B. 5 - Liburan (2)

262 22 26
                                    

HAPPY READING :)

Di siang hari yang sunyi, Freya, Chika, Adel, Ashel, dan Marsha duduk di sofa villa dengan raut wajah yang mencerminkan kebosanan.

Atmosfer yang hening membuat mereka merasa bingung dan ingin segera melakukan sesuatu untuk menghilangkan kejenuhan.

"Eh, ayo kita lakuin suatu kegiatan yuk, bosen nih," ucap Adel, mencoba mencari solusi.

"Del, Udah Del, kamu udah ngomong begitu 10 kali. Kami tahu kamu bosen dan pengen ngelakuin sesuatu, tapi kita pikirin dulu kita mau ngapain," sahut Ashel dengan rasa sedikit kesal.

Saat semua masih sibuk memikirkan ide, tiba-tiba Freya mendapatkan suatu inspirasi yang menyala di kepalanya.

"Marsha, kamu bawa kamera kamu gak?" tanya Freya.

"Bawa sih, emang kenapa?" jawab Marsha.

"Yaudah yuk, kita keliling desa yang di depan itu sekalian ngambil foto buat kenang-kenangan," usul Freya dengan semangat.

"Ayo dah, dari pada mati gara-gara kebosenan," sambung Chika.

"Yaudah, ayo siap-siap dulu," ajak Freya.

Setelah itu, mereka berlima mulai bersiap-siap untuk pergi ke desa yang berada di dekat villa tempat mereka menginap.

...

Setelah beberapa menit berjalan, mereka akhirnya sampai di desa yang dituju.

Desa kecil ini terletak di tengah-tengah kehijauan sawah yang membentang luas. Suasana tenang dan damai seolah menyambut kedatangan mereka.

"Ini desanya?" tanya Ashel dengan perasaan sedikit takut, melihat sekitar yang terasa sepi.

"Iya, ini desanya. Emang ada desa lagi di sekitar sini?" ucap Freya.

"Tapi kelihatannya agak serem ya," ucap Ashel dengan nada ragu.

"Serem dari mananya, Shel? Dilihat dari sudut pandang manapun juga gak ada yang serem, Ashel," bantah Chika dengan percaya diri.

"Lihat tuh desanya, di kelilingi sawah, jadi kelihatan indah banget," sambung Adel, mencoba meredakan kekhawatiran Ashel.

"Yaudah yuk, masuk," ajak Freya sambil memimpin langkah mereka menuju ke dalam desa.

Mereka memasuki gang-gang kecil yang diapit oleh rumah-rumah penduduk dan sawah yang hijau membentang.

Meski awalnya terasa asing, namun keindahan alam dan kehidupan desa mulai menyatu dengan perasaan mereka, membawa nuansa kedamaian dan keindahan desa yang sederhana namun menawan.

Mereka melangkah masuk ke desa dengan langkah yang hati-hati, tetapi rasa penasaran dan keindahan sekitar membuat mereka semakin bersemangat.

Di sepanjang perjalanan, mereka bertemu dengan beberapa warga desa yang ramah, menyapa dengan senyuman tulus dan memberikan suasana yang hangat.

"Ini bener-bener indah ya. Aku suka banget pemandangannya." ucap Marsha sambil menatap indahnya pemandangan sawah di sekeliling desa.

"Aku juga suka. Desanya unik dan asri," tambah Adel.

"Emang bener, aslinya desa itu gak serem. Justru menenangkan," kata Ashel membenarkan anggapan Chika.

Freya tersenyum melihat reaksi teman-temannya. "Kita bisa ambil foto-foto di sini, nih. Buat kenang-kenangan," usulnya.

"Bagus ide kamu, Freya," sahut Marsha.

Mereka mengelilingi desa, memotret keindahan alam dan kehidupan sehari-hari warga.

Simpul WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang