**
Di bawah cahaya redup lampu malam, kamarnya menjadi panggung bagi tarian bayangan yang tak berujung. Dalam keheningan yang merajai, dia terbaring di atas kasur, mata yang tak mampu memadamkan kekosongan di dalamnya. Bunyi jam dinding hanya menambah derita, mengingatkannya pada kehampaan yang menyelinap masuk dan merasuk di setiap pori kulit.Seiring dengan detik yang berlalu, langit luar jendela berganti warna, menyiratkan bahwa fajar tak lama lagi akan menyambut. Namun, bagi dirinya, malam terus membentang tak berujung. Di ruang gelap pikirannya melaju dengan cepat, mengingat kenangan-kenangan yang menambah rasa sepi. Sepi itu terasa lebih dalam daripada kesendirian seperti angin yang merayapi keheningan, membawa pesan-pesan yang tak terucap.
Dalam gelapnya malam, kehampaan menjadi teman setianya. Meski sekelilingnya sunyi, suara-suara dalam dirinya berbicara dengan lantang. Dia menggali relung-relung emosinya yang tersembunyi, berusaha mencari pemahaman atas sebab-sebab sepi yang menariknya ke dalam jurang pikir yang tak pernah surut.
Mungkin, hanya dalam keramaian bintang-bintang yang bersinar di langit malam, dia dapat menemukan jawaban untuk meredakan kehampaan itu. Namun, untuk saat ini, ia terus memeluk sepi sebagai bagian dari malamnya, dengan harapan bahwa suatu saat, kehangatan akan kembali memeluknya seperti selimut yang memberi ketenangan.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Saved A Memory
Puisi[Narasi Berkala] [End] Di antara kenangan yang melambai di reruntuhan waktu, terdapat keindahan yang lembut dan abadi. Setiap ingatan adalah sehelai lukisan, diwarnai sentuhan emosi dan warna-warna pelangi masa lalu. Seperti bunga yang mekar di kebu...