B. 6 - Kecelakaan kecil

298 22 5
                                    

HAPPY READING :)

Seminggu telah berlalu sejak Freya, Chika, Ashel, Adel, dan Marsha menginap di villa.

Pagi itu, Freya terbangun pada pukul 4 pagi, mengejutkan oleh keheningan dan kegelapan sekitar. Begitu dia meraih ponselnya untuk melihat waktu, Freya menyadari bahwa masih terlalu dini.

Beralih ke kamar mandi, suara gemericik air memberikan semangat baru, mengusir sisa-sisa kantuk yang masih menyelinap di matanya. Selesai mandi, Freya dengan sigap menyiapkan barang-barangnya. Kesadaran bahwa mereka harus pulang hari itu membuatnya bergerak lebih cepat.

Saat Freya mengecek jam kembali, menunjukkan pukul 5 pagi, dia memutuskan untuk membangunkan teman-temannya yang masih tertidur di ruang tamu. Tatkala dia mencapai ruang tamu, pemandangan mengejutkan menyambutnya.

Semua temannya tidur di sofa dan lantai, seolah-olah sesuatu yang tak terduga terjadi semalam.

"Eh, buruan bangun, kalian udah pada siapin barang-barang kalian belum," ucap Freya sambil berusaha membangunkan teman-temannya yang masih terlelap.

Chika, orang pertama yang terbangun, bertanya dengan masih mengantuk, "Hm, kenapa Fre?"

"Kamu udah belom siapin barang-barang kamu , kita kan harus pulang pagi ini," ucap Freya

"Hm, aku udah siap-siap kok, tapi kalo yang lain gak tau deh," jawab Chika, masih dengan mata yang mengantuk.

Freya pun memulai dengan lembut membangunkan Ashel, Adel, dan Marsha yang masih terlelap.

"Ashel, Adel, Marsha, bangun, kita harus bersiap pulang," ucap Freya dengan suara lembut.

Mereka merespon dengan gerakan gemas, menggeliat sejenak sebelum akhirnya membuka mata mereka yang masih berat karena kantuk. Freya menanyakan apakah mereka sudah menyiapkan barang-barang mereka untuk kepulangan.

"Kamu udah siapin barang-barang kamu, kan? Kita harus pulang pagi ini," tanya Freya kepada mereka.

Jawaban dari Ashel, Adel, dan Marsha serentak, "Belum, belum nyiapin."

Setelah mendengar jawaban yang sama dari semua orang, Freya mengangguk mengerti. Mereka semua terlihat seperti masih terlena oleh kenyamanan villa dan beratnya mata yang ingin kembali terpejam. Namun, kesadaran bahwa mereka harus kembali ke rutinitas sehari-hari memaksa mereka untuk segera bangun.

Mereka mulai bergerak, menyusun barang-barang pribadi mereka yang tersebar di sekitar ruang tamu. Koper, pakaian, dan barang-barang lainnya ditempatkan dengan rapi di dalam tas masing-masing. Percakapan ringan dan canda tawa mulai terdengar, mengusir rasa kantuk yang masih menyelimuti.

Sambil bersiap-siap, mereka membagikan cerita-cerita lucu dan kenangan dari waktu yang mereka habiskan bersama, menciptakan suasana hangat di tengah pagi yang masih sejuk.

Akhirnya, setelah barang-barang mereka tertata dengan rapi, mereka siap meninggalkan villa. Tapi di balik kebersamaan dan tawa, terasa juga nuansa keheningan karena mereka tahu bahwa waktunya untuk berpisah telah tiba.

...

Pukul 9 pagi, setelah Freya mengantar Chika, Adel, Ashel, dan Marsha pulang ke rumah masing-masing, kini tiba di rumahnya sendiri. Saat pintu rumah terbuka, sepi terasa di ruangan, dan pikirannya terombang-ambing, mungkin orang tuanya dan adiknya belum kembali dari kampung.

Langkah Freya mengisi ruangan yang sunyi, dan dia segera menyalakan lampu di setiap sudut rumah. Cahaya lampu membawa kehangatan dan mengusir kesan sepi yang menyelinap di dalamnya.

Simpul WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang