JATUH

12 4 0
                                    

*Mulai dari obrolan kecil yang membuatku semakin jatuh*

Sering sekali aku dan dia menghabiskan waktu untuk mengobrol di ruangan kelas setelah pulang sekolah, tentu saja tidak hanya berdua, selalu ada temanku dan temannya.  Ini terasa seperti berada di fase seseorang yang sedang pendekatan, mungkin terdengar aneh atau menggelikan tapi itu yang aku rasakan. Untuk apa dia masih menunggu dan mengajakku mengobrol padahal sudah jelas sekali jika dia mau dia bisa langsung pulang meninggalkanku.

Hari itu aku sedang menunggu jemputan temanku, karna lumayan lama aku menunggu di dalam kelas. Di dalam kelas itu hanya ada aku dan teman-temanku, salah satu temanku pulang lebih awal jadi hanya ada kami bertiga dan satu temanku laki-laki. Kebetulan dia sudah turun dan tidak ada di kelas, namun tidak lama dia dan satu temannya datang menghampiri aku dan teman-temanku.

Dia langsung bertanya,  "Kok belum pulang? Ngapain?"

"Lagi nunggu jemputan, kamu ngapain balik lagi?" jawabku.

Dia menjawab dengan sedikit meledek dan tertawa kecil. "Gapapa, kenapa ga boleh?"

"Boleh sih, ya udah."

Aku pikir obrolan kita akan berhenti sampai disitu saja. Tapi ternyata tidak dia memilih untuk duduk di dalam kelas dan melanjutkan obrolan denganku. Hatiku rasanya seperti taman bunga yang dipenuhi bunga-bunga bermekaran, mukaku memerah seperti tomat melihat dia ada di dekatku. Aku rasa aku sudah jatuh terlalu dalam.

"Kenapa melamun? Ayo ngobrol dong." Ucapnya menyadarkanku

"Siapa yang melamun sih, aneh deh." Jawabku menyangkal ucapannya.

"Kamu melamun sambil senyum-senyum lagi."

Aku hanya terdiam karna tidak tahu harus menjawab apa. Sampai temannya memulai obrolan, "Perempuan kalo ga bisa tidur biasanya ngapain sih?"

Aku menjawab, "Kalo aku biasanya mengkhayal tapi sambil tutup mata coba buat tidur."

Temannya menjawab, "Emang bisa gitu, oke gua coba deh." Temannya pun melanjutkan pertanyaannya, "Terus kalo lagi stres biasanya ngapain? Kalo laki-laki kan biasanya merokok ya."

"Kita juga sama ko." aku menjawab dengan bercanda.

Dia langsung terlihat kaget, "Hah! Rokok?"

"Enggalah bercanda ko, serius banget sih."

Dia langsung berkata dengan tegas, "Aku ga suka perempuan yang merokok."

Disitu aku tidak bisa berkata-kata,  aku sedikit bingung dengan perkataannya, apa dia memperingatkanku. Ini benar atau hanya perasaanku saja aku tidak tahu. Tapi saat itu aku merasa semakin jatuh dan jatuh.

Temanku menjawab, "Kita biasanya kalo lagi stres pasti makan makanan ringan, beli jajan-jajan gitu."

"Emang kalo perempuan merokok kenapa? Itu kan pilihannya." tanyaku

Teman laki-laki ku menjawab, "Ya kalau mereka gapapa, tapi kalo teman atau orang terdekat ya pasti harus ditanya dulu alasan dia merokok kenapa dan apa ga ada cara lain selain rokok."

"Nah betul setuju." Dia berkata dengan kencang.

Orang terdekat? Dia menganggapku orang terdekatnya? Atau hanya membetulkan statement yg dikatakan temanku?

Kebetulan saat itu temanku sedang mendekati perempuan, tapi tidak ada yang tahun selain aku dan teman-teman terdekatnya. Tiba-tiba dia berkata pada temanku, "Lu lagi deketin orang ya?"

"Hah? Kata siapa? Tahu darimana?" Jawab temanku, karna memang dia tidak pernah menceritankan tentang perempuan ini.

"Ya tahu lah, gua walaupun diam tapi gua juga memperhatikan sekitar kok. Keliatan juga dari gerak-gerik lu."

Temanku yang masih mengira dia hanya menebak-nebak pun langsung bertanya, "Siapa orangnya?"

Dan dia pun benar-benar tahu siapa perempuan yang sedang temanku dekati, itu artinya dia memang memperhatikan sekitarnya dan bukan hanya sekedar menebak saja.

Temanku yang tahu aku menyukainya pun langsung melontarkan pertanyaan kepadanya meyakinkan apakah dia tahu aku menyukainya dan apakah dia menyukaiku juga. "Kalo dia gimana (menunjuk kearahku)? Tahu dong dia suka siapa, lu kan pasti memperhatikan juga dong."

Tapi jawaban yang aku harapkan tidak keluar dari mulutnya, "Kalo dia (menunjuk kearahku) gua ga tau, dia susah ditebak soalnya."

Lagi dan lagi dia membuatku bingung, dia benar-benar tidak tahu atau hanya pura-pura tidak menyadarinya. Atau dia ingin dengar langsung dari mulutku kalo aku sudah jatuh padanya.

SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang