03. Family

1.7K 138 3
                                    

Setelah mendengarkan penjelasan dari Hongjoong, Seonghwa mulai tenang dan berhenti menangis. Sebenarnya hatinya begitu sakit mendengar bagaimana kehidupan anak manis itu sebelumnya.

Bagaimana mungkin anak selugu Wooyoung harus mengalami hal menyakitkan itu di saat usianya masih begitu muda.

"Aku harap kamu mengerti, Mars. Aku tidak bisa meninggalkannya. Saat ini, hanya Aku yang ia punya. Aku sudah berjanji untuk tidak membiarkannya terluka lagi. Aku juga mengurus semuanya, dan ia akan segera resmi menjadi putraku" jelas Hongjoong sambil mengusap rambut tunangannya itu.

Sementara itu, Seonghwa hanya mengangguk pelan. Ia kemudian melepaskan pelukannya dan menggenggam tangan pria di hadapannya.

"Maafkan Aku, mulai sekarang Aku akan ikut menjaganya. Aku bersedia menjadi mommynya dan membiarkan dia memulai hidup dengan keluarga lengkap"

Pemuda cantik itu menatap Hongjoong dan mengatakan semuanya dengan yakin. Entah mengapa sedari awal dia melihat Wooyoung, anak itu seperti menariknya untuk mendekat.

"Terimakasih. Sekarang ayo kita temui dia. Pasti dia akan senang mendengar itu darimu" tukas Hongjoong.

Mereka naik ke lantai atas menuju kekamar Wooyoung. Seminggu setelah anak manis itu datang, Hongjoong menyuruh orang-orangnya untuk merubah salah satu ruangan menjadi kamar si mungil.




.
.




Seonghwa mengetuk pintu kamar dengan chat biru muda itu beberapa kali, namun tak kunjung mendapat jawaban. Jadi, mereka memutuskan untuk langsung masuk karena menduga Wooyoung mungkin sedang tidur.

Dan betapa terkejutnya mereka ketika mendapati Wooyoung tengah meringkuk di atas tempat tidur tepat di ujung ranjangnya, sambil memeluk lutut. Bahunya bergetar disertai suara isakan kecil. Mereka yang menyadari anak kecil itu sedang menangis segera menghampiri.

"Sayang, kenapa menangis? apa ada yang sakit? Wuyo demam?" Hongjoong mengajukan pertanyaan dengan cemas.

Si kecil hanya menggeleng menanggapinya dan mempertahankan posisi, enggan menunjukkan wajahnya. Hongjoong dan Seonghwa pun semakin khawatir dibuatnya.

"Apa Wuyo marah pada daddy?" Hongjoong kembali bertanya.

Namun tetap sama, Wooyoung hanya menggelengkan kepalanya. Lalu dengan lembut Hongjoong duduk dihadapan anak manis itu dan mengusap sayang rambutnya.

"Lalu kenapa, hm? Wuyo bisa ceritakan pada daddy sayang" Hongjoong kembali membujuk.

"Benar Wuyo, kamu bisa mengatakannya pada mommy juga" celetuk Seonghwa menambahi.

Mendengar ucapan Seonghwa, Wooyoung mengangkat kepalanya. Menunjukkan wajah yang basah airmata dengan hidung memerah.

Sangat menggemaskan sebenarnya, sepasang orang dewasa itu ingin sekali mencubit pipinya. Tapi mereka menahan diri karna kondisinya tidak memungkinkan.

"Kakak mau menjadi mommy Wuyo?"

Wooyoung bertanya dengan bibir yang masih melengkung kebawah. Menatap tepat pada Seonghwa yang tengah menahan gemas.

"Tentu saja! karena itu mommy kesini untuk berkenalan dengan Wuyo'' Seonghwa tersenyum dan menghapus airmata bocah manis itu.

"Jadi mommy akan menerima Wuyo kan? Tidak akan membuang Wuyo seperti paman?" bocah itu kembali mempertanyakan apa yang membuat pikirannya kalut.

"Tidak akan pernah. Mommy akan menyayangimu juga seperti daddy" Seonghwa kembali menjawab dengan lembut.

Lalu dengan tiba-tiba Wooyoung kembali menangis dengan kencang. Hongjoong yang sedari tadi diam kembali kelabakan dibuatnya.

Belum sempat ia melakukan apapun, Wooyoung lebih dulu memeluk leher Seonghwa dan menyembunyikan wajahnya di sana sambil menangis.

"Hiks... mommy"

Seonghwa tersenyum, dan detik berikutnya airmata ikut lolos dari pelupuk matanya. Ia tidak tahu mengapa namun ia merasa begitu bahagia ketika Wooyoung memanggilnya seperti itu. Dapat ia rasakan pula kelegaan anak yang sedang memeluk lehernya.

Hongjoong sendiri yang melihat kejadian manis itu tersenyum, kemudian memeluk kedua orang yang begitu ia sayangi itu.



.
.




Wooyoung tertidur setelah disuapi makan siang oleh mommy barunya. Sementara itu sang mommy kini tengah menemani calon suaminya menonton televisi.

"Joongie"

"Hm..?"

"Apa kamh sudah mendaftarkan Wooyoung ke sekolah? "

Seonghwa bertanya sambil mengusap rambut Hongjoong yang kini tengah menidurkan kepala di pangkuannya. Sudah lama ia tidak bermanja pada kesayangannya.

"Belum. Aku berencana sesegera mungkin. Sebulan ini Aku masih berfokus mendapatkan kepercayaannya agar ia terbuka. Kamu mengerti kan sayang? Ia harus sembuh dulu sebelum berinteraksi dengan lingkungan luar." Jawab Hongjoong.

"Bagaimana dengan orang tuamu? apa kamu sudah memberitahu mereka?" Tanya Seonghwa lagi.

"Aku memberitahu mereka lewat telepon, tapi mereka ingin Aku membawa Wooyoung kesana. Bagaimana menurutmu?"

Hongjoong bertanya sambil mengalihkan pandangannya dari TV. Ia mendongak memusatkan perhatiannya pada sang kasih.

"Kurasa itu lebih baik. Boleh Aku ikut? bagaimana kalau weekend saja?"

Pemuda cantik itu menjawab dengan pertanyaan. Ia terlihat begitu bersemangat.

"Baiklah, kita akan berkunjung minggu ini" final Hongjoong.

Mereka kemudian melanjutkan acara lovely dovey mereka. Hongjoong merasa sangat bersyukur orangtuanya mendukung keputusannya.

Pada awalnya mereka mengkhawatirkan pandangan Seonghwa dan keluarganya. Namun jika mereka melihat Seonghwa datang bersamanya dan Wooyoung, ia rasa mereka akan semakin lega.






🍁


See you next chapter ><

©mydearwoo

[ √ ] Part of Their Chapter • Joonghwa (ft. Wooyo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang