Bagian 1

2K 57 4
                                    



Please give me a pleasure :-)

"MSP Spinn-Off"

Bagian 1



Tinn disini. Berdiri memegang spanduk bertuliskan Chinzillas. Mengangkatnya tinggi2 berharap agar sang vocalis utama melihatnya atau setidaknya melirik sebentar. Berkumpul bersama orang orang lain dan berdesak desakan. Ikut berteriak memanggil dan menyerukan kata kata semangat. Ikut bernyanyi bersama yang lainnya.
Dan disana, diatas panggung yang megah sang vocalis bergerak kesana kemari menikmati performa yang luar biasa. Iya, kalian benar. "Gun-nya" ada disana. Sungguh luar biasa. Tinn bangga.

Dahulu saat sekolah menengah atas, Chinzillas hanya band sekolah yang tujuan utamanya memenangkan 'Hot Wave'. Semacam acara music tahunan antar sekolah. Tapi lihatlah sekarang. Nama band mereka selalu di elu elukan kalangan kaum muda. Memiliki beberapa lagu yang menjadi hits di beberapa platform music. Tidak sia sia mereka sekolah sambil bekerja keras untuk bandnya selama ber tahun tahun.

"Gunnya" memang hebat.

Tinn melihat ke atas sambil tersenyum lucu. Bangga dan jatuh cinta lagi dan lagi. Matanya terus menyorot sang vocalis, berharap mendapatkan sedikit atensi.

Lagu terakhir baru saja dinyanyikan. Semua anggota band melakukan 'waii' di beberapa spot panggung. Kata lain dari ucapan terima kasih yang tulus untuk para penggemar. Sorak sorai penonton masih terus terdengar, memanggil nama idola mereka masing masing. Bahkan saat Chinzillas sudah turun dari panggung dan menghilang dibaliknya.

Tin keluar, berjalan pelan dan mengantri dengan penggemar lain yang juga ingin keluar. Di tangan kirinya memegang kantong berukuran kecil berisi banner yang terlipat rapi juga sebuah botol air minum yang sudah tandas, siap untuk dibuang. Ahh, Tin sedikit lapar.
Di tangan kanannya ada paperbag berukuran lumayan besar berisi hadiah untuk teman teman Chinzillas, tentu saja ada bucket bunga mawar kecil untuk 'Gun-nya' sebagai ucapan selamat atas peluncuran album baru serta konser yang berjalan lancar.

Tinn berhasil keluar, berjalan ke arah ruang tunggu untuk kenalan dan saudara anggota grub. Menyapa sebentar kemudian mengambil tempat duduk. Matanya memandang keseluruh ruangan. Di sekitarnya terdapat berbagai macam hadiah dari penggemar. Tin bertanya dalam hati, kenapa para penggemar sangat loyal? Terdapat berbagai macam hadiah dari merk terkenal yang harganya bisa mencapai puluhan bahkan ratusan ribu. Juga ada beberapa bucket besar terbuat dari uang yang entah berapa nominalnya.

Setengah jam telah berlalu, terdengar beberapa langkah kaki dan sedikt ocehan datang melangkah masuk ruangan. Tinn berdiri, melihat "Gun-nya" yang masuk dengan sedikit senyum dan melakukan 'waii' ke beberapa kenalan dan kelurga anggotanya. Tinn berjalan mendekat, memeluk sebentar dan melepaskannya. Memberikan bucket bunga yang sejak tadi dia bawa. Gun menerimanya dengan senyum kecil dan ucapan terima kasih. Tinn membalas dengan senyum lebar serta ucapan aku bangga padamu. Gun pamit untuk menyapa yang lainnya dan Tinn berjalan ke anggota lain, memberikan sedikit hadiah yang dia bawa. Bercengkerama beberapa saat lalu kembali menghampiri Gun.

"Tinn, setelah ini aku ada makan malam bersama. Kamu bisa pulang terlebih dahulu. Sampai jumpa dirumah".

Sudah, hanya seperti itu. Lalu Gun pergi melangkah keluar ruangan bersama manager dan anggota lain.
Tinn terpaku sesaat.

Atensinya beralih ke meja berisi beberapa hadiah penggemar.
Bunga mawar pemberian darinya untuk Gun ada disana, berpikir mungkin Gun lupa membawanya. Sebelum melangkah untuk mengambil bunganya, bahunya di tepuk pelan. Tinn membawa badannya berputar dan melihat tiw berdiri dengan senyum konyolnya.

"Aku tidak melihatmu di backstage tadi. Kamu dimana tin?"
Tiw bertanya sambil matanya memicing dan telunjuk yang memencet hidungnya. Menunjuk.

"Aku di depan panggung Tiwson. Dan singkirkan telunjukmu dari hidungku!"
Tiw menurunkan tangan dan terkekeh pelan mendengar jawabannya.

"Iya baiklah tuan Tinn. Por memintaku untuk bergabung makan malam kali ini. Kau ikut juga kan?" Tiw bertanya sambil mengecek hapenya dan kembali menatap.
Sebelum menjawab, kepala Tinn menoleh melihat bucket bunga mawarnya. Disampingnya terdapat bucket bunga berukuran besar yang terbuat dari uang. Indah dan mahal. Tinn tersenyum kecil.
Tiw menunggu jawaban dan melihat, apa yang dilakukan Tinn tidak luput dari pandangannya. Dia akan bertanya, namun sebelum mengucapkan sesuatu, Tinn terlebih dahulu membuka suara.

"Maaf Tiwson, aku tidak ikut. Ada yang harus aku kerjakan".
Tiw hanya mengangguk, merangkul pundak Tinn lalu berjalan keluar gedung. Melihat Por yang melambaikan tangan, Tiw mengucapkan sampai jumpa dan berjalan menjauh.

Tinn berbelok ke kanan menuju parkiran yang letaknya lumayan jauh. Di luar gedung masih banyak penggemar yang berkumpul dan bersenda gurau. Tinn sedikit mencuri dengar, mereka membicarakan anggota grub Chinzillas. Nama 'Gun-nya' yang paling banyak disebutkan. Tinn berhenti di pinggir kolam air mancur yang mati. Menengadahkan kepalanya ke atas, memandang sendu langit malam yang sedikit terlihat awan mendung. Menghela napas, masih mendengar beberapa penggemar membicarakan 'Gun-nya' dan Tinn tersenyum kecut.
Ternyata dia baru menyadari sesuatu, sekarang bukan lagi hanya 'Gun-nya' tapi juga Gun orang lain. Para penggemar. Masihkan dia diperbolehkan menyatakan Gun sebagai 'Gun-nya'?.
Handphone nya bergetar. Merogoh kantong celana dan melihat pesan yang dikirimkan Tiw untuknya. Hanya berisi ucapan hati hati dijalan.
Hati Tinn sedikit mencelos, tidak ada pesan dari Gun. Membuka room chatnya bersama Tiw dan membalas "baik boss" dan mengirimkan sticker hormat.

Tinn membuka photo profil Tiw. Melihat sahabatnya tersenyum kecut yang dirangkul oleh Por yang memencet hidungya.

Sahabatnya menemukan tambatan hati dan semoga selalu bahagia.



Kritik dan saran diterima :-)
Gunakan bahasa yang baik yaaaa....

MSP SPINN-OFF // GEMINIFOURTH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang