Aligned ( 08. )

7.3K 627 14
                                    

Naruto benar benar kesal sekarang, bagaimana jika menma sakit Karna dinginnya air. Mereka ini apa tidak melihat langit sudah mulai gelap, tapi dirinya juga cukup merasa tenang Karna mendengar gelak tawa sang anak.

"Menma!"

Naruto datang, dengan alis yang mengkerut. Menunjukan bahwa dia sedang marah, Dan itu juga di tunjukkan oleh ketiga bocah lainnya selain menma.

"Mama...?"

"Kak..Naruto?"

- chapter sebelumnya.

⚪⚪⚪

Malamnya seusia kejadian tadi sore, yang Naruto perkirakan benar terjadi. menma demam, jelas Karna masuk angin. Air sungai itu dingin, apa lagi tadi menma tidak memakai baju atasan, memang Naruto dulu sering mencari ikan di sungai. Tapi untuk menma, jangan sampai dirinya juga mengalami masa masa sulit seperti itu.

Tadi saat Naruto datang ke dekat sungai itu, menma langsung buru buru keluar Dari air dengan konohamaru Dan Dua temannya. Naruto yang panik bercampur dengan kesal menghadap kepada putranya menumpahkan segala kekesalannya. Kemudian memakaikan lagi baju menma yang tadi ia lepas sebelum masuk ke dalam air. Menggandeng tangan anak itu, Dan menyuruh konohamaru pulang.

Naruto merutuki kebodohannya, tangannya terulur untuk menyentuh dahi putranya. Menghela nafas sejenak, kemudian memasukkan kain kompres ke air hangat Dan menaruhnya kembali di dahi menma.

Ia mengusap tangan kecil menma, menunggu di samping anak itu. tadi ia sudah menyuapi menma bubur hangat dengan teh hangat juga, kemudian menyuruh menma memakan obat yang ia minta Dari baachannya. Namun demam anak itu tak kunjung reda, ia makin khawatir dengan keadaan menma.

Harusnya bila ada Sasuke pasti akan lebih mudah, tapi ia tidak bisa menyuruh Sasuke kembali sejenak jidat hanya Karna menma sakit. Naruto menaikkan selimut yang menma kenakan agar semakin menutupi tubuhnya. Naruto terduduk di bawah, menyandarkan punggungnya ke pinggiran kasur. Ia tidak kuasa melihat menma yang menggigil dengan suhu tubuh yang tinggi, ia kemudian berbalik menatap menma. Tangan tannya yang lentik mengelus jari jari kecil menma, menggenggamnya.

"Menma,"

Ujar Naruto, ia kemudian mengelus kepala menma pelan sambil sedikit menghela nafas. Dan kembali ke posisi awalnya, ia tidak bisa meninggalkan menma kemanapun sekarang. Tidak peduli keadaan desa sedang bagaimana yang jelas menma yang paling penting saat ini, Naruto mendudukkan dirinya di bawah lagi.

Semakin malam, semakin demam menma tak kunjung reda. Namun anak itu tidak menggigil lagi, Naruto cukup bisa bernafas dengan tenanng namun ia juga tidak bisa tidur Karna menma. Kekhawatirannya itu benar benar membuatnya seperti ingin mati Karna suntuk, sekarang ia merasa bahwa dirinya benar benar sangat menyayangi menma, bahkan takut kehilangan anak itu. Naruto memandangi jam yang berada di dinding kamar, hari sudah menunjukan pukul setengah tiga pagi. sebenarnya Naruto sangat lelah, namun kekhawatirannya untuk menma lebih besar Dari rasa lelah Dari tubuhnya sendiri.

Karna semalamam penuh, menma merengek Dan mengeluarkan suara suara yang membuat Naruto semakin khawatir. Saat ini Naruto mengelus tangan menma, setelah ia mengompres menma lagi. Menyentuh leher anak itu, sudah mulai sedikit reda pikirnya. ia menyandarkan kepalanya di pinggiran kasur, menumpu wajahnya dengan lengannya, dan memandangi menma yang cukup tenang. Tanpa sadar ia memejamkan matanya sendiri, efek kantuk yang terus terusan menyerangnya, mungkin ia akan tidur sampai pagi menyapa.

AlignedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang