Telah sebulan waktu berlalu. Dan selama itulah si Kim sialan berhasil kabur dengan membawa mayat membusuk Doyoung yang entah bagaimana cara menyembunyikannya.
Sedangkan Junkyu? Remaja itu saat ini tengah berbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit dengan selang infus di tangan.
Telah satu bulan berlalu, tak ada kepastian akankah Junkyu dapat sadar kembali. Hanya Jihoon dan Haruto orang yang selalu sibuk keluar masuk kamar inap, memastikan jika saja kawannya itu dapat membuka matanya barang sedetik saja.
Berita pasal garis besar kasus ini telah tersebar di penjuru negeri. Menjadi perbincangan hangat di media sosial dan topik panas dalam beragam acara televisi.
Dengan tajuk, 'Seorang pria di xx tega menghabisi nyawa putra kandungnya sendiri' atau 'Setelah mengalami penyiksaan seorang anak di xx akhirnya dihabisi oleh ayah kandungnya'
Juga, 'Pelaku penyiksaan juga pembunuhan anak di bawah umur kini tengah berstatus buron'
Namun hanya untuk beberapa saat, hanya untuk sepekan setelah berita dirilis. Karena seiring dengan berjalannya waktu orang-orang mulai melupakannya. Tak ada lagi yang peduli bahkan sekedar penasaran akan kondisi si korban saat ini.
Dunia masih berjalan seperti biasa.
"Dimana Jihoon?"
Haruto hanya melirik sekilas kala mengambil sekaleng soda yang disodorkan oleh sang kakak, meneguknya sekali lalu kembali menengadah menatap langit malam.
"Kursus. Katanya dia akan mampir sebentar saat pulang"
Selanjutnya diam, Hanbin ikut serta duduk di samping Haruto. Menengadah menatap butiran cahaya di langit tanpa mengatakan sepatah katapun.
Keheningan mendominasi cukup lama. Haruto yang masih belum sanggup menerima kenyataan, dan Hanbin yang tengah sibuk memutar otak bagaimana lagi harus melanjutkan kasus.
Siapa sangka mencari buron akan menjadi semenyulitkan ini?
"Hyung"
"Ya?"
"Tidak jadi"
Kembali hening, hanya untuk beberapa saat sebelum Haruto kembali—
"Hyung"
"Ada apa?"
"Tidak jadi"
Hening kembali. Lalu Haruto—
"Hyung—"
"Bicara sebelum aku membunuhmu"
Haruto berdehem sebentar, tangannya meremas kaleng soda di genggaman dengan tubuh yang ia putar guna duduk berhadapan langsung dengan sang kakak.
"Apa menurutmu dia mati?"
"Siapa?"
"Kim Mingyu. Apa menurutmu dia mati? Selama ini sama sekali tidak ada jejak atau tanda keberadaannya. Apa ini mungkin?"
"Jangan terlalu cepat menyimpulkan"
"Kalau begitu, apa mungkin dia di tangkap oleh hantu atau semacamnya? Atau mungkin dia bisa menjelajahi waktu dan pergi ke masa lalu atau masa depan. Atau—"
"Ya!! Kau sudah gila?"
Hampir saja botol di genggaman melayang di wajah tampan sang adik saking geramnya. Dari segala macam kemungkinan yang ada kenapa bocah itu justru harus memiliki asumsi yang konyol seperti itu.
"Kan bisa saja—"
"Oi Pak Polisi!"
Sontak keduanya menoleh pada sumber suara, mendapati seorang pria dengan setelan jas formal nan mewah berjalan mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangled [REVISI]
FanfictionTak sekalipun ia berpikir jika manusia bisa semenjijikkan ini. Yang tanpa rasa ragu menulikan pendengaran ataupun menutup rapat mata kala seseorang memohon akan uluran tangan. 'Tidak merugikan ku, itu bukan urusanku. Aku tak berkewajiban ikut andil...