Bagian 11

592 43 3
                                    


Please give me a pleasure :-)


"MSP Spinn-Off"


















.
.
.











"Bunda berangkat dulu. Jangan lupa nanti jemput Tin".

"Iya bunda, terima kasih".

Gun menghela napasnya pelan, baru saja ia berbicara panjang lebar perihal Tin pada bundanya. Bisnis sang ayah sedang ada sedikit kendala, jadi mamanya ikut menemani. Untuk alasan Tin berada di rumahnya karena sang ibunda meminta Tin menemaninya. Terima kasih banyak pada sang ibunda yang kelewat peka dan mengambil jalan teraman. Jika bukan karena ini, Tin pasti entah dimana dan Gun tidak akan bertemu sampai enam bulan lamanya, masa koas Tin berakhir.


Gun melihat jam di pergelangan tangannya, ia punya janji bertemu anggota band sekitar satu jam lagi. Ia bergegas bersiap lalu pergi ke tempat dimana mereka akan bertemu. Gun memasuki mobilnya, membuka handphone lalu membuat alarm dua kali agar ia tidak lupa menjemput Tin pulang koas nanti sore. Ia tidak ingin membuat masalah baru, ia harus benar-benar teliti mulai saat ini.


"Oi Gun, sebelah sini!" Menengok ke arah suara, ada Pat yang memanggilnya sedikit keras tadi. Anggota Chinzillas disana semua termasuk Tiwson, mungkin Por yang mengajaknya.


Gun tersenyum menyapa semua orang yang ada di meja, mereka memilih meja paling pojok. Posisinya sangat strategis karena tidak terlalu terlihat. Ia tidak ingin diganggu fans untuk saat ini.


Suasana begitu menyenangkan, saling melempar candaan dan argumen tidak penting. Gun memperhatikan Tiwson yang begitu telaten terhadap Por. Ia tersenyum saat melihatnya.


"Ngapain lo liatin gue?" Tiw yang melihat Gun sejak tadi memandanginya, akhirnya memilih memulai obrolan lebih dulu. Ia sebenarnya tidak tetlalu ingin berbicara pada Gun. Bukannya benci atau gimana, ia hanya malas.


"Tiw, lo masih deket sama Tin kan?" Gun berbicara dengan lembut. Matanya sayu penuh keingintauan. Yang lainnya seakan mengerti keadaan, mereka ikut terdiam mendengarkan.


"Masih. Lo mau tanya apa? gue coba jawab kalau gue mau". Gun senang mendengarnya, ia ingin tau bagaimana Tin selama ini.


"Dia sering curhat ya sama lo? Soalnya semalem gue liat dia nelpon lo cukup lama".


"Cukup sering sih. Gue khususin waktu kalau buat Tin, walaupun cuma beberapa menit. Gue nggak sesibuk Por". Gun tahu dan paham, Tiwson sedang sarkas padanya saat ini. "Lo mau tanya apa? To the point bisa nggak?"


"Tin masih mau sama gue nggak?" Keadaan hening beberapa saat. Gun menatap Tiwson dengan gugup.

"Masih". Bahunya meluruh seketika. Jawaban Tiwson mampu melegakan kegelisaannya selama ini. Tanpa sadar, semua orang yang ada di meja ikut bernapas lega mendengarnya.


"Tiw, lo selama ini tau Tin ada di rumah gue kan?" Mendengar pertanyaan dari Gun, Tiwson hanya mengangguk.


"Gue juga tau". Gun menoleh ke arah Satang yang tiba-tiba ikut berbicara.

"Kenapa lo semua natap gue kayak gitu?" Satang menatap sengit teman-temannya.


"Kalo lo tau, kenapa nggak ngasih tau Gun? Kalau Tiw sih gue paham pasti diminta Tin. Kalau lo?" Win bertanya pada Satang di sampingnya.


"Gue waktu itu jenguk temen nyokap di rumah sakit tempat Tin koas. Ya trus ngobrol ngalor ngidul. Gue tau cuma sampe dia koas trus tinggal di rumah Gun karena jaraknya lebih deket. Gitu doang sih".


MSP SPINN-OFF // GEMINIFOURTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang