HAPPY READING :)
Freya, seorang remaja berusia 17 tahun, melangkah dengan hati-hati di trotoar yang ramai. Sementara ia melangkah, keasyikan memikirkan pelajaran sekolah dan aktivitas harian, tanpa sengaja, dia menabrak seorang pria yang seumuran dengannya, yang kelihatannya berusia antara 16 hingga 18 tahun.
"Maaf, eh kamu gak apa-apa?" tanya Freya, segera menawarkan bantuan untuk mengambil buku-buku orang itu yang berserakan di tanah.
Pria itu tersenyum, "Gak apa-apa kok, tenang aja," jawabnya sambil mengumpulkan buku-buku itu bersama Freya.
Freya menghela nafas lega, "Serius nih, gak apa-apa? Sekali lagi, maaf ya, aku bener-bener gak sengaja."
Pria itu mengangguk ramah, "Iya, serius gak apa-apa, tenang aja. Yaudah, aku pergi dulu ya, lagi buru-buru nih," ucapnya sambil tersenyum dan melanjutkan perjalanannya.
Dengan senyum balasan, Freya menjawab, "Oke, makasih ya. Sampai jumpa!"
Pria itu berlalu meninggalkan Freya yang masih berdiri sejenak.
"Sepertinya aku pernah liat dia, tapi dimana ya?" Tak memikirkannya, Freya melanjutkan langkahnya pulang, meneruskan pemikirannya yang terputus tadi.
Meski kejadian itu singkat, Freya merasa lega karena pertemuan mereka berakhir dengan kebaikan, dan dia melanjutkan perjalanan pulang dengan perasaan hangat di hatinya.
Freya tiba di rumah dengan langkah lelah setelah sehari di sekolah.
"Mah, aku pulang," serunya begitu langkahnya melintas pintu rumah. Ibunya yang baru saja keluar dari dapur menyambutnya dengan senyum.
"Oh, kamu udah pulang? Gimana sekolahnya?" tanya ibunya, menyusun beberapa piring yang masih dipegangnya.
"Kayak hari lainnya, gak ada yang menarik," ujar Freya dengan nada yang mencerminkan kebosanan.
"Yaudah, Mah, aku ke atas dulu ya mau ganti baju," kata Freya sambil melangkah menuju tangga.
"Yaudah, kalo udah selesai langsung turun, Mama udah masak," pesan ibunya.
"Iya," jawab Freya sembari melanjutkan langkahnya menuju kamar.
Sesampainya di kamar, ia segera melepas seragam sekolahnya dan memasuki kamar mandi untuk mandi.
Setelah selesai mandi, Freya memilih baju yang nyaman untuk dipakai di rumah. Dia merasa beban pikirannya belum sepenuhnya hilang. Setelah mengganti bajunya, Freya memutuskan untuk bersandar sejenak di board kasurnya.
"Bener-bener hari yang melelahkan," ucapnya sambil merenung. Freya merasakan kelelahan fisik dan mental yang menghampirinya. Banyak hal yang berkecamuk di pikirannya, dan ia berusaha menenangkan diri sebelum turun ke bawah.
Namun, tiba-tiba, ingatannya teralihkan saat ia merenung. Ibunya yang mengingatkannya untuk turun setelah mengganti baju. Namun, kelelahan itu merayap lebih cepat dari kesadarannya, dan matanya mulai terasa berat. Meski berusaha menahan diri, rasa ngantuk akhirnya menguasainya.
Terlambat bagi Freya untuk turun ke bawah sesuai permintaan ibunya. Dia terbaring di kasurnya, membiarkan rasa ngantuk membawanya ke dalam tidur yang mendalam.
Meski tanpa menyadari permintaan ibunya, Freya merasa lega dapat melepaskan diri sejenak dari kepenatan hari itu dengan meresapi tidurnya yang tiba-tiba menghampiri.
Dan kemudian Freya tertidur.
...
"Kami kini menyambut sang putri"
KAMU SEDANG MEMBACA
Simpul Waktu
Historical Fiction"Aku sembahkan ini untuk mu yang terindah" Happy reading :)