanpa peduli dengan keberadaan Freen yang masih mengekorinya hingga ke ruang ganti. Becky membanting pintu tersebut dengan kasar membuat jantung Freen berpacu dengan cepat. Untung namamu Becky, jadi Freen masih bisa bersabar.

—------

“Ok, aku minta maaf.” Freen berusaha menahan tangan Becky agar tidak beranjak dari tempat mereka saat ini.
“Minta maaf untuk?” Becky berbalik dan menatap Freen dengan tajam.
“Yaaa untuk semuanya.” Freen sedikit kelagapan dan bingung harus menjawab apa. Karena diapun tidak tau kesalahannya dimana.
“What? Jadi kau minta maaf tanpa tau kesalahanmu apa Freen?”
“Mana aku tau kalau kau tidak memberitauku. Ayolah jangan berbelit belit. Setelah ini kita ada scene romantis. Tidak mungkin kan kita memasuki set dalam kondisi seperti ini?”
“Tenang saja, soal acting aku bisa mengatasinya. Bukankah kau juga selalu membanggakan dirimu sebagai queen of acting yang bisa beracting dalam situasi apapun?” Becky semakin dibuat kesal oleh jawaban Freen. Dan kali ini dia benar benar berlalu meninggalkan Freen.
Tidak ingin kehilangan kesempatan, Freen kembali mengejar Becky dan menghadang langkah Becky.
“Apa karena masalah ciuman itu? Ok Aku minta maaf karena menciummu. Aku akui itu sebuah kesalahan dan tidak seharusnya aku terbawa suasana dan melakukan hal bodoh itu. Sekali lagi maaf.” Freen berusaha meraih tangan Becky dan mengusapnya lembut. Namun Becky menghempasnya dengan kasar.
“Kesalahan? Hhahaha kau benar. Itu kesalahan. Maaf aku yang bodoh disini dan terlalu berharap banyak. Aku yang salah. Kau tidak perlu meminta maaf.” Becky berusaha menahan tangisnya. Hatinya benar benar sakit mendengar pernyataan Freen yang menganggap kejadian waktu itu adalah kesalahan. Sedangkan dirinya telah berpikiran terlalu jauh dan berharap banyak akan perkembangan hubungan mereka. Dia telah kesal dengan hal yang memang tidak seharusnya dikesalinya.
“Nong, maksudku….” Ucapan Freen terhenti karena Becky menyelanya.

“Seharusnya aku tidak perlu kesal karena hal yang tidak seharusnya ku kesali. Hanya karena kau menghilang seharian dan membuatku khawatir kemudian datang dengan perasaan tak bersalah. Maaf karena aku sempat lupa akan posisiku, aku tidak sepenting itu untuk mu.” Becky mengusap air matanya yang menetes dengan sendirinya. Sudah tidak terbendung lagi. Kembali hatinya dipatahkan oleh Freen. Harusnya Becky sudah terbiasa dengan sakitnya, namun kali ini rasanya berbeda.

Freen hanya terdiam dan bingung harus melakukan apa untuk menarik kembali ucapannya. Dia hanya bisa merutuki kebodohannya dan menatap nanar punggung Becky yang berjalan menjauh darinya.

Freen mulai membuka roomchatnya dari Becky dan membacanya secara perlahan. Khawatir dia melewatkan sebuah chat penting. Freen hanya bisa menutup matanya dan merutuki dirinya sendiri sesaat setelah membaca satu baris pesan dari Becky yang memberitahukannya bahwa Becky telah berada di lobby apartement Freen untuk menemui Freen. Becky ingin membahas tentang rumornya bersama Nat serta soal foto ciuman mereka yang beredar. Dan tidak satupun pesan dari Becky yang dibalas oleh Freen. Kejadian kemarin benar benar membuat Freen lupa dengan yang lainnya.

“Kita perlu bicara. Phi mohon.” Freen menatap Becky dengan mata nanar dan penuh harap.
—---------------------------

AUTHOR’S POV

Langit mulai menampakkan senjanya. Semburat cahaya kejinggaan menelisik masuk melalui kaca depan mobil hiace hitam memberi sedikit pencahayaan di dalam mobil yang saat ini hanya ditumpangi oleh dua orang wanita, Freen dan Becky. Hampir 15 menit lamanya mereka duduk terdiam dalam sunyi, larut akan pikirannya masing-masing usai pembicaraan panjang dan mendalam diantara keduanya. Pembicaraan tentang hubungan mereka saat ini dan akan di bawa kemana hubungan mereka.

Mungkin sebagian orang masalah ini terlalu berlebihan. Becky maupun Freen terlalu mendramatisir hubungan diantara keduanya. Mereka cukup menjalani skenario yang telah disiapkan oleh perusahaan dan tidak perlu menganggapnya terlalu serius. Tapi tidak dengan Becky ataupun Freen. Karena setiap keputusan, setiap tindakan, ataupun setiap ucapan yang terlontar dari mulut mereka bisa saja menjadi luka yang mendalam satu sama lain tanpa mereka sadari.

ITS NOT SAME ANYMORETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang