About Hyunjin and Hemophilia.
▒▒▒
Jika Stray Kids diberi pertanyaan tentang siapa sosok terkuat menurut mereka, maka tanpa ragu semua member akan menjawab dengan satu nama.
Hwang Hyunjin.
Sosok rupawan dengan hati selembut kapas, lelaki yang telah h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— H: Hyunjin & Hemophilia —
Hari pertama di bulan Desember, cuaca di luar semakin dingin, siapapun yang datang ke rumah sakit memakai pakaian tebal.
Dokter Lee melangkah santai menuju kamar Hyunjin, koridor di depan kamar Hyunjin selalu sepi karena diisi deretan kamar VIP dan private.
Dokter Lee bertanya-tanya, apa yang dilakukan Hyunjin jika sedang sendirian? Apakah lelaki itu tidak kesepian? Yang ia amati, pasien pada umumnya akan keluar dari kamar dan berinteraksi dengan pasien dari kamar lain saat sore hari.
Hyunjin pasti seringkali merasa kesepian karena tak selalu ada orang di sampingnya. Maka dari itu, ia terdorong untuk datang menemani Hyunjin.
Setelah mengetuk pintu, Dokter Lee langsung masuk. Dengan kedua tangan disembunyikan di belakang badan, ia mendekati Hyunjin yang sedang duduk menonton televisi.
Omong-omong, Hyunjin terhitung sangat jarang menyalakan televisi di kamar inapnya. Karena tak tahu harus apa, ia akhirnya mencoba menonton sesuatu. Tapi saat Dokter Lee datang, Hyunjin langsung mematikan televisi dinding di hadapannya.
“Maaf, saya gak ganggu kan?”
“Engga, ada apa, Dok?”
“Saya penasaran sama keadaan kamu, suhu di luar makin dingin, kayaknya bentar lagi turun salju.”
“Saya baik-baik aja, saya juga gak buka jendela kecuali pagi sampe siang.”
Dokter Lee memperlihatkan barang bawaannya yang ia sembunyikan di belakang badan. “Ini, biar gak kedinginan. Pake ini dimanapun, lebih baik lagi dipake setiap hari.”
Hyunjin menerima pemberian Dokter Lee berupa syal putih tebal. Ia mengusapnya lembut. Hyunjin tersenyum lalu memakainya. “Makasih, Dok.”
“Boleh saya duduk di samping kamu?”
Dokter Lee tersenyum senang ketika Hyunjin mengangguk, ia lalu menarik kursi kemudian duduk.
“Hyun … kadang kalo saya liat kamu dengan Dokter Nam, saya selalu penasaran tentang perasaan kamu. Boleh gak saya tau, apa arti Dokter Nam buat kamu?”
Hyunjin mengernyit, merasa aneh karena tak pernah ada yang memberikan pertanyaan semacam itu kepadanya. Tapi, pertanyaan Dokter Lee juga menjadi tanda tanya Hyunjin, ia merasa semuanya terjadi begitu saja, ia tak pernah memikirkan alasannya dan itu membuat Hyunjin ikut berpikir untuk menjawab pertanyaan Dokter Lee.
“Bagi saya … Dokter Nam lebih dari seorang dokter. Saya ngerasa nyaman dan aman di deketnya. Saya ngerasa Dokter Nam ngerawat saya bukan sekadar karena kewajiban dan tugasnya sebagai dokter, tapi memang dari hatinya yang tulus dan sayang sama saya.”
