9. Terpesona

18 6 3
                                    

Akhirnya update, ada yang nungguin ceritanya Aydan Aya nggak?
Atau ada yg pinisirin. Coba dikomen dulu, berapa orang. 😂😂

********

"Kok baru dikirim, kan gue minta semalam," protes Aydan yang membuat Aya mau tak mau menatap wajah pria tampan di hadapannya itu. Hati kecilnya bersorak bahagia ketika pagi-pagi dirinya sudah disuguhi ciptaan Allah yang paling sempurna.

"Sorry banget, gue semalam ketiduran. Makanya pagi-pagi gue udah di sini." Aya memelas, memohon agar dimaafkan kekhilfannya itu.

"Alesan aja terus, lo." Aydan langsung berjalan menuju tempat duduknya.

Hari ini penampilan Aydan sangat berbeda dari kemarin, jika kemarin dia berpenampilan seperti anak genk motor, maka hari ini ia menunjukkan jati dirinya. Kemeja hitam dan celana bahan yang terlihat mahal sudah membalut tubuh Aydan, seolah menjadi properti untuk menambah penampilannya sempurna paripurna.

"Kenapa lo?" tanya Aydan mlihat Aya yang sedang menghela napas lelah.

"Gue belom sarapan, Vero sama Sharen kejebak macet. Nyawa gue kayak udah mau kabur gara-gara  kelaperan." Aya mengadu tanpa peduli ekspresi Aydan yang sudah melongo tak habis pikir.

Di dalam hidup Aydan, ia selalu berhadapan dengan perempuan-perempuan elegan nan anggun. Sekali mendapati rekan kerja seperti Aya ia benar-benar keheranan. Ternyata ada jenis manusia yang seperti Aya.

"Kalau lapar ke kantin sana!" usir Aydan yang langsung menyalakan layar laptop di depannya.

"Nggak sanggup jalan, Aydan. Udah kelewat lapar, nanti gue pingsan apalagi kudu naik lift." Aya tak berbohong ia benar-benar sudah kehabisan energi, tadi seusai salat subuh Aya langsung berangkat kerja agar tak ketinggalan kereta, karena berkali-kali memesan ojek online malah ditolak.

Aydan memicingkan matanya dengan tajam sontak membuat Aya mengerjap dan sedikit terintimidasi, "Jangan bilang lo mau nyruh gue." Tatapan Aydan semakin penuh curiga.

"Nggak kok, gue nggak nyuruh lo," ucap Aya terbata kepalanya semakin memusing, "Gue cuma minta tolong, lo. Please tolongin gue beli bubur, kalau lo masih punya hati nurani." Aya sempat-sempatnya mendramatisir keadaan dengan memasang wajah semenyedihkan mungkin, membuat Aydan mau tidak mau menuruti permintaan perempuan di sebelahnya itu.

"Nyusahin aja, Lo." Aydan bangkit dari duduknya, "Kantin di mana?" tanya Aydan sebelum membuka pintu ruangan mereka.

"Lantai tujuh," jawab Aya yang masih dengan keadaan tubuh tidak baik-baik saja.

Dengan langkah cepat Aydan menuju Lift dan dia lebih memilih untuk tidak ke lantai tujuh. karena lantai kantor mereka ada di lantai lima, jadi Aydan lebih milih untuk mencari makanan di luar gedung saja. Ia sedikit prihatin melihat Aya yang memelas meminta bantuannya. Bagaimana pun Aydan masih mempunyai hati nurani seperti yang disebut Aya tadi.

Setelah berapa saat, Aydan kembali ke ruangan dengan beberapa makanan dan juga obat.

"Sebelum makan bubur lo makan ini dulu." Aydan menunjuk obat magh yang ditanyanya di apotek cara aturan pakai.

"Gue nggak minta beliin obat." Aya menatap Aydan keheranan.

"Nurut aja sih!" ketus Aydan membuat Aya menutup rapat-rapat mulutnya dan langsung menuruti instruksi Aydan untuk meminum obat. Setelah menunggu sepuluh menit perempuan itu langsung memakan Buburnya, tak lupa juga Aydan membelikannya Teh hangat.

"Terima kasih, ya. Lo baik banget, maaf deh awal-awal gue udah suudzon sama lo." Aya melemparkan senyum tanpa dosa sambil menoleh ke orang di sebelahnya. Sayang sekali pria bernama Aydan itu memasang earphone. Aya berhasil dibuat kesal.

REHABILITASI HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang