07. Separated

1.1K 106 4
                                    

Sore itu,
Wooyoung terlihat tengah sibuk bermain dengan kelinci barunya di halaman rumah. Ia berlarian kesana kemari dengan ceria sembari menunggu untuk menyambut daddynya pulang. Hongjoong sedang pergi mengantar Ibunya ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan. Sementara Tuan Kim masih berada di kantor.

Wooyoung tertawa dan berteriak mengejar Iby (nama kelinci barunya), dengan gembira. Mereka sedang menunggu Seonghwa yang membuat susu dan mengambil cookies.

Kaki-kaki mungil itu terhenti ketika seseorang berdiri di hadapannya dengan jarak beberapa meter.

“Hai Wooyoung”

Seseorang terdengar sedang menyapa si kecil.

Wooyoung yang mendengar seseorang memanggil namanyanya pun mengangkat wajah. Detik kemudian bibirnya mengerucut.

“Oh, Ahjuma nakal”

“Hei, kenapa Wooyoung memanggil nuna seperti itu?”

Mia, orang yang menghampirinya mendekat dan berjongkok menyamakan tinggi badannya dengan Wooyoung.

“Panggil Nuna saja, oke? Ah omong-omong kenapa Wooyoung bermain sendirian?” Mia mencoba mendekati si kecil.

“Wuyo tidak sendirian. Wuyo bersama Iby kok, lihat”

Si kecil menjawab sambil menunjuk kelinci di sampingnya, masih dengan wajah cemberut. Dari awal memang ia tidak menyukai ahjuma nakal itu.

Mia hanya mengangguk dan tersenyum singkat.

“Wooyoung, kenapa memanggil Kak Seonghwa dengan sebutan mommy? Kan dia laki-laki seperti daddymu” Mia mencoba memancing anak manis itu.

“Memang kenapa? Mommy Wuyo sangat cantik meskipun seperti daddy. Bahkan mommy lebih cantik dari ahjuma” Wooyoung menjawab dengan wajah polosnya.

Mia yang mendengarnya tentu saja naik darah. Ingin sekali dia melempar anak ini ke jalan raya. Tapi demi misi nya, ia harus menahan amarahnya terlebih dahulu.

Sepertinya aku harus menyingkirkan keduanya” Batinnya.

“Ah ya, Wooyoung kau tau tidak? tadi nuna melihat bibi tetangga membagikan strawberry di sebelah hutan sana. Nuna dengar mommymu sangat menyukai strawberry. Apa kau tidak ingin memberinya hadiah?” Mia mulai melancarkan aksinya.

“Tobeli? uh mommy suka tobeli sama seperti Wuyo. Baiklah Wuyo akan mengambilnya untuk mommy. Hihi, ah tapi siapa yang akan menjaga Iby?” anak itu mulai bimbang.

“Ah tenang saja, Wooyoung. Nuna akan menemani kelincimu selagi kau pergi” Mia menjawab dengan tersenyum licik.

“Baiklah, Wuyo pergi dulu. Bye Iby” tanpa berpikir panjang, Wooyoung segera berlari menuju tempat yang ditunjuk oleh Mia sebelumnya.

“Satu selesai, tinggal satu tersisa dan Hongjoong akan kembali padaku” gumamnya.




Ia kemudian berjalan menuju pintu rumah dan mengetuknya. Tepat sasaran, Seonghwa adalah orang yang membukakan pintu untuknya.

“Mau apa kau?” Seonghwa bertanya dengan dingin.

“Ah tidak. Aku hanya ingin memastikan sesuatu. Tadi aku melihat Wooyoung berlari ke arah hutan, aku memanggilnya tapi ia tidak menggubris. Apa ada yang menemaninya di sana?” Mia bertanya dengan menunjukkan wajah khawatir.

“Hutan? Astaga, mau apa dia ke sana. Aku akan menyusulnya”

Seonghwa segera berlari untuk mencari putranya. Tentu saja dia khawatir. Apalagi hari sudah semakin petang.

Mia sendiri hanya menyeringai melihat kepergian Seonghwa. Ia segera menghubungi seseorang melalui ponselnya dan berbicara

“Buat keduanya tersesat dan melewati perbatasan hutan. Jangan meninggalkan jejak. Yah, karena aku tidak ingin menjadi pembunuh. Jadi biar saja orang lain yang melakukannya” 








🌸




Malam harinya Hongjoong sampai di rumah bersama Sang Ibu. Ia melempar jaketnya ke sofa dan merebahkan tubuhnya di sana.

“Kau ingin minum sesuatu sayang? biar ibu buatkan” tanya Ibu Kim.

“Tidak ibu, aku mau naik ke atas sebentar lagi. Aku merindukan dua kesayangan ku. Ah tapi kemana mereka, sepertinya sepi sekali“

Hongjoong sadar, biasanya Wooyoung adalah orang pertama yang akan menyambutnya ketika pulang dari manapun. Dan Seonghwa yang akan langsung membawakannya minum. Tapi kenapa sangat sepi sekarang. Pikir Hongjoong.

“Mungkin mereka di kamar. Ini sudah jam 9. Pasti Wooyoung sudah tidur” ucap Ibu Hongjoong lalu masuk ke kamarnya.

Hongjoong segera menyambar jaketnya dan naik ke atas. Ia masuk ke kamar Wooyoung dengan perlahan. Takut mengganggu kalau benar anak itu sedang tidur.

Namun nyatanya kamar itu kosong. Tanpa pikir panjang pemuda itu segera menuju kamarnya. Sama. Kosong. Bahkan lampu di kamarnya belum dinyalakan.

Sang wira mulai panik sekarang. Tidak mungkin Seonghwa pergi malam-malam begini tanpa ijin darinya. Apalagi pemuda cantik itu tidak mengenal daerah ini.

Hongjoong segera menelepon nomor Seonghwa. Namun hanya suara operator yang terdengar di ujung sana. Ia semakin panik dan berlari turun ke lantai bawah.

“Ibu, Mars dan Wooyoung tidak ada di kamar mereka. Nomornya juga tidak aktif” Hongjoong masuk ke kamar ibunya dengan wajah yang begitu panik.

“Astaga, bagaimana bisa. Ibu akan bertanya pada ayahmu. Kau pergilah cari mereka”
Hongjoong pun segera mengambil kunci mobilnya dan berlari keluar.






.
.





Waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Tapi Hongjoong masih belum menemukan keberadaan dua kesayangannya itu. Ia telah mengitari semua tempat dengan terus berdoa agar mereka baik-baik saja. Namun dengan terpaksa ia harus kembali ke rumah setelah ibunya memintanya untuk istirahat. Ayah Kim sendiri sudah menyuruh orang-orangnya untuk berpencar mencari Seonghwa maupun Wooyoung.















Sementara itu










“Mommy, Hiks… Wuyo takut.”

Seorang anak kecil tengah meringkuk di sebuah gubuk tua di tengah hutan. Ia sudah menangis entah berapa lama. Badannya sakit dan ia kedingingan.

Tangis itu tetap berlanjut, hingga sebuah suara langkah kaki yang terdengar mendekat membuatnya semakin ketakutan dan menahan isakannya.














''Hei, Kau sedang apa di sini?''















🍁

New character unlocked, tebak siapa ehehehe. Btw aku usahakan double update malam ini. Muk bek beli seblak dulu.


©mydearwoo

[ √ ] Part of Their Chapter • Joonghwa (ft. Wooyo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang