18. Propose

778 91 7
                                    

Wooyoung dan San tampak berlarian kecil sambil menggendong setumpuk kain warna-warni menuju halaman belakang.

Di sana Hongjoong, Mingi, dan Jongho sibuk mendekor dan menyulap taman bunga keluarga Kim menjadi tempat yang romantis. Sedangkan Yeosang ikut mengambil tugas menghias meja.

“Hyung, ini kainnya” Wooyoung menyodorkan bawaannya pada Yeosang.

“Terimakasih sayangku” jawab pemuda cantik itu sambil menerima setumpuk kain dari tangan mungil Wooyoung.

“Punya San bagaimana?” anak tampan satunya ikut bertanya.

“Punya San tolong berikan pada Jongho hyung di sebelah sana ya, tampan. Setelah itu kembalilah kemari” Yeosang menjawab sambil menunjuk ke arah Junho di seberang sisi.

Anak kecil itu mengangguk semangat dan berlari menghampiri Jongho.

.
.
.
.
.

Tentang semua kesibukan yang sedang terjadi, alasannya adalah karena Hongjoong berencana untuk melamar Seonghwa, kesayangannya. Semua tentu saja bersemangat untuk membantu.

Pertunangan mereka telah berjalan dua tahun. Meski begitu, Hongjoong ingin meminang kembali Marsnya untuk memastikan ketetapan hati pemuda cantiknya dan segera melangsungkan pernikahan mereka.

Hongjoong telah membagi tugas dengan rapi di bawah komando Mingi yang telah berpengalaman sebelumnya. Sedangkan istri sang sahabat, Yunho, bertugas menyibukkan Seonghwa dengan mengajaknya jalan-jalan keluar sejak sore.




.
.
.
.
.
.





Pukul tujuh malam semua telah siap tertata. Sebuah meja panjang diletakkan di tengah halaman luas itu, berhiaskan lilin-lilin cantik dan hidangan menggugah selera yang telah dipesan oleh Hongjoong. Di seluruh taman tersebar lampu-lampu kecil sebagai penerangan dan menambah kesan menawan.

Tiga puluh menit setelahnya, Seonghwa dan Yunho sampai di rumah.

“Ah lelahnya~ eh tapi ke mana semua orang? kenapa sepi sekali” Seonghwa meregangkan tubuhnya kemudian bergumam pelan.

“Seonghwa hyung” Yunho yang baru saja meletakkan sepatunya mendekati yang lebih tua.

“Kau mandilah dulu hyung, aku juga akan mandi” tambahnya kemudian.

“Ah.. ya, … tapi kemana semua orang?” Seonghwa tetap tidak bisa menahan penasarannya.

“Ah itu, mungkin mereka sedang keluar belanja atau makan malam mungkin? kau mandilah dulu hyung. Kita banyak kuman tau dari luar” Yunho segera mendorong Seonghwa ke kamarnya. Karena jika terus meladeni pemuda cantik itu bertanya, dia bisa keceplosan.

Kesayangan Mingi itu selanjutnya segera mandi dan bersiap. Ia tentu saja harus keluar lebih cepat keluar dari Seonghwa.


.
.
.
.

Seonghwa berjalan keluar kamar setelah melakukan ritual mandi dan berdandannya. Tapi lampu ruang tengah justru dilihatnya mati. Terkejut tentu pemuda cantik itu merapat ke dinding untuk berjalan ke luar.

“Y...Yunho” ia berusaha memanggil.

Hingga tiba-tiba sebuah tangan menggapai dan membekap mulutnya. Seonghwa tentu memberontak sekuat tenaga. Pemuda itu bahkan sudah mulai menangis karna ketakutan.

Tidak berhenti di sana, matanya tiba-tiba tertutup sebuah kain.

“Lepaskan aku.. hiks.. kau siapa” Seonghwa mulai berbicara setelah tangan itu melepaskan bungkamannya.

Tidak ada jawaban, namun tubuhnya tetap dituntun berjalan menuju entah ke mana. Tidak dapat dipungkiri, ia takut jika kejadian penculikan putranya beberapa waktu yang lalu kini akan menimpanya.

Beberapa saat kemudian, tubuhnya terasa dilepaskan begitu saja. Pemuda itu berhenti menangis karena mulai kebingungan. Bersamaan dengan itu, ia bisa merasakan sejuknya angin malam menerpa helaian rambutnya. Perlahan kain pengikat di matanya juga terasa dilepas.








Dapat ia lihat, puluhan lilin bertebaran dengan bunga mawar yang menghias di meja, juga kain warna-warni yang di tata sedemikian rupa membuatnya menyunggingkan senyum. Seonghwa bahkan lupa rasa takutnya beberapa detik yang lalu.

Kekagumannya terputus ketika sebuah lengan memeluk tubuhnya dari belakang dan menuntunnya berjalan ke tengah lingkaran lilin di atas rumput. Saat sampai, lengan itu membalik tubuh Seonghwa menghadapnya.

Pemuda cantik itu menatap orang di belakangnya dengan tatapan tanya dan terkejut. Di sana Hongjoong sedang berjongkok di hadapannya sambil tersenyum manis. Pria itu kemudian menggenggam kedua tangan Marsnya.

“Mars, kekasih cantikku yang telah hadir dalam hidupku, aku berterimakasih setiap saat untuk itu.

Mars, kekasih cantikku yang telah bersedia menerimaku sebagai orang yang begitu dicintainya, aku juga berterimakasih untuk itu.

Mars, kekasih cantikku yang telah menjadi sumber kebahagiaan dan kekuatanku, aku lagi-lagi berterimakasih untuk itu.

Mars, kekasih cantikku, yang telah aku cintai dengan ketidaksempurnaanku, untuk yang ini aku meminta maaf untuk itu.

Mars, kekasih cantikku, yang aku tidak bisa hidup tanpanya, yang bersamanya aku ingin melengkapi lembaran hidupku yang belum rampung,

Bersediakah kau menjadi milikku seutuhnya, untuk saat ini, esok dan hari-hari berikutnya.

Bahkan jika takdir mengakhiri kisah cinta kita di dunia, bersediakah kau tetap menjadi milikku sampai pada keabadian?

Jika ya,
menikahlah denganku''

Seonghwa tidak bisa mengungkapkan bagaimana lagi ia harus berucap. Pemuda tampan di hadapannya seolah telah menyerahkan semua kebahagiaan untuknya. Maka dengan air mata yang terus mengalir di pipinya, sang kekasih cantik mengangguk dengan yakin dan menjawab “YA”

Hongjoong bersorak dan segera menarik pemuda manis itu ke pelukannya.

“Terimakasih” Hongjoong berucap sambil mengecupi rambut Seonghwa.

.
.
.
.

“YEY…..!!” 

Tiba-tiba Wooyoung berlari masuk dari tempat persembunyiannya dan menubruk ke arah Seonghwa dan Hongjoong. Di belakangnya terlihat yang lain tersenyum dan menghampiri mereka untuk mengucapkan selamat.

“Ah, itu sangat indah sekali. Tidak ku sangka Hongjoong hyung sangat romantis” Yunho berkata sambil memeluk lengan suaminya.

“Benar sekali. Hongjoong hyung sangat keren” Yeosang menimpali. sementara Jongho dan Mingi hanya merotasikan bola mata mereka malas.

Yang dipuji mengucapkan terimaksih kepada semuanya, lalu mengangkat Seonghwa dalam gendongannya.

“Jadi kapan daddy akan menikah dengan mommy?” Wooyoung bertanya dengan antusias.

“Segera sayang” Seonghwa menjawab dengan yakin.

Semuanya terlihat begitu bahagia malam itu. Mereka kemudian duduk di bangku melingkari meja yang telah mereka siapkan untuk Hongjoong dan Seonghwa. Pasangan baru itu meminta untuk makan bersama. Senyuman tampak mengembang di wajah mereka semua.
























©mydearwoo

[ √ ] Part of Their Chapter • Joonghwa (ft. Wooyo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang