02. Mommy

1.7K 157 18
                                    

Wooyoung terlihat asik dengan boneka unicorn di tangannya, duduk di atas karpet ditemani setoples kue kering dan susu. Bocah manis itu sedang melakukan rutinitasnya, menunggu Hongjoong pulang kerja tentunya. Sebelumnya, ada Bibi Shin yang menemaninya. Tapi sekarang beliau sedang menyiapkan makan siang di dapur.

Hongjoong masuk ke dalam rumah dengan mengendap-endap, lalu memeluk Wooyoung dari belakang.

"Sepertinya asik sekali'' bisik Hongjoong.

"Daddy!! Daddy sudah pulang? bagaimana pekeljaannya? banyak tidak? kok Daddy tidak menelepon Wuyo sama sekali? Apa Daddy sudah makan?" Wooyoung berteriak senang dan memberondong Hongjoong dengan semua pertanyaan yang terlintas di benaknya.

Hongjoong terkekeh, Wooyoung mulai menunjukkan sisi aslinya di hadapannya. Selama sebulan ini, Wooyoung sudah banyak mengalami perkembangan dan mulai terbuka karena merasa nyaman dengan kehadiran Hongjoong.

Kehidupan pemuda tampan itupun turut berubah total sejak si kecil berada di sisinya. Ia yang semula lebih sering menghabiskan waktunya untuk berkutat dengan berkas di kantor, sekarang nampak membiasakan pulang lebih awal untuk menemani Wooyoung. Entah untuk jalan-jalan ataupun bermain.

"Baiklah-baiklah, pangeran kecil. Kau cerewet sekali. Daddy tidak akan pulang secepat ini jika tidak ingin makan siang bersamamu. Sekarang tunggu sebentar, Daddy akan ganti baju, oke?" jawab Hongjoong.

Wooyoung mengangguk dan setelahnya anak manis itu kembali sibuk dengan bonekanya.

"Hng..... Wuyi, Wuyo sudah punya Daddy, apa Wuyo bisa punya mommy juga?" gumamnya pada boneka yang sedang ia peluk.

"Kalau Wuyo punya mommy, Wuyo ingin mommy yang cantik dan manis seperti Wuyo hehe" sambungnya.



                                  🍁


Setelah 10 menit menunggu, Hongjoong belum juga turun. Hingga suara bel rumah berbunyi mengalihkan perhatian Wooyoung. Anak manis itu ingin beranjak untuk membuka pintu, namun bibi Shin yang datang dari arah dapur melarang dan meminta Wooyoung untuk lanjut bermain saja. Si kecil hanya mencebikkan bibirnya, karena dia kebosanan sedari tadi hanya duduk menunggu sang daddy.

"Selamat siang, Bi"

Suara seseorang menyapa bersamaan dengan pintu yang terbuka. Sesosok pemuda cantik berdiri di hadapan bibi Shin dengan senyum merekah. Pemuda itu kemudian memeluk bibi Shin yang masih terkejut.

"Tuan Seonghwa? kapan anda tiba dari Jepang? Ahh, tuan semakin tampan dan cantik" Bibi Shin berucap setelah sadar dari keterkejutannya.

"Hehe, baru saja Bi. Apa Hongjoong sudah pulang?" tanyanya kemudian.

"Ayo silakan masuk. Tuan Hongjoong sudah pulang. Sepertinya Tuan juga harus berkenalan dengan seseorang." Bibi Shin segera mempersilakan pemuda yang dipanggilnya Seonghwa tadi untuk segera masuk.

Pemuda bernama Seonghwa itu mengernyit mendengar ucapan Bibi Shin. Namun ia tidak ambil pusing dan tetap melangkah ke dalam rumah.


                                        🍁


"Bibi, siapa??" seorang anak kecil muncul dari dapur dengan sekotak es krim di tangannya.

"Woah, cepat sekali terkabul!" gumamnya kemudian, entah pada siapa.

Wooyoung memandang Seonghwa dengan kagum. Kakak cantik di hadapannya itu pasti mommy yang dikirim dari langit untuknya.

"Wah! manisnya" Seonghwa segera berlari menghampiri Wooyoung kemudian mencubit pipinya.

"Siapa namamu? astaga! kenapa ada anak semanis ini? bagaimana membuatnya ya" begitulah Seonghwa dengan segala kehebohannya melihat anak manis di hadapannya.

Wooyoung yang kaget hanya terdiam menatap Seonghwa dengan aneh.

"Mars?"

Sebuah suara mengintrupsi kegiatan Seonghwa yang mencubit pipi si kecil.

"Joongie!"

Seonghwa berlari dan memeluk Hongjoong yang baru menginjak anak tangga terakhir. Hongjoong terkejut tentu saja, tapi ia juga begitu senang karena pujaan hatinya datang.

"Kapan kamu datang? Aku merindukanmu" bisik Hongjoong saat pemuda yang dipanggilnya Mars itu telah berada di pelukannya.

"Aku juga merindukanmu. Aku akan tinggal di sini. Ibu mengirimku ke sini untuk belajar mengurusmu, begitu katanya" jelas Seonghwa yang masih enggan melepaskan pelukan kekasih hatinya.

Mereka melupakan seorang anak kecil yang kini tengah menatap keduanya dengan semua pertanyaan yang akan meledak jika tidak segera dihampiri.

"benarkah? itu ibumu, atau kamu saja yang-"

Ucapan Hongjoong terpotong ketika merasakan seseorang menarik ujung celananya. Ia menoleh dan mendapati Wooyoung yang tengah mendongak menatapnya. Yang lebih tua mengerti tatapan itu, Si kecil sedang sangat penasaran saat ini.

"Kenapa sayang?" Hongjoong segera berjongkok di hadapan Wooyoung.

"Apakah dia mommy yang dikilim langit untuk Wuyo?" bisik bocah itu.

Seonghwa yang mendengarnya sontak membulatkan mata. Daddy? Apakah Hongjoongnya bermain di belakangnya hingga memiliki putra sebesar ini? pikirnya.

Belum sempat Hongjoong menjawab, terdengar suara Seonghwa menginterupsi.

"Dia anakmu? bagaimana bisa? Kamu menghianatiku?"

Seonghwa mulai menangis. Dia sungguh kecewa jika apa yang dipikirkannya adalah benar. Bagaimana bisa ia menerima itu.

"Mars, apa yang kamu katakan?"

Hongjoong segera memeluk pemuda cantik yang telah menjadi tunanganya selama dua tahun itu.

"Itu tidak benar. Memang dia anakku, tapi tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku akan jelaskan, tapi tenanglah dulu ya" Hongjoong berucap sembari mengusap punggung seonghwa, berusaha menenangkannya.

Seonghwa hanya diam, masih menangis. Sementara itu, Wooyoung yang melihat Seonghwa marah menundukkan kepalanya sedih. Bocah itu berpikir bahwa mommy yang dikirim langit untuknya itu tidak mau menerimanya.

Sesaat kemudian ingatannya mengenai penolakan paman Kim dulu memenuhi pikirannya. Matanya sudah berkaca kaca. Hingga kemudian air mata tumpah dari sana.




                                            🍁

Vote /comment will be appreciated.
See you next chapter

©mydearwoo

[ √ ] Part of Their Chapter • Joonghwa (ft. Wooyo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang