MOMENT

22 4 0
                                    

Setelah hari itu, aku semakin yakin aku menyukainya dan aku berpikir dia juga begitu. Setidaknya pernah terlintas dikepalanya tentangku. Aku selalu ingin dekat dengannya, saat dia tidak ada aku selalu mencarinya. Aku tidak tahu apakah dia mengetahui perasaanku padanya atau tidak, tapi aku merasa semakin hari kita semakin dekat. Aku bingung harus menceritakan dia seperti apa lagi, aku bingung memilih frasa yang indah untuk menceritakannya. Semua yang ada padanya terlalu luar biasa untuk sekedar aku cerita dengan kata-kata. Aku merasa kita nyata, benar-benar ada kita dalam cerita ini. Bukan hanya aku yang jatuh cinta, tetapi kita.

Aku tidak pernah bosan untuk menceritakan semua tentangnya, sekecil apa pun momen saat kita bersama. Aku ingin semua orang terdekatku tahu tentangnya sekecil apa pun, dan sekarang aku ingin semua orang tahu tentangnya.

Saat di sekolah, dia selalu datang paling akhir dan aku selalu menunggunya, menunggu apakah dia datang atau tidak, memastikan dia benar-benar datang. Kita selalu duduk berdekatan, meja kita berseberangan, dan selalu ada momen- momen kecil yang terjadi. Sesekali dia pindah ke belakangku, mengajakku berbicara dan tertawa. Momen-momen itu yang aku rindukan, saat kita masih bisa bercanda dan tertawa bersama. Setiap pagi dia selalu menitipkan bekal makannya kepadaku, padahal dia bisa saja menaruh itu di laci mejanya, tapi tidak dia lakukan dia selalu menitipkan itu padaku, aku merasa itu lucu dan membuatku semakin tinggi hati.

Banyak hal yang terjadi pada kita, banyak sekali dan itu terlalu indah untuk aku simpan sendiri. Aku ingin semua orang tahu itu pernah terjadi, dan aku ingin semua orang tahu bahwa dia spesial dia luar biasa. Pernah suatu ketika dia bertanya kepadaku, "Kamu ada suka sama seseorang ga di sini?" Pertanyaan itu membuatku terdiam sekejap, dia benar-benar tidak tahu aku menyukainya atau dia ingin memastikan itu? aku tidak tahu dan aku kebingungan. Yang lebih bodohnya lagi adalah jawabanku, aku menjawab "Ga ada, aku ga suka siapa pun." Dan aku tidak tahu apakah itu jawaban yang tepat atau justru salah. Tidak hanya sekali dia menanyakan hal itu, sepulang sekolah kita mengobrol di kelas. Tapi tentu saja tidak hanya kita berdua, ada satu temannya dan satu temanku. Kita mengobrol seperti biasa dan tiba-tiba pertanyaan seperti tadi terulang lagi dari mulutnya, dan jawabanku tetap sama. Aku langsung mengalihkan pembicaraan kita.

"Aku mau tanya boleh?" usahaku untuk mengalihkan pembicaraan

"Bolehlah, tanya aja."

Dan justru aku malah melontarkan pertanyaan yang bodoh, "Salah ga sih kalo cewek mendekati cowok duluan?"

"Boleh, ga ada salahnya kalau perempuan memulai lebih dulu. Tapi jangan sampai kamu merendahkan harga dirimu untuk mendekati laki-laki."

"Maksudnya merendahkan harga diri?"

Dia menjawabnya dengan senyuman, "kamu paham maksudku."

Aku selalu ingat setiap hal yang dia katakan, setiap hal yang selalu dia lakukan aku selalu mengingatnya. Karna dia selalu abadi dalam ceritaku, dan aku ingin suatu saat dia tahu ada seseorang yang benar-benar mengharapkannya.

SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang