13

55 6 7
                                    

"Pomni"

"Apa?!"

‧͙⁺˚*・༓☾ 𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑅𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 ☽༓・*˚⁺‧͙

"Bagaimana bisa? Bukannya Pomni dan Ragatha adalah sahabat? Kenapa Pomni melakukan itu? Perasaan Pomni ga sekejam itu? Mereka berdua aja udh kayak emak ama anak? Kenapa bisa terja--"

"Sssttt!! Diam Ragas! Ntar yg lain kedengaran" ujar Zoey memperingatkan

Ragas seketika terdiam dan kembali mengoceh "tapi kenapa kita tidak menghubungi polisi? Itu kan termasuk tindakan kejahatan? Gimana kalo Pomni benar-benar pembunuh? Pomni aja tega menusuk sahabatnya sendiri apalagi ki--"

Ucapan Ragas terpotong karena Zoey dengan cepat menutup mulut Ragas "kau ini ngoceh teross!! Kek cewek PMS aje"

Ragas hanya tersenyum kikuk, Zoey kembali bersuara "alasan kenapa kita tidak menghubungkan polisi karena polisi bisa saja mengetahui rencana kita, kau mau kita tertangkap?"

Ragas hanya diam dan menggeleng pelan, Zoey pun menghela napas "tenang aja kakak yakin Ragatha akan baik-baik aja"

Ragas pun membalas dengan tersenyum manis

"Btw kamu gamau lanjutin kegiatanmu tadi" ucap Zoey

Seketika pupil mata Ragas mengecil dan dia ingat kalo tadi dia pergi begitu saja meninggalkan Stacy "OH IYAA STACY!!!"

"Sorry kak aku pergi dulu yah!!" Ragas langsung berlari meninggalkan kakaknya dan Zoey hanya sweatdrop melihat kelakuan adiknya

∘₊✧──────✧₊∘
∘₊✧──────✧₊∘

"J-Jax... Hiks, b-bagaimana i-ini" isak Pomni terbata-bata

Jax yg berusaha untuk menenangkan Pomni menghela napas lembut "tenanglah Pom-Pom, Ragatha pasti akan baik-baik aja"

Pomni tetap saja mengeluarkan air mata, ia tidak percaya ini semua bakal terjadi "b-bukan... Hiks hiks.. H-hanya itu"

Jax yg mendengar itu hanya menaikkan alisnya "apa maksudmu?"

Pomni masih menangis tetapi sekali-kali mengusap air matanya "bisakah k-kita pergi ke t-tempat sepi saja, hiks a-aku... Ingin m-membicarakan s-s-sesuatu"

"Eh?... Baiklah"

Jax beserta Pomni agak pergi menjauh dari yg lain karena yah Pomni merasa cuma Jax saja yg boleh mengetahui sesuatu tentang yg ingin ia bicarakan

🤡🤡🤡

Zumi dan Yune sedang notbar drakor di halaman depan rumah Zumi, Yune benar-benar kesal dengan pelakor di drakor itu sedangkan Zumi menangis karena kasihan dengan sang protagonis utama.

"Hiks... Kasian s-sekali dia hisk" isak Zumi, Yune yg mendengar itu mengangguk "yah. Pelakor itu memang tidak punya hati"

Disaat mereka sedang seriusnya menonton tiba-tiba terdengar bunyi sirene ambulans yg lewat di depan rumah Zumi

"Hah ada ambulans Zumi" ucap Yune

"Yang bilang itu kapal api juga siapa" balas Zumi, Yune pun hanya memasang wajah datar nan malas.

APARTEMENT R.O.N  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang