Aku, Kamu, Kita

16 3 0
                                    

Banyak orang bilang titik tertinggi mencintai seseorang adalah mengikhlaskannya bersama dengan orang lain. Namun menurutku itu hanya omong kosong saja.

Cinta tidak harus memiliki, tapi aku berbohong. Nyatanya aku terus menunggumu dan aku ingin bersamamu. Aku ingin menjadi tempatmu pulang, menjadi sandaran ternyamanmu. Aku ingin mendengar semua keluh kesahmu. Aku ingin menjadi obat setiap kamu merasa sakit.

Jujur saja aku pernah meminta kepada tuhan agar kita bersama. Tapi aku tahu sekeras apapun aku mencoba hatimu tidak pernah ada untukku, hatimu tidak pernah menjadi milikku. Aku sadar begitu egoisnya aku memaksa kepada tuhan agar kamu bersama denganku. Bahkan sampai saat ini, kamu masih menjadi alasanku tidak membuka hati dan tidak tertarik dengan siapapun selain kamu.

Aku selalu mencoba mengikhlaskanmu dengan yang lain, tapi aku berbohong jika aku baik-baik saja. Aku tidah tahu sampai kapan aku akan terus seperti ini, aku ingin semua ini berakhir, aku ingin semua ini selesai. Tetapi sampai kapan pun aku akan tetap mencintaimu. Aku akan terus menikmati luka ini, berharap kamu datang untuk menyembuhkannya.

Mereka selalu menganggap kita tidak akan pernah bersama, kamu mungkin tidak mengetahui aku menyukaimu atau kamu pura-pura tidak mengetahui itu. Mereka sangat yakin kamu hanya ingin menyakitiku, tapi aku juga yakin kamu tidak akan melakukan hal sejahat itu, kamu tahu aku menyukaimu dan memanfaatkan itu, seolah-olah membuatku merasa dicintai juga olehmu.

Semua orang terdekatku terus menanyakan mengapa aku masih menunggumu, nyatanya kamu tidak menginginkanku. Mereka selalu menyuruhku mencari pengganti dirimu. Jelas aku menolak karena sampai kapanpun tidak akan pernah ada orang sepertimu.

Sebenarnya aku lelah menceritakanmu, aku lelah membiarkan orang menilai seberapa bodohnya aku mencintaimu. Tapi memang seperti ini adanya, biarkan orang lain menilai semua tentang aku, kamu, dan kita.

SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang