Bagian 8

635 49 9
                                    


Please give me a pleasure :-)


"MSP Spinn-Off"


















.
.
.









Por berjalan menghampiri Gun yang tampak melamun di sudut studio. Mereka telah menyelesaikan latihannya sejak sore, dan sekarang sudah malam. Hari ini dirinya sedikit bebas karena Tiwson sedang pulang ke rumah orang tuanya karena ada acara. Sedangkan yang lain sudah pulang sejak dua jam yang lalu.

"Gun, lo baik-baik saja?"

Gun tersentak saat merasakan remasan di bahu sebelah kiri. Menatap Por sekilas lalu kembali menghadap depan.

"Lo bisa cerita ke gue apapun. Ini soal Tin ya? Tenang saja, gur nggak akan kasih tahu Tiwson soal ini".

Gun menghela napas dalam. Kembali menatap Por disampingnya.

"Lo tau masalah gue sama Tin kan? menurut lo gimana?"

Por berpindah duduk di depan Gun, memegang tangannya agar dia mau menatapnya.

"Sebelumnya gue boleh tanya nggak sama lo?"

Gun mengangguk meng-iyakan.

"Lo dekat sama Ohm Pawat ya?"

Gun sedikit bingung dengan pertanyaan Por, apa hubungannya dengan Pawat?

"Ya kita deket sih, kan sering ada project bareng. Apa hubungannya?"

Por menganggukkan kepalanya mendengar jawaban Gun.

"Lo pernah ngasih tau Tin soal ini?"

Mata Gun membulat dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Gun, dengerin ya! Gue tau kalo Tin pasti pernah bertanya soal ini sama lo dan lo pasti nggak pernah menjelaskan apapun kan? Gue tau karakter Tin dan seharusnya lo lebih paham dari gue. Coba kasih tau gue kapan terakhir kali lo ajak Tin kencan atau berbicara berdua?"

Gun mencoba mengingatnya, memang sudah lama sekali, kapan terakhir kali mereka berkencan. Bahkan dia sering membatalkan janjinya dengan Tin.

"Gun, gue paham sebenernya lo itu cuman nyari relasi dari para artis senior. Tapi lo terlalu berlebihan. Lo ngelupain tujuan awal dari semua ini. Lo lupa untuk siapa lo berdiri diatas panggung. Lo lupa nyiptain lagu indah ini buat siapa. Lo lupa kerja keras kayak gini tuh buat siapa. Lo lupa sekitar karena ambisi lo yang terlalu berlebihan.-

-Gue yakin banget saat lo pulang kerumah, lihat Tin yang sudah tertidur di kamar, lihat dia yang duduk di sofa sambil ngerjain tugas, lihat dia yang makan dengan tenang di dapur, lihat dia yang ngajak lo bicara, cuma lihat dia aja bikin lo tenang. Saking tenangnya sampai lo menyepelekan semua ini. Saking tenangnya lo ngerasa nggak butuh apapun lagi."

Gun mulai menangis tertahan. Semua yang dikatakan Por benar. Hatinya berdenyut sakit.

"Kata ini gue dapat dari Tiwson, dengerin baik-baik ya. Malam hari saat Tin pergi dari rumah lo, dia mampir ke apartemen Tiwson untuk pamitan. Gue sempet ketemu sebentar dan ngucapin selamat ulang tahun. Pasti lo lupa kan?"

Air mata Gun semakin mengalir, ia menggeleng pelan. Dia memang melupakan itu.

"Setelah Tin pergi, Tiwson marah besar. Dia sebenernya langsung pengen nyamperin lo dan nonjok lo tapi gue tahan. Saat amarah Tiwson reda dia mulai menceritakan semuanya sama gue tentang ketidakpedulian lo sama Tin. Ini pendapat Tiwson. Lo itu merasa menghidupi Tin dengan menampung dia di rumah yang lo beli-

MSP SPINN-OFF // GEMINIFOURTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang