09

4 0 0
                                    

Masih di hari yang sama, Ayas cs baru saja sampai di warung bang Asep. Ayas dan teman temannya turun dari motor melangkahkan kakinya menuju tempat duduk di depan warung mang Asep.

Oke kita ganti dari bang Asep jadi mang Asep aja ya.

"Yas, lo yakin gak mau ngobatin bibir lo?"tanya Refal khawatir.

Ayas menggeleng, "santai, besok juga ilang."jawab Ayas santai.

"Haaallooo eribadiii."sapa mang Asep yang melihat Ayas cs.

"Mau pesen ap-?ucapnya terpotong kalah dia melihat wajah Ayas cs yang kurang bersahabat.

"Wetttt wet wet, kunaonn atuh?..kok muka pada di tekuk semua?"

"maneh juga, kunaon? muka udah jelek makin di tekuk tambah gak kebentuk aja tu muka."canda mang Asep pada Abi.

"Pffft HAHAHAHAAHAHA-"tawa Ayas cs kecuali, Abi.

"Mang, jangan ngeledek saya atuh mang kasep."ucap Abi, sendu.

"Saya lagi lelah mang, lelah."drama Abi.

"Yasudah, mau pesen apa?"tanya mang Asep pada Ayas cs.

"Kaya biasa mang."ucap Ayas cs kompak.

"Siappp."seru mang Asep, lalu berjalan masuk untuk menyiapkan pesanan Ayas cs.

"Minggu ini tugas lo numpuk lagi Yas."Zaidan membuka suara, Ayas hanya berdehem.

"Kapan lo mau ngerjain?"tanya Refal, Ayas hanyan mengendikan bahu. Teman temannya hanya menggeleng.

"Mau sampe kapan lo kaya gini terus?"tanya Refal serius.

"Udah lah, ngapain di bahas."jawab Ayas malas, Refal berdecak sebal.

"Bi, bagi rokok."pinta Ayas, Abi pun langsung melemparkan kotak rokok pada Ayas.

Saat Ayas membuka kotak rokok...

Kosong

"Anjing."sebal Ayas sambil melempar kotak rokok itu kearah Abi, dan terkena bagian dadanya. 

"HAHAHAHAHAHA-"tawa Abi.

Ayas beralih ke arah Zaidan yang sudah mengeluarkan kotak rokok, lalu mengambilnya.

Masih dalam keadaan tertawa, Abi mengambil rokok yang sudah setengah dari sakunya dan menunjukan pada Ayas dan teman lainnya.

"Noh lo liat, rokok gua sisa segini."ucap Abi.

"Astaga Abi~"ucap Zaidan tak percaya, Abi hanya terkikik.

"Besok gua beliin satu bal."tambah Zaidan.

"Aw sayangg, kamu baik sekali."goda Abi menggunakan suara perempuan.

Bukan Abi tidak mampu membeli sendiri, hanya saja memang mereka sering membeli membagi satu sama lain. Perlu di ingat, mereka semua mampu.

Sisa hari itu mereka habiskan di warung mang Asep, setelahnya mereka pulang ke rumah masing masing.

***

Malam hari, di kediaman gadis cantik yang sedang menikmati malam dengan berdiri di balkon rumahnya. Rambut hitam panjangnya yang tergerai indah membuatnya tampak sempurna, dia Azallia Putri Adicahya.

Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu, tak lama dia membuyarkan lamunannya kala seseorang memegang bahunya dengan lembut.

"Sayang, lagi ngapain hum?"tanya sang ibu lembut.

AYASKARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang