bagian 29

3.5K 267 71
                                    

𝐚𝐞𝐬𝐩𝐚 - 𝐘𝐨𝐮
_____

"Sialan! Lo pikir kejadian ini buat gue senang, hah?! Gue ikhlasin Berlian pun, mana sudi bini gue mau juga sama lo. Dasar Javierun cucu fir'aun!" murka Zafran tak terbendung. Udah mah lagi kehilangan, datang lagi cecunguk satu yang nambah masalah.

"Zafran! Kamu samain kakek dengan fir'aun?" Prayudha menyahut karena Zafran menyebut Javier cucu fir'aun. Lah, saya ini kakeknya. Javier cucunya. Jadi, saya gituh fir'aun nya?

"Hah?" Zafran nge lag dan menatap bingung kakeknya. Lah sejak kapan dirinya menyamakan kakek yudha dengan fir'aun? Sampai dirinya tersadar dan menunduk takut dikata kualat.

Lalu ada Javier yang memejamkan mata dengan kesal. Tapi, bibirnya berkedut ingin menyemburkan tawa kerasnya. Kapan lagi kakeknya itu sadar bahwa dirinya fir'aun.

"Ngerasa juga tua bangka satu ini bahwa dirinya fir'aun," senyum Javier terlihat mengejek. Mendatangkan sedikit murka dari Prayudha yang sekarang merangsek maju ke arah keduanya. Zafran tetap di posisi diam duduk di aspal jalanan dan Javier yang berdiri meremehkan.

"Kurang ajar kamu!" tongkat Prayudha terangkat dan segera memukul keras betis Javier yang tak bereaksi apapun. Javier malah menatap malas kakeknya yang sudah lama ia tak temui.

Prayudha yang melihatnya hanya bisa mengambil nafas panjang berusaha sabar karena tak ada kata maaf yang keluar dari mulut Javier.

Javier malah kembali pada tujuannya untuk menghajar habis sepupunya ini. Minggu lalu dirinya sudah ikhlas jika Berlian memilih Zafran, tapi, nyatanya apa? Sekarang Berlian hilang karena Zafran yang tak becus menjaganya.

Tadi pagi dirinya berkunjung ke apartemen Berlian. Ingin pamit kembali ke Amerika. Dan, ya, akan mengikhlaskan Berlian bersama Zafran. Javier hanya ingin untuk pertama kalinya dirinya mengalah pada sepupunya itu.

Tapi, tak ada jawaban sampai Javier tahu penghuninya memang tak ada. Barulah waktu jam makan siang, dirinya berkunjung ke kantor Zafran siapa tau memang Berlian di sana.

Dan yang bisa Javier temui adalah Satya. Karena Zafran pun tak terlihat batang hidungnya. Dan kabar yang Javier dapatkan terlalu menyakitkan, karena Berliannya hilang terbawa arus sungai setelah mengalami kecelakaan. Dan sakitnya lagi sudah hampir 24 jam dan Berlian belum juga ditemukan. Menurut Javier tak ada harapan Berlian selamat.

"Bangun lo! Harusnya yang hilang dari muka bumi ini, itu elo! Bukan cewek gue," Javier akan tetap mengklaim Berlian sebagai kekasih hatinya. Selamanya. Tak peduli walau raga gadis itu bersama orang lain sekalipun. Hanya saja sekarang, dirinya saja tak bisa melihat rupa Berlian. Bahkan dari kejauhan sekalipun.

Baik Surya, Adhitya dan Prayudha yang melihat dan mendengar apa yang Javier lakukan dan ucapkan merasa terheran. Sejak kapan, Javier kenal Berlian? Bahkan mengklaim Berlian sebagai orang dicintainya?

Javier itu bukannya sudah lama tak di Indonesia ya, jadi jalur mana dan waktu kapan mengenal Berlian?

Para tetua akhirnya akan menyimak terlebih dahulu, sampai tiba mereka ikut andil dalam perseteruan dua anak muda itu.

"Mending gue dan Berlian menghilang bersama aja. Emang gue bakalan ikhlas pergi lebih dulu dan biarin lo dapetin istri gue gitu? Enak di lo gak enak di gue yang ada," Zafran bangkit dengan tangan yang menyangga perutnya yang kini perih akibat asam lambungnya naik. Tapi, Zafran tak boleh memperlihatkan kelemahannya. Harga diri, coyyy!!!

Di bawah teriknya sinar matahari, kulit madu Zafran mengkilat eksotis. Lalu ada Javier dengan kulit putih dan tampang bulenya yang bersinar. Keduanya berhadapan. Berbalas tatapan tajam. Sama-sama menggunakan kemeja hitam. Memancarkan aura pencabut nyawa yang lekat di raga keduanya.

𝐏𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢𝐧 𝐏𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang