**
Di bawah langit senja yang melukis warna-warna hangat di ufuk barat, aku memulai perjalanan pulang melalui jalan yang selalu tampaknya sungkan untuk aku tempuh, seperti sebuah lorong waktu yang penuh kenangan dan tanda tanya yang melintasi hamparan jalanan yang dihiasi oleh pepohonan berdaun gugur. Rindu dan nostalgia merajut benang-benangnya di sepanjang trotoar, sementara bayangan jalan itu sendiri menjadi seperti selembar kain yang terjatuh dari buku kenangan, menceritakan kisah-kisah masa lalu yang terpahat begitu indah di setiap batuannya.
Langkahku seperti terlambat, bergerak dengan ragu di antara lampu-lampu jalanan yang mulai bersinar, menciptakan coretan-cahaya di sepanjang jalan yang dulu penuh keceriaan. Pepohonan menggugurkan daun-daunnya, seolah-olah menitikkan serpihan-serpihan kisah yang pernah terjadi. Kabut senja menyelinap di antara bangunan-bangunan klasik yang memeluk jalan itu, memberikan nuansa mistis pada setiap langkahku, seolah-olah malam ingin ikut mencatat setiap detik perjalanan pulang ku.
Namun, di tengah semua nuansa melankolis itu, ada kehangatan dalam setiap langkah. Jalan pulang itu bukan hanya kumpulan kenangan yang tergores di trotoar atau dedaunan yang terbawa angin. Ini adalah kisahku, terukir dalam aspal yang kini menjadi saksi bisu setiap kali aku pulang, menemui rumah yang menyimpan sejuta cerita di balik pintunya.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Saved A Memory
Puisi[Narasi Berkala] [End] Di antara kenangan yang melambai di reruntuhan waktu, terdapat keindahan yang lembut dan abadi. Setiap ingatan adalah sehelai lukisan, diwarnai sentuhan emosi dan warna-warna pelangi masa lalu. Seperti bunga yang mekar di kebu...