B. 10 - Awal mula

192 17 0
                                    

HAPPY READING :)

Sebuah rumah yang sepi selama seminggu terisi keceriaan saat ibu Freya dan Flora kembali dari kampung. Freya dan Flora langsung berlari menuju pintu setelah mendengar suara mobil memasuki halaman.

"Freya, Flora!" seru ibu mereka dengan senyuman lebar begitu melihat anak-anaknya.

"Mamah!" seru Freya dan Flora serentak, mata mereka berbinar-binar melihat kehadiran orang tua mereka.

Mereka berdua pun segera meluncur ke arah ibu mereka, memeluknya dengan penuh kebahagiaan. Ibu mereka membalas dengan pelukan hangat sambil mengusap lembut kepala Freya dan Flora.

"Gimana kabar kalian, baik gak? Gak ada yang sakit kan selama mamah sama papah tinggal," tanya ibu, memastikan keadaan anak-anaknya.

"Aku baik-baik aja sih, Mah, tapi kak Freya..." ucap Flora dengan ekspresi ragu.

"Kenapa, kakakmu?" tanya ibu, menunjukkan kepedulian pada Freya.

"Aku baik-baik aja, Mah," ucap Freya, mencoba memberikan kepastian.

"Beneran gak apa-apa?" tanya ibu lagi, ingin memastikan kesehatan anaknya.

"Iya, gak apa-apa, Mamahku tercinta," jawab Freya dengan senyum lebar, berusaha menenangkan ibunya.

"Oh, iya, katanya Indira nginep di sini? Sekarang dia di mana?" tanya ibu, mencari tahu tentang teman sekelas Freya yang juga tinggal bersama mereka.

"Iya, Indira nginep di sini, tapi dia udah pulang tadi pagi," jelas Freya.

"Oh, begitu ya," ucap ibu, menerima informasi itu.

"Yaudah, yuk masuk, ceritain sama Mamah apa aja yang terjadi pas Mamah nggak ada," ajak ibu mereka, memimpin langkah menuju ruang tamu.

Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah, meninggalkan ayahnya Freya yang sedang menurunkan barang-barang dari mobil. Di ruang tamu, duduk di sofa yang nyaman, mereka berbagi cerita tentang pengalaman selama ibu dan ayah mereka pergi. Suasana ruang tamu dipenuhi tawa dan kehangatan keluarga, menjadi momen indah setelah seminggu berpisah.

...

Sebulan berlalu sejak kepulangan orang tua Freya dan Flora ke rumah setelah kunjungan ke kampung halaman. Hari ini, kehidupan sehari-hari di rumah kembali berjalan seperti biasa.

Suara ketukan pelan terdengar dari arah pintu kamar Freya, dan ibunya bersuara lembut, "Freya, kamu udah bangun belum?"

"Udah, Mah. Ini baru bangun, mau mandi," jawab Freya yang masih terlihat mengantuk setelah baru saja terbangun.

"Yaudah, kalo udah mandi, langsung ke bawah kita sarapan," saran ibunya.

"Iya, Mah," ucap Freya seraya menggeliat dan menggerakkan tubuhnya untuk bangun.

Freya bangkit dari posisi tidurnya, terdiam sejenak, lalu melangkah ke arah kamar mandi dengan langkah yang belum sepenuhnya sadar. Sesampainya di kamar mandi, dia menyalakan shower, dan air yang hangat mulai mengalir, menyentuh kulitnya yang masih terasa kedinginan. Sensasi air yang turun membuat rasa kantuk yang menyisakan bekas perlahan-lahan menghilang, menggantinya dengan kecerahan dan semangat untuk memulai hari.

Setelah selesai mandi, Freya bersiap-siap dengan cermat. Dia turun ke bawah untuk bergabung dengan keluarganya yang sudah menunggu untuk sarapan bersama.

"Udah sarapan dulu aja, nanti kamu kelaperan ke sekolah lagi," ajak ibunya.

Freya mengangguk sambil tersenyum, "Iya, Mah."

Simpul WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang