Bagian 7

593 40 6
                                    

Please give me a pleasure :-)


"MSP Spinn-Off"


















.
.
.







"Gun, kamu bosen ya sama aku?"

Setelah menyamankan posisi duduk, Tin langsung melontarkan pertanyaan yang selama ini mengganggu pikirannya. Rasanya sudah lama sekali mereka berdua tidak berbicara.

Hari ini setelah melihat Gun pulang, Tin menyampaikan keinginannya untuk berbicara berdua. Mempersilahkan Gun untuk membersihkan diri terlebih dahulu lalu memintanya segera menyusulnya ke ruang tamu.

Atensinya beralih ke arah Gun, menatap matanya dengan sorot keraguan. Sebenarnya dia takut akan jawaban yang diberikan, tapi Tin sudah tidak sanggup memendamnya lagi.

"Kalau kamu bosan, bisa berbicara padaku. Setidaknya itu lebih baik daripada perlakuanmu beberapa bulan belakangan".

Tin bertanya lirih namun mantap. Suaranya sedikit tercekat di tenggorokan. Dia ingin menangis rasanya. Menatap sosok didepannya yang hanya diam datar tanpa menjawab.

"Aku tidak tahu"

Setelah beberapa menit berlalu tanpa suara, jawaban Gun membuat hati Tin mencelos.

"Gun, let's take a break."

Gun menatapnya tanpa menjawab. Sorot matanya tampak ragu, seolah meminta penjelasan lebih. Lucu sekali, bukankah seharusnya Tin yang diberikan penjelasan?

"Aku tidak mengerti apa kesalahanku Gun. Aku mencoba memahami semua perilakumu, kesibukanmu, ketidakpedulianmu, bahkan aku mencoba mengerti apa yang terjadi belakangan ini adalah hal yang wajar. Aku selalu meminta sedikit waktumu untukku. Sungguh Gun, aku juga bisa lelah".

Tin mengeluarkan semua kegaduhan yang ada di pikirannya. Hatinya sakit saat mengatakan semuanya. Menatap Gun yang tampak terkejut, Tin merasa telah menyakiti namun ia tidak bisa lagi. Setidaknya dia harus mengambil keputusan.

"Gun, aku akan kembali bersama mama. Mungkin ada beberapa barangku yang tertinggal. Aku akan segera mengambilnya nanti".

Merasa tidak ada yang akan dikatakan lagi, Tin segera bangkit, mengambil kopernya yang memang sudah dia siapkan dari semalam dan berjalan keluar. Keputusan Tin sudah bulat. Dia harus memberi jeda terhadap hubungannya.

"Sampai jumpa"













***












"Lo terkena star syndrom atau apa bangsat? Bisa-bisanya melakukan hal yang pasti kamu sesali."

Suara Satang menggema di studio, dia marah dan emosi. Sejak sebulan terakhir Gun selalu membuat kesalahan. Raganya disini, tapi hati, jiwa dan pikirannya melayang entah kemana. Beberapa tampilan band mereka hancur karena Gun sering salah. Entah lupa lirik, salah tempo, bahkan melamun saat perform.

Seluruh anggota selalu bertanya apa yang terjadi, tapi Gun hanya menjawab sedang tidak enak badan, terlalu lelah, kurang tidur dan alasan lainnya. Tentu saja awalnya mereka percaya, tapi ini sudah terjadi berulang kali.

Kali ini kesabaran Satang sudah habis. Yang harusnya mereka latihan harian dan sudah selesai dua jam yang lalu tapi malah seperti ini.

Satang bukan orang yang sabar, jadi dia segera menghentikan latihan dan memaksa Gun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Satang pikir hanya masalah pekerjaan Gun yang memang banyak akhir-akhir ini. Tapi nyatanya tidak. Setelah Gun menceritakan semuanya, emosinya benar-benar naik sampai ke puncak.

"Lo Gila, ini Tin bodoh! Kamu melepaskan Tin. Sehebat apa kamu?"

Gun semakin menunduk merasa menyesal mendengarnya. Satang benar, apa hebatnya dia?

"Ada apa?"

Tiwson masuk dan berjalan menuju sang kekasih. Tadi dari luar terdengar suara Satang yang cukup keras. Dia berniat menjemput Por untuk pulang karena jam sudah lewat jauh dari yang seharusnya.

Gun yang melihat Tiwson langsung berjalan menghampiri.

"Tiw, lo tahu Tin ada dimana kan? Tolong kasih tahu gue Tin dimana."

Tiw menampik tangan Gun yang berusaha memegang lengannya. Melihat arloji dipergelangan tangan yang menunjukkan angka sebelas lebih delapan menit.

"Ini sudah malam. Mungkin Tin sedang tidur di kasurnya".

Tiw mencoba tidak perduli, berjalan ke arah Por lalu memintanya segera mengambil barangnya untuk dibawa pulang. Ini sudah terlalu larut.

"Tiw, lo tau maksud gue bukan itu."

Tiw menghiraukan ucapan Gun, menggandeng tangan Por lalu berjalan keluar.

"Emang lo siapa harus tau soal Tin? Sebaiknya lo pulang ke rumah. Udah malam. Kalian juga, gue sama Por pamit pulang duluan."

Tiw berkata sarkas sebelum benar-benar pergi meninggalkan studio.


















.
.
.

Boleh banget kalau mau kasih aku saran. Tapi jangan pakai bahasa kasar yaa...
:-)

MSP SPINN-OFF // GEMINIFOURTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang