Bagian 14

626 45 8
                                    


Please give me a pleasure :-)


"MSP Spinn-Off"


















.
.
.











Percaya atau tidak, Tin merasakan kehampaan didalam hatinya. Permintaan maaf Gun hanya ia respon dengan anggukan kepala. Setelahnya ia menyapa seperti biasa, sarapan seperti biasa, dan dengan mudahnya menerima apapun dari Gun. Rasanya biasa saja. Debaran, benci, marah tidak ada lagi. Ia bahkan sadar akan hal ini.

"Tin, nanti makan siang sama aku ya? Aku jemput".

"Tin, besok aku ada tampil di cafe. Temani aku ya?"

"Tin, aku pengen makan ramen deh. Kamu mau tidak?"

"Tin, kamu tidur dulu nanti aku bangunkan".

"Tin, besok pulang kerja aku jemput pokoknya".

"Tin, aku belikan kamu sepatu. Pasti kamu suka"

"Tin, ayo ke cafe bunda minta es campur".



Apapun yang dikatakan Gun padanya, dia akan dengan sadar menjawab antara 'iya' dan 'baiklah'. Gairah dalam berinteraksi tidak ada lagi dalam dirinya. Dia akan dengan santainya menyapa semua orang seperti tidak ada kejadian apapun. Dan Gun juga menyadari hal ini.


Hampir sebulan perubahan Tin benar-benar dirasakannya. Gun tidak menyangka, Tin bagaikan robot yang tidak berperasaan. Dia akan bicara seperlunya, sedikit tertawa jika ada yang lucu, dan merespon seadanya. Ia bingung harus apa sekarang. Gun sudah meminta Tin untuk melampiaskan apapun kepadanya, tapi hanya helaan napas dalam yang ia dapatkan. Tin langsung pergi begitu saja. Saat Gun memeluk ataupun mencium Tin, ia tidak akan bereaksi apapun. Hanya menatap lalu kembali sibuk dengan urusannya.

Satu hal yang Gun pastikan. Tin sudah menutup rapat hatinya dan membiarkan emosinya menguap tanpa sisa. Ia tahu, ini bentuk pertahanan diri seorang Tin dari rasa sakit yang terus menimpanya. Gun memukul tembok disampingnya saat melihat Tin duduk terdiam tanpa gerakan apapun hampir dua jam lamanya dengan lampu kamar yang mati. Is sudah menyakiti terlalu dalam sampai bingung harus melakukan hal apa.









***











Tin hanya menatap sekeliling tanpa minat. Tadi Gun menjemputnya lalu mengajaknya untuk melihat pemotretan bandnya untuk single terbaru. Tanpa banyak bicara, Tin hanya mengekor dibelakang.


"TIINNNN AWAASSSS !"


Gun mendorong Tin kedepan, menghindari tiang lampu sorot yang akan menimpanya. Sayangnya, tangan kananya yang menjdi korban. Tin yang ikut tersungkur kebawah hanya menatap kosong. Teriakan para staff dan anggota Chinzillas tidak terdengar ditelinganya.

Mereka berjalan cepat mengikuti para perawat yang mendorong brankar Gun dengan cepat. Tin didudukkan Satang di salah satu kursi tunggu. Ia menatap sekeliling, ada semua anggota Chinzillas dan beberapa staff. Menatap Tiwson disampingnya yang sedang mengelus pundaknya lalu kembali menatap pintu tempat Gun ditangani.






Hampir satu jam akhirnya pintu terbuka. Terlihat Gun yang berjalan pelan keluar ruangan dengan Gips ditangan kanannya. Semua orang segera mendekat menanyakan keadaan. Tin hanya menatap tanpa berbicara sedikitpun. Para staff pun akhirnya berpamitan. Tersisa anggota Chinzillas, Tin dan Tiwson saja. Gun yang melihat Tin duduk terdiam akhirnya menjdi orang yang menghampiri.

"Tin, aku nggak apa-apa kok. Hanya lengan kananku sedikit retak dan beberapa luka kecil." Tin mendongakkan kepalanya ke atas lalu berdiri tepat di depan Gun.


MSP SPINN-OFF // GEMINIFOURTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang